[7] Hari Kedua Pacaran

932 101 11
                                    

vote dulu.
komennya jangan lupa.

🗻🗻

Hari ini Renan kembali ke sekolah. Ia masuk dengan senyum lebar dan wajah sumringah. Ia bahkan tidak terlambat datang ke sekolah. Seluruh penjuru sekolah juga akhirnya tahu akan hubungan Renan dan Alya. Siapa lagi kalau bukan Aurora yang melempar omongan dari sana dan sini. Gadis itu terlalu bahagia saat sahabatnya mendapatkan lelaki yang di sukai sejak dulu.

“Biasanya ya, Bar, kalau ada orang pacaran tapi nggak ngomong temennya tuh ciri-ciri pengkhianat." sindir Majendra sambil melirik ke arah Renan yang masih asik berkutat dengan gado-gado dihadapannya. Mereka sedang di warung belakang sekolah —maklum, mereka lagi-lagi bolos pelajaran.

“Udah sih, Ja. Sirik aja lo sama Re." Bara dengan bijak membalas perkataan sahabatnya.

Renan mengangguk setuju. Ia tersenyum penuh kemenangan saat Bara membela dirinya. “Dengerin Bara tuh!" sahutnya.

“Enggak usah besar kepala ya lo! Lagian mendadak banget lo bisa pacaran sama Alya! Lo mau kerjain dia ya?!" tuduh Eja penuh curiga. Berita jadian Re dan Alya itu memang cukup mengejutkan dirinya dan juga Bara.

Renan menatap Majendra datar. Tatapan mata lelaki itu kosong. Ia bisa saja mengucap kebenarannya, tapi Eja terlalu suka dengan Devina alias sang pacar yang juga merupakan sahabat Alya. Sekali gadis pujaan Eja itu bertanya tentang perasaan Re sesungguhnya, semua rencananya bisa dipastikan gagal.

“Ini masalah waktu dan hati, Ja. Lo nggak bakal tahu! Lo ‘kan bodoh!" balas lelaki itu pada akhirnya. Tawa keluar dari mulutnya bersamaan dengan tawa Bara yang juga ikut menertawakan Majendra.

“Sialan lo ya!"

“Daripada lo ngomong mulu, mending lo makan deh! Gue yang bayar! Pajak jadian nih."

Perkataan Renan itu mendapat tepukan meriah dari kedua sahabatnya. Pengalih perhatian dari lelaki tersebut sepertinya berhasil.

--

To : Alya

Aku tunggu di gerbang ya. Bawain tas aku sekalian, hehe.

Belum sampai lima menit pesan itu terkirim, Re sudah mendapat balasan dari pacarnya.

From : Alya

Iya, Re.

Setelah itu, ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Ia sudah berada diatas motor besarnya, lengkap dengan helm merah yang bertengger di kepalanya. Lelaki itu hanya menunggu bel pulang dibunyikan, lalu mengendarai motor sampai ke pintu gerbang sekolah.

Tet tet tett

“Alhamdulillah..." gumamnya lega.

Ia menunggu beberapa detik, barulah menjalankan motor keluar area dalam sekolah. Ia sekarang menunggu Alya tepat di sebelah gerbang besar SMA Harapan Bunda itu.

“Re!"

Renan menoleh. Menatap ke arah Alya yang tersenyum lebar saat melihat dirinya. Di tangan gadis itu terdapat tas hitam yang memang sengaja ia tinggalkan saat membolos. Ketika senyum pacarnya semakin melebar, hatinya tiba-tiba terasa sakit. Ia tidak bisa membayangkan hancurnya Alya kalau semua sudah berakhir.

MBB [3] : Bad Boy For a Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang