Kembali lagi dengan part kelanjutan. Ini masih basi-basi jadi nikmati saja ^^
***
"Oppa tadi bilang Haraboji? Apa dia di sini? Mencariku? Untuk apa? Kau tidak melaporkannya kan?"
"Entahlah, yang penting tak ada hubungannya denganku. Cepat pergi, jika tidak Haraboji akan memarahiku", Yunho mendorong Hana menuju taman belakang.
"Haraboji.. aku sudah membawakan Hana, sekarang Haraboji akan memberiku uang saku kan?"
Hah? Dasar, oppa-ku yang satu ini. Jadi aku hanya dijadikan sebagai tumbal. Pantas dia terlihat rapi, dia pasti akan berkencan dengan Boa unnie.
"Oh Hana, cucuku tersayang. Kenapa kau baru pulang?", Haraboji mendekat dan memeluk Hana.
"Memang ini jam pulangku. Mungkin Oppa saja yang membolos."
"Hoy hoy, apa aku tidak dianggap di sini? Dan, Hana, jangan menuduhku sembarangan"
"Yunho, memangnya kau mau pergi kemana. Berkencan lagi o? Kenapa kau tidak membawanya ke rumah saja supaya hubungan kita lebih dekat."
"Siapa yang akan berkencan? Aku ada 'bisnis' dengan Il Woo dan Jin Young, Haraboji."
"Kalian mau kemana? Boleh aku ikut?" tanya Hana penasaran. Mereka bertiga pasti bermain-main lagi.
"Tidak bisa. Kau harus menemani Haraboji kita tercinta."
"Sudahlah Yunho, jangan ganggu adikmu terus. Ini, jangan untuk macam-macam dan kalian harus makan malam bersama di rumah. Dan jangan lupa besok ada rapat di perusahaan."
"Baiklah-baiklah.. Haraboji bisa memastikannya pada Il Woo. Trimakasih, Haraboji. Aku sangat mencintaimu" Yunho oppa memeluk haraboji dengan manja.
Aish. Jika para fans oppa melihat ini, mereka pasti akan kabur.
"Bagaimana tadi sensasi menyetirnya, Hana?" Oppa pergi dengan wajah berseri dan menjulurkan lidah padaku.
Ha? Dia melihatnya? Dan mengatakan di depan Haraboji. Mati saja aku. Hana melirik Haraboji. Dan tak ada perubahan pada wajahnya. Aman.
Haraboji dan Hana menuju taman belakang mereka duduk di bangku panjang yang menghadap taman secara menyeluruh, di samping bangku itu ada ayunan kayu yang biasanya Hana pakai untuk tidur saat dia masih kecil.
"Hana, berapa umurmu tahun ini?" tanya Haraboji.
"Haraboji tak mengingatnya? Coba tebak"
"Tentu saja Haraboji tau, kau cucu perempuan satu-satunya. Haraboji hanya ingin memastikan. Dua puluh dua, bukan?"
"Yup, benar," Hana tersenyum dan memberikan senyum pada haraboji. Tingkahnya benar-benar seperti anak kecil.
"Kau masih saja seperti anak kecil. Baiklah, besok temani aku ke Daegu"
"Daegu? Untuk apa?"
"Haraboji ingin bertemu dengan teman-teman Haraboji untuk terakhir kalinya."
"Haraboji! Jangan berkata seperti itu. Kalian akan selalu bertemu setiap hari"
"Hha.. Hana-ya, jangan berpikiran sempit. Maksudku, sekarang Haraboji sudah tua, tidak mungkin berpergian terus, aku sudah terlalu tua. Atau kau mendoakan aku cepat mati?"
"Haraboji.." Hana hampir menangis. Dia memeluk kakeknya untuk menutupi wajahnya yang hampir menangis.
Percakapan antara kakek dan cucu ini berakhir dengan tangis dan tawa. Hana masih berpikir untuk apa dia dibawa ke Daegu. Jika hanya untuk bertemu teman-teman kenapa harus membawa dirinya. Apa ini berhubungan dengan bisnis. Setau dia jika bisnis, ini akan berujung pada tiga saudara prianya bukan dirinya. Apapun tujuannya dia akan datang ke acara perkumpulan kakek nenek lanjut usia yang seharusnya tidak di hadiri kaum remaja sepertinya. Kenapa jika hal yang membosankan selalu menimpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You?
FanfictionJung Hana, cucu perempuan satu-satunya, di jodohkan dengan Cho Kyuhyun yang sudah mempunyai kekasih. Mereka berdua sama-sama menolak karena sudah punya orang terkasih. Pernikahan dilakukan, tapi tak semudah itu. Kontrak tetap diberlakukan. Kehidupan...