"Win"
"..."
"Winwin"
"..."
"Woy!"
"Eh apa?"
"Engga"
"Hm"
"Win"
"Apaa?"
"Kok lo gini sih?"
"Gini gimana?"
"Yah, gitu"
"Minjae, jangan gantung"
"Yaudah gajadi"
"Kenapa sih?"
"Engga"
"Jelasin, Minjae"
"Lo aneh"
"Ha? Aneh?"
"..."
"Iya. Gue juga ngerasa gue aneh. Tapi gue mau nanya sesuatu"
"Apaan?"
"Buku pertama kali yang gue pinjem ke lo itu apa ya judulnya?"
"Yang mana?"
"Itu, yang pernah gue tanya isinya itu"
"Oh yang lo suka bagian pertanyaan itu?"
"Iya itu. Judulnya apa yak?"
"Al— al, al..."
"Aljabar? Aljebret? Aljamet?"
"Bukan dih"
"Al —nah! Alzheimer"
"Alzheimer —oh iya"
"Emang kenapa?"
"Gue mau beli buku itu sih. Lo beli dimana?"
"Gue gainget. Setau gue itu buku udah lama banget. Lo tau sendiri kan awal lo minjem bukunya kayak gimana"
"Iyasih. Tapi kira-kira ada lagi ngga ya?"
"Gatau deh gue. Mau nyari emangnya?"
"Pengennya sih iya, tapi—"
"Gue bisa ngamterin lo kok, kalo lo mau sih"
"Gamungkin"
"Apa?"
"Ah, engga engga. Tapi masa iya udah galaku lagi?"
"Bisajadi iya, But we not know. Masalahnya itu buku mau dicari kemana? Ujung dunia?"
"Iya juga sih. Pasti di toko buku biasanya udah gaada buku-buku lama"
"Emangnya kenapa sih?"
"Cuma mau koleksi aja"
"Koleksi? Koleksi buku lama?"
"Um, maybe? Aku juga gatau"
"Lah kok gatau gimana si?"
"Ya gitu. Aku gatau, semua buku yang aku beli random banget"
"Tapi kan—"
"Aku harus pulang. Bye"
Jangan lupa next chapter private
Kalo mau lanjut baca ya follow dulu, tar kalo udah bosen silahkan unfollow.#NobeKuadh :'
Cek ini juga ya~
Bucin haechan merapat