bagian 1

83 10 3
                                    

TRENGGALEK '2010

  Masa SMA adalah masa dimana aku merasakan lika-liku  kehidupan yang sebenarnya, bukan hanya soal pelajaran yang memusingkan  tapi tentang indahnya persahabatan dan juga cinta. SMA telah mengenalkanku banyak pengalaman kehidupan, kesedihan atau kebahagiaan bahkan keduanya yang datang secara bersamaan.
   Cinta bisa membuat semuanya berubah, dari yang benci menjadi suka, dari yang awalnya pintar menjadi bodoh hanya karena cinta, dan itupun yang sekarang sedang menimpaku.
  Ini kali pertama aku merasakan sesuatu hal yang asing  dalam diriku. Aku merasakan hal-hal aneh, seperti tersenyum sendiri dengan hanya melihat seseorang tertawa bahagia. Awalnya hanya rasa keingintahuan yang sangat,  lalu kemudian timbul perasaan candu dalam diriku. Entahlah?! mereka bilang ini jatuh cinta, aku belum bisa menyimpulkan seperti yang mereka katakan.
     Namaku Arfha raditya Pamungkas. Siswa kelas XI Ipa di SMA 1 karangan. Sebagai seorang kapten tim basket di sekolah, aku tergolong cowok most wanted, bukannya menyombongkan diri. Ini terbukti saat aku tengah bertanding basket di lapangan, banyak berjajaran cewek -cewek cantik yang berebut untuk memberiku minuman dan menjadi suporter alayku. Tapi aku selalu berusaha untuk tidak menghiraukan mereka. Sehingga ada yang menyebutku seorang yang dingin dan anti cewek.
  Selama ini aku memang tak pernah berfikir tentang makhluk paling rumit di dunia baca: perempuan . Selama setahun di SMA pun hanya aku habiskan untuk bergelut dengan setumpuk buku penuh rumus yang berjajar rapi di rak perpustakaan. Selain itu,waktuku hanya aku habiskan untuk latihan basket dan bermain game bersama nicho. Wah benar- benar memalukan aku ini sebagai seorang cowok the best di sekolah dengan hidup yang tak berliku itu.
    Tapi semuanya itu berubah ketika aku bertemu dengan seorang gadis, Raisa Maheswari namanya. Gadis yang menawarkan rasa dalam hidupku yang awalnya terasa hambar itu. Apakah ini yang dimaksud jatuh cinta? Mama bilang ini hanya rasa suka yang tak akan bertahan lama atau biasa di anggap sebagai cinta monyet, tapi aku rasa ini bukan sekedar cinta monyet seperti yang mama bilang.
    Yang aku tahu ini lebih dari rasa itu saja, aku bahagia melihat semua yang dia lakukan,dari  melihatnya tersenyum, marah,malu dan tertawa lepas telah membawa sebuah kebahagiaan yang membuncah dalam diriku.
Rasa  itu datang begitu saja tanpa bisa aku jelaskan. Berkali aku mencoba untuk mengabaikan rasa itu tapi ternyata hari demi hari rasa itu semakin tak besar.
    Rasa itu berawal saat aku bertemu dengannya. Saat itu akan diselenggarakan acara besar di sekolah. Sebuah kegiatan wajib  tahunan disekolahku, yang diisi dengan pentas seni dan perlombaan berbagai cabang olahraga.
   Aku mulai mengenalnya kala ia sedang menjadi sosok gadis penari yang cantik. Dengan keanggunan tarian yang ia bawakan membawa sebuah  rasa ketertarikan dalam diriku muncul. Dia sangat mempesona dengan gerakan lemah gemulainya itu,selendang merah  yang terpasang di pinggang  sebagai property dalam tariannya,membuatku menjulukinya menjadi gadis selendang merahku. Untuk pertama kalinya aku mengakui bahwa aku telah menyukainya.

Semenjak saat itu aku berubah menjadi seseorang dengan tingkat kekepoan yang sudah akut. Setiap hari aku selalu menyurvey setiap kegiatan yang Raisa lakukan. Cinta bahkan telah membuatku menjadi seperti petugas sensus yang menyurvey setiap rumah, benar -benar amazing bukan?!.
   Informasi yang  kudapatkan melalui hasil  survey  yang kulakukan selama ini. Raisa adalah penari terbaik dalam ekskul tari, sekretaris OSIS ,juara 3 paralel  kelas XI Ips,dan yang menarik lagi dia adalah calon pacar dari Arfha raditya Pamungkas. Dan cinta telah membuat kadar kepedeanku meningkat.
   Hari ini aku sangat bersemangat ke sekolah. Pukul 6.15 aku telah sampai di sekolah. Ya walaupun biasanya aku datang sekitar jam itu, sehingga Nicho teman sebangkuku selalu mengejek bahwa aku telah menjadi seperti pak Sardi yang selalu berangkat pagi untuk membuka gerbang sekolah.
     Hari ini akan ada pagelaran pentas seni di sekolah. Dan aku harus menontonnya, padahal jadwal latihan basketku sangat padat karena beberapa hari lagi aku akan mengikuti tournamen bergengsi "DBL"di Malang. Tapi aku harus menonton pentas seni itu, karena Raisa si gadis pujaanku akan tampil disana.
   Pukul 8.00 akhirnya pagelaran tersebut dimulai aku mengambil tempat 2 bangku dari depan karena dideretan bangku terdepan telah dipenuhi cowok-cowok yang kuterka sebagai fans dari gadisku itu. Musik pun mulai merebak di gendang telingaku beberapa detik kemudian sesorang yang kutunggu muncul.
   Dengan balutan kostum khas penari, rambut yang digelung rapi telah membuat Raisa semakin menawan. Tak jarang cowok -cowok ganjen yang tak malu untuk mengutarakan kekagumannya pada Raisa menyenandungkan sorakan yang membuatku muak mendengarnya.
   Kelincahan dalam setiap gerakan tubuh gadis itu tidak dapat diragukan lagi. Hingga tak terasa persembahan tersebut telah berada didetik terakhir. Sorakan dan tepuk tangan dari penonton memenuhi ruangan, untuk memuji indahnya penampilan gadis itu.
   " fa, buruan latihan basket. Dipending dulu dong liat gebetannya " suara Nicho telah merusak kebahagiaanku saat ini." Iya iya,ganggu aja lo, nggak bisa apa liat temen sendiri bahagia?" jawabku ketus karena kesempatanku untuk berkenalan dengan Raisa terancam gagal.
  Aku harap ini bukan sekedar kebetulan. Aku menemukan gantungan kunci dengan miniatur penari cantik di depan kelasku , kuperhatikan benda itu dan ternyata dibelakangnya terdapat  ukiran tulisan yang kupikir adalah nama  pemiliknya "Raisa M". Bahagia yang membuncah menguasaiku. Akan aku gunakan kesempatan ini untuk bisa berkenalan dengan gadis itu.
     Sepulang sekolah aku berniat untuk mengembalikan gantungan kunci ini kepada Raisa. Tepat di parkiran sekolah aku bertemu dan berkenalan dengan Raisa. Jajaran motor yang terpakir rapi menjadi saksi pertemuan kami."hai Raisa bukan? " kataku  dengan menahan kegugupanku untuk memulai percakapan. "Eh hai, iya aku Raisa. Ada apa,ya? " suara merdu gadis itu telah membuatku semakin gugup saja." Eh kenalin aku Arfha kelas XI ipa4 , ini tadi aku nemu di depan kelasku,  punya kamu kan?" Sambil kuulurkan benda itu kepadanya. "Oh iya, makasih ya fa, tadi aku sempet cari tapi nggak ketemu."jawabnya ramah. Satu lagi fakta yang baru aku tahu darinya bahwa Raisa gadis yang ramah. Aku berharap ada kebetulan-kebetulan lain yang kemudian aku sebut takdir.
        🍁🍁To be continue 🍁🍁

Holaaa,, daku kembali lagi nih, untuk melanjutkan cerita yang nanggung kemarin.😊
Masih dengan keterbatasan ide yang mampir dan bersemayam dalam sanubariku 😂
Maaf apabila typo bertebaran karena akyu hanyalah manusya yang taq luput dari kesalahan :v
Untuk kalian yang udah baca atau  nambahin cerita ini reading list  kalian atau yang mampir liat doang 😂, thankyou so much 😃
Kutunggu vote and commentnyooo.  Happy reading guys 😊😊
matur suwun 😘

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang