Daniel membolak balik kan tubuhnya diatas ranjang. Ia tidak bisa tidur. Padahal ini sudah hampir jam sembilan pagi masih saja ia ingin memuaskan hasratnya untuk kembali ke alam mimpi.
"Aaaah!" Daniel berteriak dan bangkit dari ranjangnya. Ia menyerah untuk menidurkan dirinya sendiri.
Suara tangisan perempuan di ruangan sebelah membuatnya sedikit terganggu. Tidak bukan sedikit, tapi menggangu sekali apalagi perempuan sebelah terus mengeluarkan ingusnya dengan suara yang menjijikan.
"Gue ga bisa gini terus, harus gue samperin" Katanya sambil berjalan keluar dari apartementnya.
"Ting tong ting tong" Bel apartement Alice berbunyi.
"Siapasih ganggu suasana aja"
"Ya bentar sabar" Triak Alice kesal karena acara galaunya sedang diganggu, dan yang paling parah belnya terus terusan berbunyi. Bisa rusak belnya.
Alice membuka pintu.
"HAHAHAHA" Tawa Daniel meledak dihadapan Alice.
"Apa?" Alice mengernyitkan dahinya melihat Daniel tertawa sendiri.
"Gue yakin itu bukan moinsturizer," Katanya sambil tawanya semaki terbahak bahak.
"Apaan sih!" Tanya Alice kesal sudah diujung tanduk.
"Ingus lo netes"
"Hm?" Alice terkejut, segera ia mengambil tisu yang tak jauh dari posisinya dan mengelapnya.
"Kenapa?" Alice megeluarkan ingusnya melalui tisu, "srootttt"
Terlihat dari tampang Daniel bawah ia sedang jijik melihatnya.
"Judes, jorok untuk cantik." Batinnya.
"Lo jijik?" Tanya Alice polos.
"Kaga gue ga jijik sama ingus lo, cuma gue jijik sama muka lo"
Jleb.
"Damn!"
"Lo ngapain kesini?" Tanya Alice sambil melotot.
"Ingus lo belom bersih tuh" Kata Daniel sambil mengintip hidung Alice.
"Serah lo!" Seru Alice sambil masuk kembali dengan membanting pintu apartementnya.
Ia segera berlari terbirit birit ke cermin.
"Mana sih ingusnya orang udah ga ada, sialan."
Pikiran Daniel terbang kemana mana terutama pikirannya fokus pada tetangga sebelahnya. Ia tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang tetangganya. Bahkan sampai sekarang ia tidak mengetahui namanya siapa, mungkin tetangganya juga tidak tahu siapa namanya.
"Kayanya dia barusan nangis matanya bengkak banget sama seperti gue ketemu pas di minimarket." Daniel menebak nebak.
"Kayanya dia juga sensitif mudah nangis tapi dia gamau orang tahu kalau dia lagi sedih."
"Gue tertarik"
"Tertarik untuk mengetahuinya, mengenalnya, dan mempermainkannya."
"Lama banget sih gocar gue" Keluh Alice. Ia menunggu didepan loby gedung apartementnya.
Sekarang pukul setengah sepuluh pagi Alice masuk kelas kuliah pukul sepuluh. Belum lagi Alice harus mengantarkan barang bawaanya kepada tempat jasa pengiriman barang, ya barang barang dari customer online shopenya. Belum lagi jakarta macet.
"Tin.." klalson mobil sedan keluaran terbaru mengagetkan Alice. Jika Alice tidak siap siaga mungkin kardus yang dibawahnya akan jatuh.
Jendela mobil yang gelap perlahan terbuka menampilkan sang pemilik mobil yang menggunakan kacamata hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaan Hayo?
RomanceBaca aja gaperlu di deskripsiin, karena cerita gabisa dilihat dari covernya aja -Alice Baca aja dulu siapa tau lo suka sama ketampanan gue -Daniel Gaperlu dideskripsiin kepo? baca ceritanya bukan deksripsinya -Fabio Author mah asal nulis ini mah -H...