#8

3.7K 480 51
                                    


"Taehyung, maaf. Aku tidak bisa."

Mengernyit heran atas penolakan yang Nancy berikan. Taehyung lantas bangkit untuk kemudian mendudukkan diri ditepi ranjang. Wajahnya diusap kasar dengan raut penuh pertanyaan.           "Kenapa?"       Tanyanya kemudian. Lantas kepalanya menoleh tepat kearah gadis yang dicintai, menatap lembut namun terkesan menuntut.

Sayangnya hanya gelengan yang ia dapat sebagai jawaban. Nancy hanya balas menatapnya dalam diam, sebelum akhirnya menoleh membuang pandangan.             "Aku, aku hanya lelah. Seharian mengerjakan skripsi, ingin tidur lebih awal."           
Nancy menjawab seraya membenahi selimut dan membenarkan posisi tidur membelakanginya.           "Selamat malam, Taehyung."
Kemudian hening.

Diposisinya, Taehyung masih menatap Nancy dalam diam. Merasakan nyeri diulu hati setelah mendapat penolakan. Sedikit banyak ia sadar, jika akhir-akhir ini gadisnya mulai banyak berubah. Menjadikan pikirannya rancau. Tidak tau lagi harus berbuat apa supaya Nancy tetap nyaman bersamanya. Bahkan sampai keduanya resmi menjadi pasangan suami istri dan hidup bahagia menjadi keluarga kecil bersama Nayeon, seperti impiannya sejak lama.
"Selamat tidur, sayang."          Bisiknya tepat setelah memberi ciuman sayang pada kening Nancy.
Setelahnya, Taehyung bangkit dan berjalan keluar kamar dengan langkah lesu. Berupaya tidak mengusik tidur Nancy dengan suara sandalnya, ia melangkah berjinjit. Tujuannya adalah kamar sikecil Nayeon.

Begitu pintu kamar dibuka, hatinya menghangat tiba-tiba kala menatap kedamaian diwajah lelap putrinya. Dua hari lalu, dokter memberi informasi bahwa kondisi Nayeon semakin hari semakin memburuk. Dan para dokter tidak tau harus berbuat apa dengan anak sekecil itu. Untuk operasi, usianya masih terlalu kecil.

"Nayeon sayang, kamu harus kuat ya, Daddy selalu disini, disamping Nayeon. Kita berjuang sama-sama, ya sayang."

Maka air mata Taehyung meluncur begitu saja dihadapan wajah pulas Nayeon. Tangisan tulus dari lubuk hati yang terdalam untuk putri yang dikasihi. Bagi Taehyung Nayeon sudah sama halnya putri kandungnya. Tidak pernah memandang balita itu sebagai anak tiri atau bahkan anak haram dari Nancy. Sebab cinta Taehyung tulus untuk mereka berdua. Untuk Nayeon dan Nancy, dua perempuan yang ingin ia bahagiakan hingga akhir.




.


.


.





"Hei Taehyung, kau belum tidur?"

Keluar dari kamar Nayeon, Taehyung disambut basa-basi dari ibunya yang tampak duduk didepan televisi. Sepertinya Hyuna baru saja pulang, ia bisa melihat dari pakaian yang dikenakan masih sama dengan yang ia lihat terakhir saat bertemu diclub beberapa jam lalu. Berdehem pelan sebagai jawaban, lantas menolehkan kepala kearah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah dua malam. Kepalanya sedikit pusing, akan tetapi matanya masih terang benderang yang bahkan masih sanggup untuk tidak tidur dalam kurun waktu dua atau tiga jam kedepan. Insomnia. Hal biasa yang selalu ia alami setiap pikirannya kacau.
"Aku keluar sebentar."

"Okay, jangan lupa cari perempuan kaya raya yang bisa kau nikahi secepatnya."


Taehyung hanya memejam matanya kuat-kuat guna menahan emosi yang nyaris meledak. Ia tau Hyuna brengsek, tetapi entah kenapa ia masih saja nyaris terpancing emosi setiap kali mendengar ucapan asal dari mulut ibunya tersebut. Tanpa sepatah kata, ia bergegas melangkah keluar sembari membanting pintu depan agak kencang. Sengaja dilakukan supaya ibunya paham bahwa ucapan asal-asalannya sangat menyakitkan.






.


.


.






ANOMALY ㅡ kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang