STORY 3

26 4 0
                                    


"WITH YOU"


Sudah 8 tahun persahabatan ini berjalan, sedih senang suka duka kita lewati bersama, tapi hal yang tidak biasa mulai terjadi dalam persahabatan ini. Pertamanya aku menyangkal omongan orang-orang tentang tidak adanya persahabatan yang real antara laki-laki dan perempuan, namun sepertinya kali ini aku harus mengakui bahwa itu ada benarnya.

Selama 8 tahun ini, kita melaluinya dengan seperti biasanya, namun kali ini memasuki usia pertemanan 8 tahun 6 bulan rasa yang tidak aku harapkan muncul begitu saja seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai berpikir apakah akan ada perubahan dalam persahabatan ini, akankah persahabatan ini berakhir sampai disini bila aku mengutarakan isi hatiku padanya?, akankah dia menjauh dan pergi dariku, karena aku mengingkari janji persahabatan kami. Memikirkannya saja membuat hatiku sesak.

Cerita singkatnya, pada malam minggu kami bertemu di taman pusat kota untuk sekedar mengisi waktu liburan semesteran kami. Aku saat itu hanya berpikir bagaimana caranya memberitahunya tentang perasaanku, tapi benar kata orang sangat susah untuk melaksanakan apa yang ada dipikiran kita. Hari itu tidak seperti biasanya, entah mengapa suasananya sangat tidak bersahabat dengan keadaan yang kurasakan saat itu. Suasana diantara kami malam itu sangat canggung, namun aku memberanikan diri untuk melihatnya dan mencoba untuk mengajaknya berbicara.

Beberapa saat kemudian aku memberanikan diriku untuk mulai berbicara serius dengannya, pertamanya dia menanggapiku tidak begitu serius, namun saat diriku tidak sengaja keceplosan mengatakan bahwa aku menyukainya lebih dari sekedar sahabat. Ini sebenarnya sedikit membuatku de javu sedikit mirip dengan mimpi yang aku alami sebelumnya, dia menatapkan dengan pandangan yang tidak dapat dibaca, tapi kemudian dia tertawa mengatakan apa aku sedang berusaha membuat joke receh, tentu saja perasaanku saat itu sangat kecewa dan kacau. Aku saat itu hanya berpikir untuk mengubah topic pembicaraan itu atau mengakhiri pembicaraan itu sampai disitu dan pulang, akhirnya aku memilih opsi kedua, aku mulai mencari alasan untuk mengakhiri pertemuan ini dan langsung pulang, sampai dirumah aku langsung menuju ke kamar dan menghempaskan tubuhku di kasur yang empuk tanpa melepas sepatuku. Aku berpikir saat itu benar-benar hari yang buruk.

Selama lebih dari dua minggu terhitung dari pertemuan kami yang terakhir di malam itu. Dia sama sekali tidak pernah memberi kabar padaku begitupun sebaliknya. Tapi ini sedikit bagus sehingga aku memiliki waktu untuk berpikir ulang tentang perasaanku padanya.

Tepat saat bulan juli dihari ulang tahunku, aku mendapatkan surprise dari keluarga besarku. Tapi entah mengapa walaupun keluargaku semuanya berkumpul perasaanku masih terasa hampa, mungkin karena tidak ada dirinya. Selama berminggu-minggu aku berpikir dan dapat dipastikan bahwa perasaanku untuknya tidak main-main aku benar-benar menyukainya, tapi dengan tidak ada kabar darinya membuatku berpikir apakah dia berusaha untuk menjauhiku dan menyudahi persahabatan ini, bahkan sebelum ini saat disekolah kita tidak saling bertegur sapa, itu sempat membuatku menangis karena memikirkannya. Kemudian aku menceritakan semua masalah persahabatanku dengan ayahku, karena aku lebih enjoy curhat segala hal dengan ayahku tetapi terkadang juga dengan ibuku. Ayahku adalah pendengar yang baik jadi bila aku curhat dengannya maka dia akan mengeluarkan kata-kata penenang untukku yang dapat membuat beban di pundakku terasa ringan. Balik lagi saat acara ulang tahunku, aku sangat menantikan kehadirannya namun dirinya tak kunjung datang. Tepat saat jam 9:30 pm, seseorang datang kerumahku dengan membawa kantong plastik besar, aku tidak tau dia siapa, sepertinya umurnya lebih tua dari ayahku. Setelah aku mengambil kantong plastik itu aku mengucapkan terima kasih pada orang itu, sesaat aku baru menyadarinya, kemudian aku mengejar orang tadi dan bertanya siapa yang memberikan ini untukku, tapi dia malah memberitahuku bahwa dia juga tidak tahu, kata orang itu pengirimnya hanya berpesan setelah membuka plastik itu silahkan baca surat yang ada pada kotak didalamnya.

Setelah sampai di kamar aku terburu-buru membuka kantong plastik itu tanpa menghiraukan kado-kado yang diberikan keluargaku. Ternyata setelah ku buka isinya adalah sebuah kado sebesar telapak tanganku, aku berpikir dasar tidak ikhlas, kantong pelastiknya sangat besar tapi isinya hanya ini, iiissshhh sungguh menyebalkan, tapi walaupun begitu aku melanjutkan membuka kado itu dan alangkah terkejutnya aku mendapatkan sebuah kalung berinisial huruf D, kemudian disampingnya ada sebuah surat dan untuk ketiga kalinya malam ini aku terkejut, itu benar-benar membuat senyumku terbit diwajahku, ternyata yang mengirimiku kado ini adalah dia, dan inti dari surat yang dia tulis untukku adalah berisi segala harapan untuk diriku kedepannya dan terselip tulisan kecil disampingnya yang memberitahukan untuk bertemu dirinya di taman sekolah, malam itu dihari ulang tahunku aku tidur dengan tenang dengan senyum yang terus mengembang diwajahku.

*SKIP*

Saat jam istirahat pertama aku menemuinya di taman sekolah, aku menolehkan kepalaku kekanan dan kekiri tapi aku tidak melihat dirinya atau siapapun di taman ini, semuanya sepi, tapi ketika ku lihat keatas tepat digedung sebelah timur lantai dua ada seorang laki-laki tersenyum kearahku, tanpa menyipitkan mataku aku sudah tahu bahwa itu dia, aku bingung mengapa dia berada disana sedangkan dia menyuruhku ketaman. Setelah aku melihatnya aku melambaikan tanganku untuk menyuruhnya turun kebawah, tapi dia menggeleng dan memberitahuku untuk menoleh ke sebelah kanan, betapa terkejutnya aku saat melihat begitu banyak laki-laki yang mengitariku, aku tahu itu semua teman sekolahku, tapi untuk apa mereka semua di sini. Aku kembali melihat padanya dan mengernyitkan dahiku tanda bertanya, tapi dia memberiku isyarat untuk menoleh kekanan lagi, aku mengangkat satu alisku saat semua teman-teman lelakiku memegang bener atau sepanduk kecil bertuliskan "tolong maafkan aku and I miss you so much", aku menoleh lagi padanya dan hanya dibalas senyuman dan sebuah seringai kecil diwajahnya menambah kadar ketampanan pada dirinya. Dia memandangku lekat kemudian dia berteriak mengatakan " aku tahu aku tampan jangan sampai air liurmu keluar, itu akan sangat memalukan nantinya" uhhhh itu sangat-sangat dirinya mempunyai kadar kepercayaan diri yang besar walaupun itu memang benar. Setelah berkata seperti itu dia mengisyaratkan padaku untuk menoleh kekiri dan aku terkejut dan menutup mulutku ketika semua teman perempuan satu angkatanku ada disana dan membawa sepanduk setengah besar bertuliskan "WOULD YOU BE MY GIRLFRIEND?".

Pertamanya aku bingung ada apa ini, biasalah kalok situasi kayak gini suka lola, jadi aku mengalihkan perhatianku dari sepanduk itu dan melihat ke lantai dua, tapi dia sudah tidak ada di sana saat aku melihat kelantai tiga dia juga tidak ada disana, namun saat aku melihat ke lantai satu tepat didepanku dia keluar dari gedung dan berlari kearahku dengan tergesa-gesa, setelah dia sampai didepanku dia berdiri dengan tegap menghadapku, dan menunjukkan tangannya yang ada di balik punggungnya, ternyata dia memberikanku coklat favoriteku.

Aku senang kemudian dia memelukku dan membisikkan kata-kata manis dan mengutarakan permintaan maafnya, dan terakhir dia berkata menanyakan apakah aku mau menjadi pacarnya, aku berpura-pura berpikir membuatnya menunggu lama, tapi tidak lama kemudian aku menganggukkan kepalaku yang membuat senyum cerah terbit di bibirnya, kemudian dia memelukku lagi dan mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu angkatan kami karena sudah membantu dirinya, sebelumnya dia berkata maaf tidak memberitahumu bahwa aku juga menyukaimu, dan menyepelekan ucapanmu waktu itu, dan alasanku menjauhimu dan mencoba untuk mengabaikanmu adalah untuk mengetahui keseriusan perasaanku padamu, sehingga aku tidak akan bimbang dan jawabannya telah ku lakukan hari ini.

Begitulah akhirnya dari kejadian itu aku mendapat semua jawaban yang aku pikirkan saat dia mulai mengalami perubahan setelah malam liburan kami itu. Dan aku menyadari saat dia tidak ada dengan ku maka semuanya hampa. Maka dengan bersamanya semuanya terasa lengkap dan penuh mengisi semua yang ada dalam pikiran dan hatiku.

Satu lagi cerita picisan yang aku buat dari pemikiran picisan yang aku punya, namun ini cukup sweet kan?. Tunggu cerita selanjutnya. jangan lupa voment ya!

Eleftheria's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang