4. Tatapan Penuh Dendam

408 66 332
                                    

Sedang sibuk menata hidup (?) maaf baru up lagi sekarang. Pengen bisa daily lagi kayak waktu itu walau rasanya mustahil :')

Vommentnya yes, jangan numpang baca doang, hargai orang juga 


------------------



Dio menatap frustasi benda di genggamannya. Sesaat mereka kembali melanjutkan perjalanan—setelah insiden tabrakan ganjil yang terjadi—sinyal ponsel semua panitia kembali melemah. Bahkan hilang total, seperti sekarang. Alhasil Dio tidak bisa memberitahu rombongan Suho bahwa rombongannya—beserta panitia yang ada di mobil Tiffany—mungkin tidak akan bisa menyusul kesana hari ini.

Entah bagaimana ceritanya, mini bus mereka mendadak mogok di tengah hutan. Setelah dicek, ternyata ada salah satu ban bus yang robek besar. Di pandangan Dio, ini terjadi mungkin karena ban mini bus mereka tak sengaja mengenai bebatuan yang tajam pada jalanan off road yang mereka lewati. Tapi Taeyong berbeda pendapat.


"Kok gue ngerasa dari awal kita kayak ga dibolehin ngelanjutin perjalanan ini deh. Ada aja hambatannya," ujar Taeyong pada Dio kala itu.

Mendengar ucapan itu keluar dari mulut Taeyong, Dio hanya bisa mendengus.

Belum lagi saat ternyata dongkrak kendaraan yang seharusnya tersedia di bus ternyata tidak ada. Dio bilang itu hanya kelalaian supir dan pihak yang menyewakan transportasi. Sedangkan Taeyong semakin yakin kalau ini seperti telah diatur oleh sesuatu yang tak masuk akal.


Dio, si pemuda berotak cemerlang yang selalu berpikiran logis, tidak pernah percaya adanya kesialan, takdir, firasat atau apapun yang menyangkut hal-hal spiritual di dunia ini. Menurutnya, hidup ini dikendalikan oleh pilihan personal manusia atau murni terjadi kebetulan, bukan takdir atau apalah itu. Semua yang terjadi di muka bumi ini bisa dijelaskan dengan logika yang masuk akal.

Bahkan yang mereka sebut dengan setan dan Tuhan, baginya tidak ada. Ya, Dionisius Nugroho adalah seorang atheis. Maka kejadian aneh beberapa saat lalu ketika anak kecil yang mereka tabrak tiba-tiba menghilang pun tak lama-lama mengusik pikirannya.

Memang, awalnya dia kerap terkejut dan berpikir keras bagaimana hal aneh itu bisa terjadi. Tapi logikanya dengan cepat menutupi pemikiran itu. Sehingga sekarang, dia tak menganggap itu hal yang tak lazim dan berhubungan dengan kekuatan supranatural. Kejadian mogoknya mini bus mereka pun dia anggap kebetulan semata. Bisa dijelaskan oleh nalar.

Yang membuatnya pusing sekarang hanyalah bagaimana mengabari para panitia yang sudah lebih dulu ke tempat camping kalau mereka akan sangat terlambat, sekaligus mengkhawatirkan rombongan Sehun yang sekarang entah dimana.

"Yo, nih minum dulu." Joy menyodorkan sebotol minuman berkarbonasi kepada Dio. Terlalu larut dalam pikirannya, membuat Dio tak menyadari kehadiran Joy yang entah sejak kapan sudah di sampingnya.

Dio menyunggingkan senyum sekilas lalu menerima botol yang disodorkan Joy. "Thanks, Joy."

"Bus-nya gimana?" tanya Joy sambil membuka tutup botol minumannya sendiri.

Dio meneguk minumannya, tatapannya terarah pada mini bus yang terdiam tak jauh dari posisinya. Bersyukur karena bus mereka mogok di bagian hutan yang tak terlalu ditumbuhi pepohonan, sehingga mereka bisa membangun tenda untuk beristirahat sampai ban bus diganti. "Ya gitu. Belum bisa ganti ban-nya karna dongkraknya ga ada. Mau ga mau tunggu rombongan Sehun dateng. Semoga Tiffany selalu bawa dongkrak di mobilnya. Kalau ban-nya udah diganti, kita bisa lanjut lagi."

New Student Orientation (Horror) -- HunFany x K.idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang