Hari ini Alice mulai pindah ke gedung apartement wardrobe Haris. Dengan ruangan Haris hanya berbeda satu lantai. Apartementnya lebih kecil dari sebelumnya hanya ada tiga ruang ukuran kecil dengan penyekat. Ada kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu dan dapur yang satu ruangan.
Sekarang ia cukup sibuk memindahkan barang barangnya.
"Sini gue aja yang bawa album oppa oppa gue!" Alice menyahutnya ketika Zalfa membawakan kardus berisi koleksi album keluar truck.
"Lo belom kasih tahu Fabio?" Tanya Zalfa.
"Please gausah sebut bajingan yang kemaren gue liat dia lagi ke hotel sama cewe lain."
"Udah gue uda baikan sama Fabio, katanya nanti dia bakal kesini pulang dari luar kota" Jawab Alice berbohong.
"Fabio kemana?" Tanya Haris.
"Ke..." Alice berpikir untuk mencari alibi yang tepat. "Ke Bandung! ya ke Bandung"
"Ngapain?" Tanya Haris.
"Please ris stop ngasih gue pertanyaan tentang Fabio. Gue ga mau bohong kelamaan."
"Ada acara nikahan sepupunya." Jawab Alice cepat.
"Gue tau lo bohong lic, gue liat tadi di kampus" Batin Haris
Alice berbohong untuk apa? Agar sahabatnya tau bahwa ia sudah cukup dewasa menyelesaikan masalah hubungannya.
Terlalu sering Alice mengadu masalah hubungannya. Ia sadar bahwa ini adalah hubungannya, ia tidak mau dinilai oleh sahabatnya kalau dia gagal berhubungan.
Barang barang sudah ditata rapi di ruangan apartement baru Alice. Alice berharap ia bisa membuang kenangan buruk tentang Fabio.
Seperti kebiasaan yang turun menurun dari keluarga Alice mereka membagikan bubur ketan merah pada tetangga ketika mereka pindah, agar membawa berkah bagi rumah dan pemiliknya.
Tidak semua penghuni apartement diberi bubur beras merah hanya lima ruangan yang berada di lantai yang sama dengan ruangannya. Karena kehidupan apartement jauh berbeda dengan kampung dimana antar tetangga saling menyapa disini hampir semua introvert dengan penghuni antar penghuni lainnya.
"Oke ini rumah terakhir." Gumam Alice. Dimana rumah yang bersebelahan dengan rumahnya.
"Ting tong" Alice menekan bel pintu apartement tetangganya.
"Wait please" Seru penghuni dalam rumah.
"Tetangga gue bule nih?" Gumam Alice.
Pintu apartement terbuka.
"This is ketan red porriage for you because im your new neighboard." Ujar Alice cepat sambil menunduk karena tidak mau ada salah pengucapan yang akan membuatnya malu.
"Bisa liat punya mata kan?"
Suara itu, kata kata itu.
Alice mengangkat kepalanya dengan cepat.
"Lo?" Seru Alice tak percaya bahwa tetangga sebelahnya adalah orang yang membuat sudut matanya berdarah karena kaleng kola dan meludai sepatunya.
"Thank you my kindly neighboard" Ucapnya sambil tersenyum dan menerima bubur setelah itu menutup pintu aparapartement
Ya dia petugas kasir itu Daniel.
Alice masih membeku tidak percaya bahwa tetangganya adalah manusia yang menyebalkan, malah bersebelahan.
Pintu apartement kembali terbuka.
"Lo masih ngapain disini? nyari sumbangan?" Tanya Daniel sinis.
"Suka suka gue dong mau dimana aja, mau didepan rumah lo didalem kamar lo dikamar mandi lo" Jawab Alice kesal.
"Heh ngapain masuk masuk rumah gue segala," balas Daniel "Oh ya lo kan pembantu bayaran yaudah masuk bi' itu nanti piring cuciin ya"
"Cih!" Alice meludah didepan apartement Daniel sebelum kembali ke apartementnya miliknya.
"Kenapa sih gue punya tetangga macem dia please cukup Fabio aja yang bikin gue setress dengan berbagai sikap bajingannya." Dumel Alice sambil memasuki apartementnya.
Pagi ini Alice lebih merasa baik karena semalam menangis. Siapa lagi yang akan ditangisi jika bukan Fabio yang entah menghilang kemana saat ini semua sosial media milik Alice telah diblokir nya.
Alice lagi lagi membaca history chat dengan Fabio. Dan ujungnya air mata yang akan keluar. Akhir akhir ini Alice lebih sering menangis.
Mungkin benar kata Zalfa lebih menyakitkan jika semua itu dipendam sendirian. Tapi ia juga tidak bisa menceritakannya kepada sahabatnya. Ia membutuhkan orang lain untuk menampung ceritanya.
"Cukup lic, berhenti buat nangis! berhenti! berhenti!" Triaknya sambil memukul mukul boneka panda pemberian Fabio.
Satu jam sudah berlalu dan tangisnya masih pecah. Apa setiap perempuan seperti Alice? Mereka lebih sering menangis karena kekasihnya? Apakah kekasihnya ikut menangisinya atau malah bahagia disana?
gimana ceritanya?
kalian tim mana? Alice×Fabio, Alice×Haris, Alice×Kang daniel?
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaan Hayo?
RomanceBaca aja gaperlu di deskripsiin, karena cerita gabisa dilihat dari covernya aja -Alice Baca aja dulu siapa tau lo suka sama ketampanan gue -Daniel Gaperlu dideskripsiin kepo? baca ceritanya bukan deksripsinya -Fabio Author mah asal nulis ini mah -H...