Jennifer Mary ~ 1

13.9K 926 46
                                    

Sebelum baca, aku mau kasih info khususnya bagi kalian yang belum baca cerita sebelumnya. Karena cerita ini jelas sequel dari cerita sebelumnya berjudul "i'm yours"

Baca cerita itu terlebih dahulu baru baca ini. Tujuannya biar nyambung aja gitu biar gak pada bingung 👍

Dan kalau yang sudah baca cerita sebelumnya, sah2 aja baca cerita ini kan jelas nyambung hihi!

Oh ya satu lagi.
Cerita ini dikhususkan bagi kalian yang merasa umur diatas 21+ aku nggak tanggung jawab ya kalau masih aja ada yang bandel dibawah umur baca beginian. Setiap part yang memasuki adegan dewasa diharapkan bijak dalam membaca.

Sudah itu saja info dari aku,

Selamat membaca :*

. . . . .

Tangannya sibuk bekerja menuangkan air panas ke dalam dua Gelas kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya sibuk bekerja menuangkan air panas ke dalam dua Gelas kecil. Sambil menunggu Teh larut dengan air dia mengambil Nampan, meletakkan salah satu sarapan di bikin ke atasnya beserta secangkir Teh hangat.

Membawanya hati-hati menuju Kamar kecil miliknya. Setelah masuk meletakkan Nampan tersebut di atas Meja kecil samping tempat tidur.

Srekk!

Suara Tirai dia buka kasar sengaja di lakukan, agar seseorang yang masih tidur nyenyak terbangun.

Benar saja suara kekesalan muncul dari sosok tersebut, sontak membuatnya tertawa kecil.

"Tasya gue masih ngantuk ...!"

Gumamnya kesal membuat Wanita bernama Tasya tertawa. Berjalan mendekat menyentil pelan kening sahabatnya.

"Bangun Jen, lo tidak lupa bukan? Kalau pagi ini ada janji?"

"Lima menit lagi ... mereka bisa menunggu ...!"

Tangannya bekerja menarik tangan sahabatnya agar bangun, membuatnya duduk secara paksa.

"Kepala gue pusing ...!"

"Siapa suruh lo banyak minum tadi malam? Bangun cepat nanti keburu siang. Gue udah bikin kan sarapan buat lo."

Cubitan di kedua pipi membuat Wanita itu membuka mata.

"Gue ada rapat penting pagi ini. Jadi kalau lo masih mau tidur jangan salahkan gue, saat lo kesiangan dan kehilangan Uang-uang lo!"

"Iya bawel gue bangun ini!"

"Robin hubungi gue tadi malam, tepat saat gue baru mau tidur dia bilang lo mabuk berat. Untung saja gue belum mengantuk jadi masih bisa bawa lo pulang. Lagian lo itu aneh tahu?! Merayakan gajian dengan cara mabuk-mabukan."

"Kenapa dia tidak antar gue pulang?"

"Klub masih ramai Pengunjung, sedangkan dia hanya berdua sama temannya."

"Zack perlu menambah Karyawan lagi. Kasihan jika Bartender-nya hanya dua orang."

Tasya mengangguk sebelum matanya melotot dan memukul kuat tangan Jennifer.

"Apaan?!"

"Cuci muka dulu sana! Jorok banget sih lo?! Main makan saja!"

"Biar! Nanti saja cuci mukanya."

Tasya berkacak pinggang, "Baju lo masih di laundry bayar sendiri ya? Gue lagi berhemat."

"Tolong sahabat setengah-setengah."

Tasya melotot kesal, "Elo itu banyak Uang! Sedangkan gue perlu berhemat!"

"Hmm."

"Dasar!" Tasya melotot sebal berjalan menuju Lemari untuk mengambil Tas.

"Sebelum gue bangun kan lo Ponsel lo tadi berbunyi. Nama Rick tertera di sana."

"Hmm."

"Hubungi balik siapa tahu penting?"

"Paling dia suruh ke Rumahnya. Secara gue sudah seminggu lebih tidak ke sana."

"Kalau lo ke sana jangan lupa ngajakin gue ya?! Kapan lagi coba gue lihat wajah ganteng Kakak lo itu?! Terakhir gue lihatnya setahun lalu itu pun, hanya sekali saat dia berkunjung ke Apartemen lo rasanya sudah lama."

"Boleh, asal kedua mata lo masih berada di tempat."

"Maksud lo?"

"Belum tahu Istrinya galak melebihi Singa???"

Tasya tertawa, "Bercanda gue sudah ah! Kalau ngobrol ngaco pagi ini yang ada tidak selesai-selesai. Habis kan sarapannya gue mau berangkat dulu."

"Mobil gue?"

"Ada di halaman dan Kuncinya dalam Tas lo. Tadi pagi Robin antar Mobil lo ke sini. Dan kalau lo tanya kenapa Kunci Mobil lo bisa sama dia, karena gue yang kasih tadi malam."

"Thanks."

"Oke, bye!"

Jennifer menatap sahabatnya dalam diam. Mereka sudah saling kenal sejak tiga tahun lalu tepatnya ketika Jennifer, berkunjung ke tempat kerja Tasya untuk Pekerjaan dia tekuni.

Tinggal di Rumah susun lantai tiga tepatnya paling ujung, tidak membuat Jennifer malas untuk ke sini. Buktinya hampir tiap hari dia selalu ke sini bahkan menginap di Istana milik Tasya.

Walau tempat tinggal Tasya jauh dari kata mewah bahkan Kamar yang kecil, berbanding terbalik dengan Apartemen mewah miliknya Jennifer merasa nyaman di sini. Dia jarang pulang ke Apartemen lebih suka menginap di sini.

Tasya salah satu di antara banyaknya teman sudah dia anggap seperti sahabat. Tapi hanya Tasya yang dia percaya untuk mengetahui segala kehidupan pribadinya. termasuk kisah asmaranya bersama banyak Lelaki tampan dan mempesona.

. . . . . . Like and comment! . . . . . .

Jennifer Mary ( The Second Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang