#9

3.9K 491 91
                                    

Pagi hari sekitar pukul sembilan, Taehyung berdecak sebal kala tidur pulasnya diganggu dering ponsel berulang kali. Serampangan, tangan kanannya meraih ponsel yang ia ingat sempat diletakkan diatas nakas kamar hotel tempatnya menginap. Panggilan masuk dari nomor rumah, menjadikannya mengernyit panik seraya menggeser layar dan menjawab sapaan dari seberang. Hingga sepersekon setelah sapaan terdengar, ia hanya segera melompat dari ranjang seraya mengenakan pakaiannya sembarangan. Ditengah kepanikan, sebelah tangannya begitu lihai menyahut dompet seorang wanita yang menjadi partnernya semalaman. Kemudian mengambil lembaran won dengan jumlah tidak sedikit dan mengembalikan ketempat semula.
Panggilan dari Nayeon. Dapat ia dengar begitu jelas, suaranya gemetar diikuti tangisan tersedu. Mengatakan banyak hal yang sayangnya tidak dapat ditangkap nalarnya. Yang dapat ia pahami dari ucapan putrinya hanyalah permohonan supaya dirinya segera pulang. Sekarang.
Tidak tau kekacauan apa yang sedang terjadi diapartemen, yang jelas ia mengerti bahwa ini bukan masalah sepele.

Taehyung sudah lebih dulu memberikan uang pada sopir sesuai tarif sebelum kakinya menjejak tanah menuruni taksi dan melangkah cepat memasuki gerbang apartemen. Sedikit berlari untuk segera memasuki lift, menekan angka sesuai no kamar yang ia tempati, hingga pintunya terbuka tepat didepan kamarnya. Maka ia segera melangkah keluar dan menekan password dengan gerakan tergesa hingga pintu kamar terbuka.

Begitu pintu kamar kembali ditutup dan terkunci secara otomatis, Taehyung merasa hatinya hancur melihat sang putri menangis tersedu bersandar pada kaki meja. Ruang tamu berantakan, barang-barang berserakan serta terdengar teriakan saling bersahutan dari dalam kamar Nancy. Maka kakinya melangkah mendekati Nayeon, mendekap dan membawa dalam gendongan untuk kemudian membawanya menuju sumber keributan.

"Dasar perempuan jalang, pelacur, tidak tau diri! Kau bisa seperti ini karena anakku! Kau bisa kuliah, bisa makan enak, tidur nyaman, anakmu yang sekarat bisa berobat itu karena anakku! Karena kerja keras Taehyung, dasar tolol perempuan kotor, hina, tidak punya otak!"            Taehyung yang terkejut dan segera menarik tangan ibunya yang tengah digunakan untuk memukul kepala serta memberi jambakan pada rambut panjang Nancy.      

"Hei,hei, ada apa?!"          Menurunkan Nayeon dari gendongan, Taehyung berdiri tepat ditengah-tengah ibunya yang melotot dengan sorot mata memerah tanda amarah membuncah, serta Nancy yang juga balas menatap Hyuna dengan sorotnya penuh ancaman keberanian meski isak tangisnya tak juga reda.
"Nancy?"

"Apa?! Mau membela jalangmu? Bela saja! Bela saja perempuan tolol itu, kau juga sama kan, kalian sama-sama tolol!!"             Maka Taehyung hanya memejam mata erat upaya menahan tempramen. Tidak ingin emosinya tersulut dan membuat permasalahan semakin runyam tanpa ada titik terang.

"Hanya jawab, ada masalah apa sampai kalian bertengkar seperti ini?"           Suara Taehyung terdengar begitu lembut dan penuh kasih sayang. Seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya satu-satunya sosok pria didalam rumah yang harus bisa melakukan hal terbaik untuk keluarga.

"Aku mau pergi dari sini, Taehyung, aku tidak bisa tinggal disini lagi."         Suara Nancy gemetar ketika mengutarakan keinginannya hengkang dari apartemen, yang mana segera dibalas gelengan kepala dari Taehyung. Karenanya, Nancy segera menjatuhkan diri dilantai seraya menunduk dan menangis sesenggukan.Menjadikan Taehyung tidak tega dan turut menunduk sebelum akhirnya menumpu tubuh dengan lutut dihadapan ibunya.

"Bu, tolong jawab, ada apa?"            Memohon hingga berlutut supaya sang ibu menjawab pertanyaannya, Taehyung rela membuang seluruh egonya demi gadis yang dicintai setengah mati. Menggenggam kedua tangan Hyuna dan mencium punggung tangannya halus sekali.

"Jalang brengsek itu mengataiku mucikari, siapa yang tidak marah? Kau terima ibumu dimaki seperti itu, hah?!"
Lagi, Taehyung memejam mata, kemudian menolehkan kepala menatap wajah sembab Nancy yang tertunduk dibelakangnya.                  "Nancy, sayang, benar seperti itu?"            Mencoba memastikan kebenaran, sebab dari sudut hatinya, Taehyung tidak percaya gadis yang selalu bersikap lemah lembut dihadapannya sanggup berkata demikian. Bahkan ia berpikir, ibunya sedang mengada-ada. Hanya ingin memperburuk hubungannya dengan Nancy karena ketidaksukaannya pada gadis itu.

ANOMALY ㅡ kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang