💮04

692 122 21
                                    

Hope U Enjoy It ♡











.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sinb yang tadi berlari dengan kecepatan super, segera memperlambat laju larinya. Tak henti ia melihat ke belakang. Takut jika oppanya itu mengikutinya. Ia sampai tidak memperhatikan jalan di depannya dan berujung dengan menabrak seseorang.

"Jeosonghamnida.." Sinb menunduk 90 derajat tanpa melihat orang yang ditabraknya.

"Yak!! Neo, Hwang Sinb."

Sinb merasa mengetahui pemilik suara ini. Ia pun kembali ke posisi awal dan melihat Eunseo yang melipat tangannya di dada.

"Kau darimana saja hmm? Aku sudah mengelilingi satu fakultas ini. Kau tahu aku takut kau tersesat. Kalau kau tersesatkan salahku juga. Nanti apa yang harus aku katakan kepada eomma dan oppamu. Kau itu.."

"Sudah berbicaranya?" tanya Sinb dengan wajah yang datar.

Eunseo mengangguk. Sinb mendekat ke arah Eunseo dan mendorong pelan kepala yeoja itu.

"Son Eunseo... kau lupa ya kalau ini fakultas oppaku."

"Tentu aku ingat. Lantas apa hubungannya, pabbo?"

"Aku sudah sering kemari, pabboya."

"Ck.. pabbo memanggil pabbo ini namanya."

"Ya sudah karena aku sedikit merasa bersalah padamu. Kajja kita ke kantin saja, Eunseo pabbo."

"Sudah jangan panggil aku pabbo, pabboya."

"Yak kau juga berhentilah!"

"Baik-baik. Kita sudahi saja pertengkaran ini, Bi-ya. Kajja! Kita makan. Kau yang traktir ya.."

Sinb mengangguk dan segera menarik Eunseo untuk pergi ke kantin. Tanpa disadarinya, Minhyun dan Taeyong juga menuju kantin yang sama.



🔹🔷🔹



"Kau ingin pesan apa?" tanya Eunseo ketika mereka sudah menempati salah satu meja yang terletak di pojok kantin.

"Terserahmu saja. Ini uangnya.." Sinb memberikan sejumlah uang kepada Eunseo. Sesuai janjinya, ia yang akan membayar.

"Baiklah."

Eunseo melesat pergi meninggalkan Sinb. Sinb menatap sekeliling kantin, tidak ada yang berubah sejak terakhir kali ia berkunjung ke sini.

Matanya membulat tatkala melihat sosok oppanya memasuki area kantin.





Sinb panik kembali.





Ia mengambil sebuah buku tulis kosong dari dalam tasnya dan segera menutupi wajahnya dengan buku itu. Ia mengintip sedikit dan melihat bahwa Minhyun dengan temannya itu menempati meja yang tak jauh dari dirinya. Hanya selang satu meja saja.

[3] Siscon ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang