Jennifer Mary ~ 4

5.5K 717 56
                                    

Tersenyum puas.

Dua kata itu mewakili perasaan Raga, ketika dia membukakan pintu Mobil untuk Jennifer.

Ternyata tidak sulit menaklukkan hati yang terkenal sedingin Es, serta ekspresi nyaris tidak pernah di tunjukkan kepada siapa pun.

Setelah pendekatan kurang lebih tiga hari dan malam minggu ini, Wanita itu akhirnya takluk pada rayuan serta perhatian dia berikan.

Tidak sia-sia semua rayuan dan pesona dia miliki. Sebentar lagi apa yang dia inginkan akan terwujud. Wanita itu akan menjadi miliknya semudah itu saat dia bisa melakukan berbagai cara.

Malam ini Wanita itu begitu cantik, serta aura keseksian tercermin saat dia menunjukkan lekukan tubuhnya.

"Elo mau makan malam di mana?" Ucap Raga berusaha menghilangkan rasa sunyi.

Tetapi Jennifer tidak merespon sama sekali justru sibuk dengan Ponselnya sendiri.

"Jennifer?"

"Jen. Lo cukup panggil gue dengan nama itu." Jennifer bersuara tanpa mengalihkan pandangan dari layar Ponsel.

"Oke, lagi ngapain? Lo sibuk sendiri dari tadi.''

"Lagi cari teman kencan."

"Maksud lo?"

Jennifer menatapnya sekilas sebelum kembali fokus dengan Ponselnya.

"Gue bisa saja setelah ini bosan sama lo, setidaknya gue masih punya cadangan."

Suara rem Mobil membuat tubuh keduanya maju ke depan. Raga menatap wajah itu marah.

"Jen apa yang lo lakukan?!"

Mengangkat kedua bahu sorot mata menatap datar Raga.

"Gue penyuka kebebasan. Gue suka gonta-ganti Pasangan bahkan untuk tidur gue juga pemilih. Untuk Pria tipe seperti lo sorry, tidak masuk dalam daftar list gue."

Memukul keras Stir Mobil Raga menatap wajah itu sangat marah, "Wanita sialan ... bisa-bisanya lo?!!"

Beranjak keluar dari dalam Mobil membuka kasar Pintu, menarik Jennifer keluar sebelum mendorong tubuh itu membentur Pintu Mobil.

"Akan gue pastikan lo takluk sama gue!"

"Jika tidak?"

"Gue akan bikin lo memuja gue Jennifer Mary! Ketika apa yang gue inginkan harus terwujud, akan gue lakukan itu! Ketika lo sudah gue klaim menjadi milik gue! Kita lihat saja nanti!"

"Wow."

"Jangan panggil gue Raga, jika gue tidak bisa dapatkan lo."

"Silahkan." Setelah berkata seperti itu Jennifer pergi meninggalkan Raga. Mencari di mana keberadaan Taxi.

Raga yang masih tidak terima akan sikap Wanita itu memilih mengikutinya dalam diam, ke mana Wanita itu akan pergi.

. . . . .

"Elo tidak seharusnya bersikap seperti tadi."

Jennifer mengangkat kedua bahu sebelum mengaduk minumannya.

"Bersikap seperti apa?"

"Seperti yang lo lakukan sekarang ini coba lo lihat, dia lagi menatap marah ke arah kita tepatnya ke arah diri lo." Tasya menunjuk Kursi tidak jauh di belakang mereka.

Satu jam lalu Jennifer memintanya untuk datang ke sebuah Restoran mewah. Padahal Tasya ingin menolak karena dia sedang menonton Drama Korea favoritnya, What's Wrong with Secretary Kim.

"Gue bebas melakukan apa pun."

"Elo baru putus sama Revan dan sekarang, belum apa-apa lo sudah mempermainkan siapa namanya tadi? Roh? Eh, Raga bukan sih?"

Mengangkat kedua bahu Jennifer merespon cuek.

"Dia marah banget sama lo. Itu buktinya dia pelototin lo sampai segitunya. Mungkin dia pikir lo tidak tahu kalau sedang di ikuti."

"Oh."

"Jen gue serius!"

"Gue juga."

"Mulai sekarang lo bisa berhenti mempermainkan hati Pria? Mau sampai kapan lo seperti ini Jen??? Ini hidup kita juga butuh Pasangan untuk saling melengkapi, mempunyai rasa cinta yang sama sampai maut memisahkan."

"Bullshit. Gue tidak pernah percaya sama yang namanya cinta. Apalagi merasakan hal menjijikkan itu."

"Elo tidak ingin seperti gue? Seperti Reza yang mencintai gue dan kita akan segera Menikah? Ayo lah Jen ... lo perlu serius dalam menjalin suatu hub --"

"Teman kan gue shopping, now."

Setengah melongo tak percaya Tasya nyaris saja menjambak rambut sahabatnya itu. Bagaimana mungkin Jennifer tidak merespon perkataannya sama sekali?!

"Kebiasaan deh potong omongan gue."

"Mau teman kan apa tidak?"

"Gue mau asal lo bayar gue untuk terlibat juga? Gimana?"

"Iya lo tenang saja. Pakai Uang gue lo bebas belanja barang apa pun lo inginkan."

. . . . . Like and Comment! . . . . .

Jennifer Mary ( The Second Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang