Bagian tujuhbelas

9.6K 427 2
                                    

You're my light

❤❤❤

"Kamu adalah cahayaku."

Mata Juni seketika membulat, tubuhnya mematung dan tatapannya seketika membinar saat Senio menarik sebuah kain putih yang menutupi dinding luas dan menimbulkan sebuah sketsa mural wajah seorang gadis sedang tersenyum manis.

Matanya memicing setelah ia meneliti wajah siapa yang ada di dinding tersebut.

'Itu bukannya--- Gue?' batinnya dan seketika itu juga ia tersenyum haru.

"I-ini kan-," ucapnya gugup dan merasa tak menyangka sekarang.

Senio berjalan mendekat dan membiarkan kain putihnya tergeletak dibawah. Ia melangkah dengan tatapan yang tak lepas dari manik mata Juni dengan tersenyum tipis.

Sungguh kali ini jantung Juni semakin berpacu cepat, semakin Senio mendekat dan semakin cepat juga degupan jantungnya. Apalagi ditambah dengan tatapan dalam Senio yang menatapnya, ia tak mampu untuk terus saling tatap dengan Senio. Ia segera membuang tatapan itu kesegala arah asal jangan mata Seni.

"Iya itu kamu," ucap Senio.

Juni kembali mengalihkan pandangannya menatap Senio, yang ternyata wajah Senio hanya berjarak beberapa senti di atasnya hingga Juni mendongakkan kepalanya karna memang tinggi Senio dengan dirinya yang agak jauh berbeda.

"Kok, kenapa ada gambar gue disini?" tanyanya dengan sedikit mengalihkan pandangan melihat kearah mural bergambar dirinya.

Senio menaikkan sebelah alisnya "kenapa? Gak suka?"

Juni menggeleng cepat. Ia justru sangat menyukai mural tersebut. Kalau boleh, ia ingin membuatnya di dinding kamarnya. "Enggak kok. Gue-gue suka sama gambar ini."

Mata Juni menjelajahi setiap warna dan bentuk dari sketsa dirinya di dinding, namun matanya memicing saat melihat sebuah tulisan dibagian bawah kanan pada dinding, yang tertulis

Juni Nathania Reva
No Senior Without Junior
From love with love

Sungguh ia tak bisa menahan senyum bahagianya, pipinya pun memanas hingga menimbulkan seburat merah. Ia tak menyangka akan di kejutkan dengan hal seperti ini dari lelaki, lelaki selain Januari.

Senio yang melihat reaksi Juni pun ikut tersenyum, melihat orang yang ia sayang tersenyum bahagia karnanya.

"I-itu buat gue?" tanya Juni kembali memutar bola matanya menatap Senio.

"Iya sayang," jawabnya lembut.

Sungguh kali ini pipi Juni semakin memanas, dan segera membuang pandangannya dari Senio seraya mencebik. Walau dalam hati ingin rasanya ia berteriak bahwa kali ini ia sangat baper. Tapi itu bukan Juni namanya.

"Ish apaan sih lo!" Senio terkekeh saat Juni menyikut pelan lengannya.

Ini yang sangat ia harapkan, perempuan yang ia sayang tersenyum untuknya dan karenanya. "tetep kayak gini."

My Senior (Senior Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang