PART 7

36 1 0
                                    

Cahaya matahari memasuki ruangan kamar yang bernuansa berwarna ungu. Di dalam kamar tersebut terlihat seorang cewek yang sedang terlelap dalam mimpi indahnya. Dia sangant kelelahan setelah kejadian yang telah dia alami kemarin malam.

Tidak lama kemudian cewek tadi mengerjap ngerjapkan matanya yang pertanda dia sudah keluar dari dalam mimpi indahnya.

" Hoaaammm.... sudah jam 05.45" ujar Alexia.

Xia langsung bangun dari tempat tidurnya, kemudian dia membereskan tempat tidurnya.
Setelah merapikan tempat tidurnya dia langsung membersihkan badannya dan langsung merapikan dirinya.

Merasa dirinya sudah rapi, Xia pun turun dari kamarnya manuju ke ruang makan untuk sarapan bersama dengan keluarganya.

" Selam... ngapain lo disini?!! " bentak Alexia kepada seseorang remaja cowok yang sedang duduk di salah satu kursi meja makan.

" Ya mau jemput lo lah mau ngapain lagi " jawab Alex santai.

" Gue bukan anak TK lagi yang suka dianter jemput, gue udah besar dan gue bisa berangkat sendiri gak butuh sama jemputan lo itu " ujar Xia jutek.

" Xia kamu gak boleh bicara seperti itu sama tunangan kamu" ucap papa Xia.

" Tap.............." kata Xia tapi dipotong oleh Mama Xia.

" Udah turutin aja kata kata papa kamu, sekarang kamu duduk dan segera sarapan nanti kamu bisa terlambat ke sekplah kalo gak cepet sarapan " suruh Mama Xia.

" Iya ma " jawab Xia dengan malas.

setelah beberapa menit kemudian.......!!!!!

" Ayo cepet dong makannya, nanti gue bisa telat " ujar Xia kepada Alex.

" Iya iya, bisa sabar gak, tante om saya sama Xia mau berangkat dulu ke sekolah ? " pamit Alex.

" Kalian jangan naik mobil, lebih baik kalian naik angkot aja " suruh mama Xia kepada mereka berdua.

XIA POV....

Aku melongo. Ngangkot? Ya emang sih, gue kalau ke sekolah ngangkot kalo gak ngangkot ya jalan kaki. Gue gak masalah kok kalau musti ngangkot dan musti jalan kaki dulu sebelum sampai ke halte.

Aku sih gak papa kalo ngangkot sendiri. Tapi kalau sama si tiang listrik ini....., say to no that.

Gue melirik Alex yang sepertinya terkejut mendengar kata kata mama. Ow..., pasti nih orang anak konglomerat yang gak pernah ngerasain betapa menderitanya naik angkot kota Jakarta.

Skiiippp...

Aku melirik Alex yang sedang berjalan di belakangku. Ingatanku melayang saat bus tadi. Itu bukan pertama kali aku naik bus umum.

Entah takdir Tuhan atau gue yang lagi ketimpa sial berturut turut. Tak ada satu pun Busway yang mau lewat. Padahal, gue udah jadi warga yang baik dengan nunggu bus sialan itu di halte.

Kalau gak kepepet dan ingat jam
pertama ada ulangan matematika, gue pilih dateng telat atau bolos sekalian ketimbang naik bus umum. Sama si TIANG LISTRIK LAGI.

Udah sesak, gak dapet tempat duduk pula. Gue yakin kalau parfum yang gue pake udah berganti aroma.

Nyaris aja gue terhempas ke jalan kalau Alex gak langsung meraih lenganku. Iya sih, memang diselametin lagi. Tapi, masak dipeluk terus sampai turun ? Memangnya gue ini cewek apaan?

Tarikan Alex menyeretku ke alam sadar.

" Lo itu..., ngapain sih narik gue terus. Gue ini bukan magnet " Gue menepis tangannya kasar.

My Love Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang