💮16

380 66 10
                                    

Hope U Enjoy It 💖

.

.

.

.

.

.

.

.

Keesokkan paginya

Sinb sudah siap untuk turun ke bawah. Seperti biasa, ia selalu melewati kamar milik oppanya. Saat melewatinya, pintu kamar itu terbuka lebar. Tak biasanya, pikirnya.

"Sinb-yya.." panggilan dari sang oppa membuat Sinb berhenti melangkah dan berbalik.

"Ada apa, oppa?" tanyanya.

"Apa benar kau dan namja itu telah resmi berpacaran?"

Sinb mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia bingung haruskah ia mengatakan yang sesungguhnya kepada oppanya atau haruskah ia berbohong saja demi kebaikan bersama.

"Katakan saja sejujurnya. Oppa tidak akan memarahimu."

Sinb memainkan tangannya. Ia menunduk, tidak berani melihat Minhyun yang berada di hadapannya.

"Sebenarnya...semua itu benar, oppa. Aku dan Jaehyun oppa sudah resmi berpacaran."

"Arraso, kau boleh turun ke bawah."

Setelah berkata demikian, Minhyun kembali masuk ke dalam kamarnya. Sementara itu, Sinb masih terdiiam di tempat. Mengapa oppanya hanya diam saja? Padahal dirinya sudah khawatir dan takut dimarahi oleh oppanya.

.

.

.

Di sekolah

Seperti biasa, kedua anak ini selalu duduk bersama. Siapa lagi kalau bukan Sinb dan Eunseo. Sinb menceritakan kejadian tadi yang ia alami dengan oppanya.

"Jadi, Minhyun oppa hanya diam saja?"

Sinb mengangguk, "itu seperti bukan dirinya, Seo. Aku malah takut dengan Minhyun oppa yang seperti itu. Biasanya jika aku membuat kesalahan, ia pasti akan langsung memarahiku tetapi tadi pagi dia hanya diam saja dan masuk kembali ke dalam kamar."

"Sewaktu dia mengantarmu ke sekolah dia tidak berkata apa-apa?"

Kali ini Sinb menggelengkan kepalanya, "dia sama sekali tidak menyinggung hal itu. Aku malah jadi sangat takut."

"Ya! Seharusnya kau berpikir positif. Bisa saja oppamu menyetujui hubungan kalian berdua."

"Kau yakin?"

"Sangat yakin. Oh iya.. hari ini final pertandingan basket lhoo. Mau membolos lagi?" Eunseo mendekatkan dirinya ke Sinb dengan tatapan membujuk.

Sinb memukul kepala Eunseo. Yeoja yang dipukul itu pun mengaduh kesakitan.

"Kau sudah lupa ya sewaktu aku ketahuan membolos? Kalau aku membolos lagi bisa habislah aku."

"Yak! Kali ini tidak akan ketahuan deh.."

Sinb mengangkat tangannya, siap untuk melayangkan pukulan lagi kepada Eunseo.

"Ampun ampun. Pukulanmu itu sangat sakit. Kalau kebanyakan dipukul olehmu, bisa bergeser otakku nanti."

[3] Siscon ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang