Chanyeol membidik seekor burung yang terbang beberapa meter di atasnya dengan kamera. Dia tersenyum bangga saat melihat hasil jepretannya. Objek dalam foto itu sederhana. Hanya seekor burung yang kebetulan lewat, dan langit biru yang samar-samar tertutupi ranting-ranting pohon beserta dedaunannya. Tapi di tangan seorang yang ahli dalam memotret seperti dirinya, objek seperti itu menjadi indah sekali.
"Udah lama banget gue nggak foto pemandangan alam kayak gini," ungkap Chanyeol senang sambil melihat hasil-hasil foto lainnya.
"Foto sih foto, tapi nggak di tengah hutan antah berantah juga kali," keluh Kai yang masih kesal karena ditarik paksa ke tengah hutan seperti ini. Padahal tadi dia ingin merokok saja dengan Tetet sambil menunggu sinyal pendeteksinya muncul. "Udah yuk, lur, balik."
"Ntar dulu lah. Mumpung udah di sini. Lo gamau gue fotoin? Lumayan buat update di Instagram. Biar feeds lo aesthetic."
"Gabutuh," tolak Kai singkat. Dia tidak peduli dengan keestetikkan atau apalah itu, dia cuma ingin segera kembali ke mobil.
Chanyeol tertawa lalu kembali memotret sekitar. "Lo kenapa sih? Takut ada yang muncul ya?"
Kai memutar matanya kesal karena temannya terkesan seperti meremehkannya. Padahal tadi di mobil, si caplang ini lah yang duluan panik. "Kayak lo tadi ga ketakutan aja. Gue masih kepikiran sinyal pelacak ke hp-nya Dio yang ilang. Gue takut mereka kenapa-kenapa."
"Tadi gue kaget cuma karena kebawa suasana aja. Lagian kalo udah menyangkut fotografi sih langsung hilang rasa takut gue. Kayak sekarang nih, hutan antah berantah pun gue jelajahi demi dapet foto bagus." Chanyeol membela diri. Tapi memang benar, rasa takutnya sudah hilang entah kemana tergantikan dengan keinginan menggebu untuk memotret pemandangan bagus.
"Yakin? Even misal lo lagi di rumah tak berpenghuni lo bakal tetep foto-foto?"
"Yakin." Chanyeol menurunkan kamera lalu menatap Kai lurus sambil tersenyum miring. "Bahkan kalau dikasih kesempatan buat foto tkp pembunuhan atau pembantaian massal pun dengan senang hati akan gue lakukan."
Hening. Hanya ada suara semilir angin yang menyentuh daun dan ranting pepohonan.
Kai menatap Chanyeol tak percaya. Bercandaan macam apa yang barusan temannya katakan? Tapi sepertinya ini bukan bercandaan karena Kai belum pernah melihat Chanyeol seserius ini. Kai seperti sedang melihat sisi yang lain dari sahabtanya. Chanyeol seperti seorang maniak dengan ketertarikan anehnya.
(*maniak= orang yang tergila-gila akan sesuatu sampai melebihi batas wajar)Cekrek
Kai refleks menutup wajahnya. "Apaan sih, anjir?!" bentak Kai saat tiba-tiba Chanyeol mengangkat kameranya kemudian memotret Kai tanpa permisi.
"Hahahaha kocak ngeliat muka lo serius banget. Gue becanda woy." Chanyeol terbahak. Ekspresi wajah Kai yang terlihat ketakutan sangatlah lucu. "Lagian nih ya, gue yakin mereka gaakan kenapa-kenapa. Emang lo kira ini kayak di film-film? Tiba-tiba tersesat di tengah hutan terus dihantui psikopat? Kitanya aja yang berlebihan."
Kai mendengus. "Terserah lo deh. Udah, ah. Yuk, balik!"
Kai melangkahkan kakinya, sedangkan Chanyeol masih asyik dengan kameranya. Terserah Chanyeol mau ikut atau tidak. Yang penting Kai ingin kembali. Baru beberapa langkah dia berhenti karena baru ingat kalau dia tidak tahu mana arah ke mobil Tiffany. Tadi dengan bodohnya mereka sembarangan masuk ke hutan tanpa menghafalkan jalan kembali.
Kai berdecak gusar lalu kembali membuka aplikasi life360-nya. Berharap aplikasi itu kembali kooperatif walau dengan sinyal minim. Seingatnya, Sehun dan Tetet juga menggunakan aplikasi yang sama sehingga jika sinyalnya muncul, posisi mobil Tiffany bisa ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Student Orientation (Horror) -- HunFany x K.idols
TerrorKetika pekan orientasi mahasiswa baru berubah menjadi mimpi buruk.