❤❤❤
Sesampainya didepan gerbang rumah Juni, dan waktu sudah menunjukkan pukul 17:15. Senio menghentikan laju motornya tepat didepan gerbang rumah Juni.
Didalam pos satpam sudah ada pak Deno yang selalu setia menjaga rumah Juni dari marabahaya. Pak Deno melirik kearah Juni yang diantar dengan cowok yang Pak Deno kenal itu adalah pacar Juni.
Juni lekas turun dari motor, kemudian merapihkan rambutnya yang sedikit kusut karna diterpa angin yang sangat kuat akibat Senio yang melajukan kecepatannya tinggi hingga Juni memeluk Senio erat sepanjang jalan karna takut terlempar dengan tubuh kecilnya itu.
"Gue janji gak bakal biarin lo sendiri lagi. Gue paling gak suka kalo seseorang yang udah jadi milik gue diganggu sama orang lain apalagi sama cowok bangsat itu," sungut Seni.
Juni terpaku beberapa detik. Milik dia? Gue dong?
"Yauda makasih udah mau nyelamatin gue. Tapi lo bisa gak bawa motornya dikondisikan? Liat nih rambut gue jadi acak acakan kayak begini," omel Juni kesal.
"Lo gak perlu bilang makasih, itu udah jadi tugas dan tanggung jawab gue buat ngelindungin lo, adik kelas cantik!" Senio mengelus dan sedikit mengacak acak puncak kepala Juni.
Juni mendengus kesal. Rambutnya sudah sedikit rapih tapi Senio malah mengacak kembali rambutnya. Ngeselin.
"Ih rambut gue kenapa lo acak acak lagi. Ngeselin lo!"
"Mau rambut kamu rapih atau acak acakan, aku akan tetap cinta kok. More than anything." Ucap Senio tulus dengan senyum andalannya yang mampu semua cewek melting cuma karena liat senyuman merekah diwajah Senio. Nikmat tuhan jangan disia-siain.
Semburat merah kembali membercak dipipi Juni yang merutuki dirinya kenapa justru pipinya malah memanas disaat yang seharusnya ia kesal dengan Senio.
"Lebay."
"Udah sana pulang, jangan bikin gue naik darah nih," lanjut Juni seraya mengibaskan tangan menyuruh Senio untuk cepat pulang.
"Lo ngusir?"
"Iya gue ngusir lo."
Seni menatap tajam Juni. Niatnya kembali muncul. Apalagi kalau bukan membuat Juni kesal.
"Gue gak mau." ucap Senio.
"Pulang ih!" paksa Juni yang mulai terpancing dengan niat Senio.
"Kalo lo ngusir, gue gak bakal pulang. Tapi kalo lo bujuk gue dengan lembut, gue baru mau pulang," tantang Senio dengan senyum dan menaik turunkan kedua alisnya.
Juni sontak membulatkan matanya. Sejak kapan Seni jadi se murugul ini? Segala pakai tantangan seperti ini? Jadi maksudnya Senio ingin jika dirinya membujuk dengan lembut agar Senio mau pergi?
"Pulang gak? Atau mau gue suruh pak Deno ngusir lo?"
"Panggil aja," jawabnya seraya melambaikan tangan dengan pak Deno, lalu dibalas lambaian dan senyuman dari pak Deno.
Juni yang melihat interaksi Senio dan pak Deno, menghela nafas kasar. Apa harus dia membujuk Senio dengan lembut agar dia mau pulang? Biar cepat, dan amat sangat terpaksa. Ia harus melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (Senior Series 1)
Novela Juvenil[COMPLETE] Senio Reygan Pratista. Seorang lelaki yang terkenal troublmaker, bad boy, leadernya tauran, juaranya balapan, tengil, ngeselin, dan sejenisnya. Bad boy. Itulah julukan seorang Senio di SMA Supernova. Semua sifat yang menyebalkan itu, hamp...