Jangan berubah.

36 7 0
                                    

Barra terdiam di koridor sekolah di bangku panjang yang berada disana. Beberapa kali dia memetik gitarnya dengan asal-asalan. Entah lagu apa yang telah dia mainkan rasanya begitu kosong tanpa cerita. Tiro resek yang melihat Barra terdiam mempunyai ide gila, dengan membawa baskom kecil dan sapu yang entah mengambil dari mana. Mereka bernyanyi begitu penuh ekspresi lagu C.I.N.T.A milik D'bagindas itu membuat Barra melihat mereka dan dia memetik gitarnya mengikuti mereka. Tanpa mereka perdulikan tatapan anak-anak lain yang melewati koridor. Mereka terkenal dengan anak-anak yang nggak bisa diam dan selalu membuat onar disekolah.

Ketahuialah, seperti itu membuatnya benar-benar bahagia. Sejenak dia melupakan masalah yang dia alami. Sebenarnya mereka itu ingin menggoda Barra namun, dia malah ikut menggila jadinya nggak jadi. Lisa yang melihat merasa ada kebahagian dia hatinya namun, dia harus pahami satu kali lagi. Bahwa dia mungkin harus pergi dan menghilang dalam hidup Barra.

"Lis, ayo pulang"ucap Bella yang membuatnya hanya mengangguk pelan.

mereka berjalan ke arah halte, sejak tadi Bella mengoceh namun, tak ada sedikitpun respon dari Lisa. Dan membuatnya terdiam sepanjang jalan, ini rasa bersalah atau takut kehilangan dirinya.

"Lis"ucap Bella menepuk pundaknya pelan.

"Iya"

"Gue rasa lo lagi mikir sesuatu, Barra ya"

"Nggak"

"Lis, lo jangan bohong. Dosa tahu"ucapnya setengah tersenyum.

"Gue nggak tahu dia itu sehebat apa?dia bisa mengalihkan pandangan gue dari seorang iqbaal "ucapnya yang tetap menatap pria itu.

"Elah, Barra lo sama kan iqbaal jauh kali Lis. Sepertinya lo suka ya sama Barra, inget dia itu pacar teman lo eh salah mantan teman sebangku lo"

"Apa sih?"

"Dih, pipinya merah kaya tomat"

Lisa hanya tersenyum tanpa dia sadari Barra melihat dan merasa ada yang berbeda dengan mereka. Keadaan atau perbedaan yang membuat jarak mereka begitu jauh. Lisa ditarik Bella untuk mendekat ke mereka, sebenarnya Bella ingin ketemu sama Tara.

"Hemm Tara"sapa Bella yang membuat semua menatap mereka berdua.

"Peaknya kambuh ni"guman Lisa yang membuat Bella menyenggol lengannya cukup keras."Apaan sih"kesal lisayang melirik Bella.

"Ada apa?lo mau tahu koleksi gue apa lagi?"tanya Tara ogah-ogahan.

"Judes banget sih, gue cuma mau tahu film kesukaan lo kok"

"Dia itu suka film biru"ucap Baim yang membuat Tara dengan cepat meliriknya.

"Apa bagusnya film biru"

"Lo pernah nonton"ucap Baim dengan mata membulat sempurna.

"Pernah, itukan kalau layar TV keseluruhannya biru. Nggak ada gambarnya, apa bagusnya?"

Seketika mereka menatap Bella dengan tatapan tak percaya. Dia mengira film biru itu adalah layar TV yang gambarnya berubah biru keseluruhannya.

"Nggak sekalian lo lihat semut tempur"kesal Baim yang membuat mereka tertawa kecil.

"Emang ada semut tempur, aku baru tahu. Ada ya Lis"

Lisa hanya tersenyum dan mengangguk pelan dan membuat mereka hanya menahan tawa mereka. Lisa sudah tahu kalau bodohnya akan kambuh kalau deket dengan Tara.

"Lo suka sama semut tempur Tar"pertanyaan itu membuat mata tara membulat sempurna.

Dengan cepat Lisa menutup mulutnya sebelum dia memberikan pertanyaan yang gila. Dan membuat Bella melepas tangan Lisa cepat.

Ketika CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang