bagian 5: kecewa

42 2 0
                                    

-RAISA POV-

Kubaca rangkaian kata bermakna indah yang lelaki itu tulis untukku, dalam secarik kertas yang dibalut amplop warna biru. Tak terasa ada perasaan aneh menjalar dalam hatiku ketika membaca pernyataan darinya. Bibirku menyunggingkan senyum lesung pipit yang menjadi ciri khasku.

Lelaki itu adalah Arfha Raditya Pamungkas, sesosok lelaki idaman semua perempuan. Pertemuanku dengannya  berawal setelah pementasan tari di sekolah. Awalnya aku hanya sebatas tahu bahwa dia seorang kapten tim basket di sekolahku. Hingga kemudian ia memperkenalkan dirinya saat mengembalikan gantungan kunciku yang hilang dan ternyata dialah orang yang menemukannya.

Rupanya itu bukan pertemuanku yang pertama dan terakhir dengannya. Suatu hari dimana hujan turun dengan derasnya, aku kembali di pertemukan dengannya. Suara petir yang menggelegar seakan menggertak orang-orang yang mendengarnya. Akupun berlari dan meneduhkan diri di sebuah emperan kios. Karena aku membawa sepeda dan melupakan jas hujanku. Aku benar-benar payah soal ingat-mengingat!

Ternyata hampir 1 jam aku meneduh untuk menunggu hujan mereda. Awalnya hanya suara gemericik hujan yang beradu dengan permukaan jalan yang mendominasi suasana saat ini. Hingga kemudian kudengar keluhan seseorang yang juga sedang meneduh tak jauh dari tempatku.

" yaelah, gimana mau pulang? Pasti kesorean malah makin deres lagi. " ocehnya merutuki kesialannya saat ini karena hujan malah semakin deras saja. " Nggak baik loh memaki hujan, hujan itu nikmat entar Tuhan marah lo." Sahutku menjawab keluhan yang terlontar dari mulut seorang lelaki yang tak lain ialah Arfha. Iapun menoleh  kearah tempatku berada. Kulihat ada raut keterkejutan diwajahnya. Dia sangat lucu dengan ekspresinya itu, tak kusadari senyumku mengembang.

Sekian detik berlalu dengan keheningan, hingga kemudian kudengar ia membuka suara " Raisa kamu lagi nunggu dijemput. " tanyanya padaku yang sukses memecah kecanggungan yang terjadi. "Aku naik sepeda, lupa nggak bawa jas hujan jadi neduh disini. " ucapku seraya tersenyum tulus padanya. Kulihat dia diam  terpaku ketika melihatku tersenyum, ada apa dengannya?!. Kulambaikan tanganku didepan wajahnya seraya memanggil namanya, tapi ia masih betah dengan lamunannya.

"Kamu kenapa, fa?" Suaraku membuat kesadarannya kembali. " i..iyaa,, saya nggak papa kok, Raisa saya boleh minta ID line kamu?." Senyumku mengembang melihat dia salah tingkah seperti tadi, dia benar benar manis. Oh tidak! Ada apa denganku ?!
Akupun mengangguk, kemudian mengambil kertas dalam ranselku lalu  menuliskan ID lineku disana dan memberikannya kepada Arfha.

"Terima kasih ya." Katanya tulus padaku. "Iya, oh ternyata kita keasyikan ngobrol sampe hujannya udah reda,yaudah aku duluan ya fa, sampai jumpa."Pamitku padanya seraya beranjak  dari tempatku.
Dia pun mengangguk sebagai jawaban.

Setelah moment itu ,malam harinya Arfha mengirim pesan kepadaku.
Kling...
Aku yang saat itu sedang sibuk gladhi bersih karena untuk 3 hari kedepan ekskul tari tampil di TMII dan aku juga ikut berpartisipasi, sehingga tak segera membalas pesan itu.  Setelah selesai aku pun mengambil benda pipihku itu di dalam tas. Seketika senyumku terbit, melihat siapa yang mengirim pesan itu.  Akupun mengetik  beberapa sebagai sebuah balasan.
From :arfha
Raisa?
Ini aku arfha.

To: arfha
Maaf baru balas, iya fa.

Walaupun hanya sesingkat itu, entah mengapa aku merasa senang sekali. Aku harap ini awal yang baik untuk aku dan dia, SEMOGA.  Lamunanku buyar setelah mendengar suara bariton lelaki yang tak lain adalah suara Alex.
"Sa, lo pulang bareng gue apa nggak?" Tawarnya padaku.
"Nggak deh makasih aku dijemput bang Rega, maaf ya"tolakku padanya karena hari ini bang Rega berjanji menjemputku.
"Its oke gapapa, aku duluan ya sugar". Pamitnya padaku jangan heran jika dia memanggilku seperti itu, karena kami telah bersahabat sejak SMP dan kami pun sering ikut lomba seni.

               🌼🌼🌼🌼🌼🌼

3 hari yang lalu adalah hari paling melelahkan tapi semuanya terbayar dengan decak kagum penonton yang mengakui dan mengapresiasi kemampuan kami. Hari ini aku dan semua anak ekskul tari kembali ke kota tercinta. Sekitar pukul 18.00 wib aku sampai di rumah setelah menghabiskan sisa dispensasi oleh sekolah dengan berbelanja oleh oleh untuk orang dirumah.
Selesai membersihkan diri dan sholat isya' akupun beranjak pada kasur empukku yang sudah 2 hari tidak tersentuh olehku.
 "Aahh, aku rindu kalian" kataku bermonolog dengan kasur dan tentu saja boneka boneka yang tertata rapi disana.
Kubaringkan tubuhku sekedar melepas penat dan akupun teringat . "Apa kabar dengan arfha ya?" Aku tersenyum membayangkan sosok lelaki itu.
Kuraih handphone yang ada di nakas. Kubuka aplikasi hijau dan mengetikkan sesuatu disana.
To: arfha
Maaf ganggu, arfha boleh temenin aku ke toko buku besok?.

Itulah pesan yang kukirimkan pada Arfha. Aku menunggu balasan darinya.

From: arfha
Iya nggak papa kok, boleh jam berapa?
Aku tersenyum bahagia membaca pesan balasan darinya. Akupun mengetik lagi pada benda berlayar tipis itu.

To: arfha
Pulang sekolah aja gimana? Terimakasih fa.^-^

From: arfha
Ok sama sama. Sampai jumpa besok raisa.

To: arfha
sampai jumpa arfha.

Setelah ngobrol dengan arfha lewat chat akupun merapatkan selimutku dan bersiap untuk tidur.
" selamat malam fa,see you." Ucapku sebelum memasuki alam bawah sadarku.
               🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Aku mematut wajahku didepan cermin. Hari ini aku sengaja tidak menguncir rambutku. Kuraih tas biru dongker kesayanganku dan bersiap berangkat ke sekolah bersama kakakku.
Tiba di koridor sekolah aku melihat arfha. "Hai fa" sapaku padanya disertai senyum manis yang kupunya.
"Eh ,hai sa" jawabnya terlihat gugup .. aku terkikik melihat tingkahnya benar benar manis.
"Nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran ya, see you. Akupun melambaikan tanganku seraya meninggalkannya menuju kelasku karena sebentar lagi pelajaran hari ini akan dimulai. " see you " jawabnya lalu kulihat di tersenyum bahagia.
  
               🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Aku dan arfha telah sampai di toko buku. Beberapa menit aku telah mengabaikan lelaki itu karena buku buku menarik perhatianku darinya.
"Sa, kamu suka baca buku ya?" Tanyanya padaku dengan menggaruk tengkuknya yg kurasa tidak gatal. Aku tahu ia sedang mengalihkan perhatianku yg sedari tadi mengabaikannya..maafkan aku fa ^^batinku
" iya, bosen ya jalan sama aku? Bukannya kemana gitu malah ke toko buku."Tanyaku padanya.

" enggak kok. Aku juga suka baca buku tapi malas ke toko buku." Pernyataannya barusan membuatku sedikit heran.

" kalo mau aku bisa kok nemenin kamuu ke toko buku, ya 1 minggu sekali, mungkin?  Tawarku padanya yang membuatnya senang.
 " dengan senang hati"
Kami pun tertawa bersama.
 

                🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Selesai bercengkrama dengan beberapa buku , Arfha mengantarku pulang ke rumah.
"Makasih untuk hari ini. Nggak mau mampir? Tawarku setelah mengucapkan terimakasih padanya karena telah mengantarku. " iya sama-sama , lain kali aja ya sa." Tolaknya ramah mungkin karena ini sudah sore.
"Sa, besok aku jemput boleh?" Pertanyaanya membuatku berbalik dari posisiku yang memunggunginya.
"Boleh, kalo nggak ngerepotin kamu, see you fa."jawabku dan kemudian aku tersenyum padanya.
               🌼🌼🌼🌼🌼🌼

 Halo gaess😆 yang masih setia dengan ceritanyoo bang arfha 😘
Aku update lagi nih ... sorry banget baru bisa muncul lagi 😅 kemarin kemarin sibuk persiapan UNBK sampe pas tempurnya, its okee
dari mantengin buku setebal bantal dirumah kalian dan sedikit ngemilin rumus buat camilan sore sore 😂 nggak lah yaw akoo cuma becanda biar semuanya ngerasa kangen sama  aku ☺ buat kalian yang udah baca thanks 😍 kalian the best
Lope you gaess😚
Jangan lupa vommentsnyoo yess... aku butuh respon kalian gimana ceritanya? Bagus, lumayan bagus,ato nggak bagus bagus amat ? Siapa si bagus sebenarnya? :v

 Salam

Herculezus
Yang lagi sibuk
(mepe gabah) 😂tapi nyempetin update😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang