4

8 0 0
                                    

"kami pulang."

hallirena dan zerina yang mendengar suara keempat adik nya langsung berlari ke arah pintu.

"pulang juga akhirnya.darimana aja sih kalian?kakak cemas nungguin kalian gak pulang-pulang."omel zerina.

keempat nya nyengir

"hehehe...maaf kak tadi ada sedikit hama yang harus kami basmi."

"hama?."tanya hallirena memandang heran kearah adik-adiknya.

keempat nya mengangguk.

zerina menghela nafas lega"yaudah sekarang masuk kekamar and mandi okay."

keempat nya membuat gestur hormat lalu pergi ke kamar masing-masing.

kedua kakak paling tua itu memandang satu sama lain.

tap tap tap

larvena turun dengan santainya seolah tak terjadi apa-apa menghampiri kedua kakak nya yang diam melihatnya.

larvena mengernyitkan dahinya heran"kalian kenapa ngeliatin aku gitu?."

"dek,mata kamu-"tunjuk zerina ke arah mata larvena yang tiba-tiba saja berwarna senada.

"mataku kenapa?."tanya larvena yang seperti nya belum mengerti keadaan.

"itu mata kamu kenapa dua-dua jadi warna kuning?."hallirena kembalin bertanya.

"lensa."jawab larvena singkat padat dan jelas.

kedua nya manggut-manggut.

larvena kembali berjalan menuju pintu keluar.

"heh...heh mau kemana?."tanya sang kakak tertua.

"luar."

"mau ngapain.?."

"cari udara segar."

"jangan lama-lama pulangnya."

"hm,aku pergi ya."

BLAM

pintu di tutup oleh si bungsu kedua kakak nya hanya geleng-geleng dengan sikap sang adik yang begitu pendiam.

"itu anak mirip banget sama kakak waktu kecil."

pernyataan zerina membuat si sulung langsung mendelik tak terima.

"dia kan adek kakak jadi mirip dong sifatnya."bantah hallirena

zerina memandang datar ke arah hallirena lalu beranjak kedapur sambil mengatakan.

"dia juga adek aku kak.".

☆☆☆☆☆

kaki ramping larvena melangkah dengan santai di rumput basah karena hujan.

manik kuningnya yang kosong itu memandang lurus ke depan.

karena lelah larvena memutuskan untuk istirahat di sebuah taman yang terdapat satu pohon yang rindang.

earphone nya terpasang indah di telinga nya.

rambut yang di ikat dua bentuk ekor kuda itu terbang karena angin sepoi-sepoi bersamaan dengan poninya.

alunan lagu yang merdu itu mampu membuat bibir larvena terangkat mengikuti irama lagu yang dimainkan.

aishiteru banzai

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEVEN WINGS GIRL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang