1. Permulaan Mimpi Buruk

312 63 131
                                    

Fear sees, even when eyes are closed.

***

Pernah merasakan sesuatu yang terlihat asing namun terasa familiar?


Itu yang sekarang Tiffany alami. Entah bagaimana ceritanya Tiffany berada di suatu tempat dan situasi yang absurd. Apa yang dilihatnya sekarang seperti sedang menonton televisi yang beredar sebelum tahun 1970an, hitam putih.

Tubuhnya bergerak sendiri menuju suatu bangunan yang pada masa sekarang terkesan antik namun berdiri kokoh. Bangunan bertingkat 3 itu tampilannya sederhana, tidak lebar namun cukup memanjang. Gaya arsitekturnya kental dengan bangunan peninggalan masa penjajahan yang biasanya akan dijumpai di daerah Kota Tua, Jakarta.


Kaki-kaki Tiffany masih memaksanya bergerak masuk ke dalam bangunan itu. Keadaan terlalu hening atau mungkin telinganya yang terasa tuli. Hal pertama yang menyambutnya saat pintu besar bangunan itu dibuka adalah cairan kental yang Tiffany tidak tahu apa warnanya mengalir menyentuh ujung jari kakinya.


Dipimpin oleh instingnya, Tiffany memberanikan diri untuk mengangkat kepala dan menyaksikan pemandangan mengerikan dalam visual hitam putih. Dan Tiffany sekarang tahu, cairan tadi pastinya adalah darah. Lautan darah.


Mayat-mayat yang berlumuran cairan tadi berserakkan di atas lantai, ada juga yang tergantung pada dinding. Keadaan tubuh mereka mengenaskan. Seperti baru saja terjadi mutilasi massal, dan ini lebih barbar.

Terlalu terpaku akan kengerian itu membuat Tiffany telat menyadari sesuatu. Di antara puluhan mayat yang bergelimpangan, ada satu sosok yang berdiri di tengah-tengah ruangan. Sosok yang tadinya membelakangi Tiffany perlahan-lahan membalikkan tubuhnya.

Tiffany ingin berteriak tapi suaranya tercekat di dalam tenggorokannya sendiri. Kakinya bahkan tidak bisa digerakkan. Dan entah sejak kapan pintu di belakangnya telah tertutup.

Tiffany tidak bisa melihat jelas wajah dari sosok itu. Tapi yang jelas sosok itu tengah menyeringai lebar dan tiba-tiba sudah berada tepat di hadapannya.




"KETEMU!!"





Histeria Tiffany menyelubungi kamar apartemennya. Keringat dingin membanjiri sekujur tubuh. Matanya bergerak liar menganalisa keadaan sekitar, lalu bernapas lega setelah menyadari dia berada di kamar apartemennya. Tempat teramannya.

Tiffany mendudukkan dirinya sambil memejamkan mata. Saat berada di alam mimpi, dia tidak menyadarinya. Tapi sekarang dia ingat kalau itu mimpi yang sama seperti mimpinya minggu lalu. Bedanya, mimpi minggu lalu hanya sampai di saat dia tiba di depan bangunan asing itu saja. Namun hari ini hidup seperti tengah mempermainkannya dengan memberikan terusan dari mimpi mengerikan itu.

Kali ini Tiffany ragu menyebutnya sebagai mimpi ... well, ucapan sosok menyeramkan itu terdengar jelas di telinganya. Bahkan sampai sekarang masih terngiang-ngiang.


Gadis itu menggelengkan kepala, guna untuk menyingkirkan pikiran-pikiran buruk. Pasti mimpi buruk ini karena dia terlalu banyak membaca novel-novel misteri pembunuhan. Iya, pasti itu.

Waktu baru menunjukkan pukul 4 subuh. Tapi Tiffany sudah tidak bisa tidur lagi. Ditambah dengan langit yang kembali menangis, membuat seisi kamar Tiffany terasa lebih dingin dari biasanya. Hari ini adalah hari dimana pekan orientasi mahasiswa baru per-jurusan akan diadakan. Masih ada waktu 3 jam dari waktu keberangkatan namun Tiffany memutuskan untuk bersiap-siap agar tidak terlambat.

Tapi siapa sangka butuh waktu sekitar 2 jam lebih nyaris 3 jam untuk bersiap-siap? Bukan karena Tiffany terlalu lama membersihkan tubuh atau menggenakan make-up selayaknya perempuan kebanyakan. Hanya saja, entah bagaimana water heater shower-nya rusak. Padahal tadi malam saat Tiffany mandi, keadaannya masih baik-baik saja.

New Student Orientation (Horror) -- HunFany x K.idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang