#3

8.4K 1.1K 229
                                    

Kim Taehyung hanya segera berlari serampangan keluar dari kamar hotel. Menaiki taksi yang mungkin bisa dibilang satu keberuntungan besar yang dapat ditemui pada jam 03.15 dini hari.
Persetan dengan penampilan berantakan, yang ada dalam benaknya saat itu hanyalah pulang untuk segera berlari dan merengkuh jantung hatinya, belahan kasihnya, dan seutuh dunianya. Pikirannya terlampau semrawut hingga akalnya tidak lagi peduli dengan teriakan sang Tuan yang dikebanyakan hari selalu dielu-elukan melebihi kepatuhannya pada seorang Raja.

Pemuda itu meminta sopir taksi menurunkannya diujung gang sempit pinggiran kota. Lantas kembali melangkah cepat menyusuri jalan sepi yang entah terasa begitu lebih mencekam dari biasanya. Tidak ingin berfikir macam-macam, Taehyung kian mempercepat langkah supaya segera tiba dikediamannya. Sebab suasana hatinya tidak cukup baik untuk memikirkan hal-hal tidak penting yang hanya akan menjadikannya semakin kalut.

Dari kejauhan, Taehyung semakin mempercepat langkah nyaris berlari sembari menggigit bibirnya gusar begitu hazelnya menatap lampu temaram dalam kamarnya; dari luar jendela. Yang mana menandakan bahwa si penghuni rumahnya masih terjaga. Lalu ketika kaki-kakinya mulai menapaki satu persatu anak tangga menuju rumahnya, Taehyung hanya mampu meremat jemari dalam kepalan tangannya. Ditengah kekalutannya, ia merogoh kunci apartemen dari saku celana, menelusupkan pada lubang kunci dan memutar serampangan hingga pintu terbuka.

Dan Taehyung bergegas lari mendekati satu gadis cantik yang terlihat menimang penuh kasih seorang balita yang tengah menangis keras dalam gendongannya. Melantunkan lagu-lagu penenang berharap bocah dalam gendongannya berhenti menangis dan segera kembali tidur seperti hari-hari biasanya.

"Apa yang terjadi?"

Adalah hal pertama yang Taehyung tanyakan ketika dirinya berada disebelah gadis tersebut.        
Ibu dari si balita tampak terkejut mendapati kedatangannya, akan tetapi jelas ia terlalu khawatir pada keadaan anaknya untuk sekedar memarahi Taehyung yang sempat membuatnya terkejut.

"Tidak tau, awalnya sudah tidur, tetapi saat kutinggal menyelesaikan tugas skripsiku, Nayoen tiba-tiba kejang, lalu menangis keras dan memanggil-manggil namamu."

Taehyung segera mengambil alih balita tersebut dari gendongan ibunya. Mencium dan menimang sembari menahan genangan air mata diretinanya. Melihat Nayoen menangis sebegini histeris cukup menjadikannya hancur bagai kepingan puzzle yang dibanting dan dilempar serampangan hingga saling kehilangan pasangan.
"Ssstt, tenang sayang, tenang."

"D—daddy,"       Nayeon mencicit pelan disela isak tangisnya begitu mendengar suara sang ayah. Kedua tangan mungilnya terulur melingkari leher kokoh Taehyung untuk kemudian bergelayut manja disana.

"Iya, daddy disini, jangan menangis lagi."         Bagai sebuah mantra penenang, balita itu menurut untuk kemudian menumpu kepala diatas bahu kiri sang ayah.            "Sudah malam, tidur yaa."         Lanjut Taehyung yang mana dibalas anggukan dari buah hatinya.

Masih pada posisi berdiri, Taehyung menggoyang tubuhnya kekanan kiri dengan Nayeon yang semakin tenang dalam gendongan. Berharap balitanya segera kembali terlelap untuk menyusuri mimpi indah, tidak lagi merasakan kesakitan yang yang semakin mengurungnya. Akan tetapi dipertengahan lantunan penghantar tidur yang dirapal dari bibirnya, Taehyung terpaksa menghentikan lagu ketika mencium bau anyir diikuti sesuatu hangat terasa merembes diarea bahunya. Menjadikannya lemas luar biasa ketika gadis dibelakangnya berteriak histeris memberitau bahwa hidung Nayeon keluar banyak darah.

Tidak ingin membuang banyak waktu, Taehyung lantas berlari serampangan dengan Nayeon dalam gendongan. Membiarkan ibu dari balita tersebut turut mengekor dibelakang karena tidak cukup tenaga untuk mengimbangi kemampuan lari Taehyung. Tujuannya rumah sakit, tidak ingin gegabah yang bisa saja berakibat fatal karena Nayeon terlambat mendapat pertolongan.

ANOMALY ㅡ kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang