Semakin Dekat

133 13 3
                                    

"Kapan? Pulang kuliah?"

"..."

"Tap..."

"..."

"Baiklah, Waalaikumsalam"

Gladys baru saja menutup telponya yang tak lain dari Zayn.
Hari ini Zayn mengajak nya untuk pergi ke sebuah butik, Jujur Gladys keberatan saat ingin menerima tawaranya itu, tapi Zain mengatakan bahwa mereka tidak hanya berdua tentunya, ada Umi juga disana yang ikut menemani.

Ya memang sekarang sudah tiga minggu setelah acara lamaran itu terjadi. Waktu berjalan begitu sangat cepat. Dari awal memang sudah di pastikan oleh kedua pihak keluarga bahwa acara pernikahan akan dilaksanakn sebulan kemudian.

"Sebentar lagi aku akan jadi seorang istri" Batinya.

***

Hari ini rencananya Hans akan pulang dari Amerika. Tentunya Hans tidak ingin ketinggalan momen bahagia adiknya itu.
Bagi ia adiknya itu segalanya, Gladys adalah bidadari yang harus ia jaga.

Tanggung jawab seorang kakak adalah melindungi. Sempat rasa sedih itu ada saat keduanya harus terpisahkan. Namun Hans berpikir bahwa kita sudah sama sama dewasa. Sudah saat nya untuk menjalankan apa yang harus dijalankan.

Rasa ingin selalu melindungi itu sudah pasti selalu ada, Dengan doa yang selalu ia panjat kan Hans yakin Allah akan menjaga dan melindungi orang orang yang ia sayang.

Kesibukan yang membuat Hans menjadi jarang sekali menghubungi kedua orang tua nya dan juga adik nya.
Hingga akhir nya Hans mendapat kabar bahwa adiknya akan segera menikah dengan teman sekampus nya. Awalnya Hans ragu dengan laki laki itu, Bagaimana ia bisa menjalankan rumah tangga dan menghidupi kebutuhan adiknya jika ia sendiri masih berstatus sebagai mahasiswa?
Namun dengan penjelasan orang tuanya sekarang Hans yakin bahwa laki laki itu pantas untuk adik nya.

Pukul 09.45 wib Hans sampai pada halaman luas yang banyak sekali dihiasi oleh bunga bunga yang sangat cantik. Dua mobil berwarna Hitam dan Putih terparkir rapi, Itu adalah mobil kedua orang tuanya. Satu mobil berwarna merah yang ia sangat hafal tidak ada disana, Menandakan sang pemilik tidak ada dirumah.

Dipencetnya tombol berwarna putih itu.

"Assalamualaikum ma.. Pa.."

Namun tidak ada tanda tanda orang tuanya datang untuk membuka kan pintu.
Hingga suara bel yang ketiga seseorang yang sangat di rindukanya menjawab salam nya dengan tampak yang sangat terlihat bahagia.

"Waalaikumsalam, Ya allah Hans ini kamu sayang? Apa kabar nak? Mama kangen sama kamu" Begitulah sang mama ketika menyambutnya, Hans tersenyum. Bahagia.

***

Panas terik sinar matahari berhasil membuat pelipis Gladys meneteskan keringat nya.
Sesuai perjanjian nya dengan Zayn hari ini Gladys akan pergi bersama nya, tidak lupa juga dengan umi nya.

"Kamu beneran ga mau pulang sama aku Nay?"

"Enggak dys, kan hari ini kamu ada janji sama calon suami mu yang ganteng itu" Goda Naya.

"Apaan kamu si Nay, Kalo kamu mau bareng sama aku juga ga papa kali, kan nanti aku bisa anterin kamu dulu baru ketemu sama Zayn"

"Haha baik banget sih mentang mentang mau nikah, Tenang dys nanti aku minta jemput papa kok." Terang Naya.

"Bener ya? Yaudah aku duluan kalo gitu. Hati hati kamu nunggu disini kali aja ada cowok nakal godain kamu haha"

"Dasar ngaco kalo ngomong. Hus sana pergi,udah ditunggu loh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pangeran SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang