Tap. Tap. Tap. Bunyi panah mengenai papan targetnya. Tiga anak muda kini sedang bermain dart. Hana tampak sangat serius mengarah targetnya. Dia masih kesal dengan kenyataan yang harus dia terima. Siwon hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keseriusan Hana. Hana sudah selesai dengan gilirannya. Beberapa mengenai pusat papan target. Jika sedang marah dia bisa melakukan apapun dengan sempurna.
Sementara itu di sisi lain, Kibum sedang tidur-tiduran di sofa. Wajahnya dia tutupi dengan komik kesukaannya. Dia benar-benar lelah dengan semua rutinitasnya. Kebetulan hari ini jam kuliahnya tidak banyak dan tak ada urusan apapun di perusahaan, jadi dia memilih tidur di markas.
Markas ini adalah sebuah rumah kecil yang di desain sedemikian rupa oleh Hana untuk memenuhi kebutuhan Hana, Kibum, dan Siwon. Mereka membeli sendiri semua yang ada di markas ini dari propertinya sampai rumahnya, bahkan ada rumah pohon di halaman belakang. Mereka sudah merencanakan ini semua sejak sekolah dasar.
Bagaimanapun keinginan Kibum untuk beristirahat dengan tenang tidak akan terwujud jika dia membawa tunangannya, Sherin.
“Oppa, lihat ini, lihat ini. Apakah cocok untukkku?” tanya Sherin yang mulai mencocok-cocokan pakaian pada tubuhnya.
“Ehm” jawab Kibum yang masih tertidur dengan wajah tertutupi buku.
“Bagaimana dengan ini?”
“Cantik” jawab Kibum dengan malas.
Merasa tidak diperhatikan Sherin merasa kesal, “Oppa, lihatlah aku sebentar saja”
“Jagi-ya, aku sedang menjadi pangeran tidur. Aku benar-benar lelah. Jangan ganggu aku, eo. Apapun yang kau gunakan itu pas di tubuhmu. Lakukan saja dengan Hana atau Siwon. Jika kau mau membangunkanku..” Kibum menunjuk-nunjuk bibirnya.
“Aish. Kau ini benar-benar mesum. Sudah-sudah, sana tidur. Tak usah bangun lagi” kesal Sherin.
Kibum hanya tersenyum dan melanjutkan mimpi indahnya.Tanpa mereka sadari, kelakuan mereka dilihat oleh Hana dan Siwon.
“Apa kalian lihat-lihat?” tanya Sherin sinis.
“Tak apa-apa. Kalian benar-benar sangat cocok,” yang pasti itu nada menghina. Mereka kembali ke runitas masing-masing.
“Oh ya, ngomong-ngomong, akhir pekan ini kalian pergi Daegu?” Sherin bersandar pada meja bilyar.
“Iya, memangnya kenapa? Kau menanyakan hal yang sama dengan Jin Young. Bukannya kau juga ikut?”
“Ye... aku punya teman,” Sherin memeluk Siwon erat membuat lemparannya meleset dari sasaran.
“Ya! Lepaskan. Kau membuatku gagal. Kau terlihat senang sekali. Ini kan hanya 'reuni' para kakek-kakek tua.”
“Oppa bilang haraboji juga akan menjodohkanku. Dan kemungkinan besok aku akan dipertemukan dengan calonku. Sebenarnya Jin Young juga tapi ada urusan perusahaan yang mendadak.”
“Uwoo.. Uri Hana sudah dewasa. Aku penasaran siapa calon iparku ini.” Kibum tiba-tiba bangun dan bergabung.
“Ya! Aku sedang bicara tentang PERJODOHAN. Itu bukan hal yang normal.”
“Itu normal saja di lingkungan keluarga seperti kita, Hana-ya” jawab Kibum santai.
“Akh.. Terkadang aku sebal kenapa aku lahir di keluarga pengusaha. Bagaimana perasaanmu coba jika dijodohkan?”
“Aku? Aku senang-senang saja karena Sherin yang menjadi jodohku. Iyakan, Jagi?”
“Terserah. Aku masih marah denganmu,” jawab Sherin tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You?
FanfictionJung Hana, cucu perempuan satu-satunya, di jodohkan dengan Cho Kyuhyun yang sudah mempunyai kekasih. Mereka berdua sama-sama menolak karena sudah punya orang terkasih. Pernikahan dilakukan, tapi tak semudah itu. Kontrak tetap diberlakukan. Kehidupan...