Setelah tiga bulan lamanya gadis itu hidup dalam kesunyian dan kepedihan yang mendalam, akhirnya ia memulai hidupnya kembali sebagai dirinya yang baru.Deruan motor besar terdengar bising dalam kicauan indah burung pagi itu. Seluruh insan di tempat tersebut seketika menoleh ke arah pemilik motor tersebut.
"Itu siapa sih? Baru kali ini gue liat cewek pakai motor besar."
"Biar gue tebak! Pasti orangnya galak!"
"Beuh, ini dia yang gue cari bray, beda dari yang lain!"
Pemilik motor itu mulai melepaskan helm yang dikenakannya. Alih-alih ingin merapihkan rambutnya, ia mengibaskan rambut pendek nan seksi itu. Kini gadis itu menjadi pusat perhatian parkiran kendaraan sekolah.
"Anjir! Gue salah tebak ternyata!"
"Fuck! Geulis pisan euyyy!"
"Wagelaseh! Beningnya bukan main!"
"Cantik amat, Neng!"
"Beuhh, kalau cewek yang bening-bening gini sudah pasti jadi incarannya si Denta."
"Udah deh, mending lo semua diam. Ini mah punya Denta."
Rambutnya yang segar, tubuhnya yang tinggi ramping, kulitnya yang tampak cerah merona, dan bibir seksinya berhasil membuat seluruh mata tertuju padanya.
Berbagai ocehan keluar dari mulut mereka. Namun, gadis itu hanya memasang wajah flat yang terkesan jutek.
. . . .
Now playing Cigarettes After Sex - Sweet
Ananta, menggemari musik-musik barat terutama musik dari Cigarettes After Sex. Begitu pula yang saat ini sedang ia nikmati dengan airpod yang ia kenakan.
Gadis itu tengah asik berjalan sembari mengenali lingkungan sekolahnya. Hampir seluruh mata juga tertuju ke arahnya. Namun, tiba-tiba gadis itu dikejutkan dengan suara berat tepat disampingnya.
"It's so sweet, knowing that you love me.... Selera musik kita ternyata sama, Nan!" seru pria yang tiba-tiba mencabut airpod milik Ananta dan memasangnya di telinganya.
Gadis itupun terkejut lalu menoleh ke samping kanannya. "Nan?"
Ananta Bestari, right?" tanya pria itu.
"Panggil aja 'Nanta'. Lo kenal gue?" tanya Ananta.
"Enggak sih, gak kenal. Eh, belum kenal maksudnya. Ini tadi kartu pelajar lo jatuh."
"Oh, makasih."
"Cuek bebek banget kayak salju. Gue Denta Baskara anak 12 IPS 2, calon pacar Ananta Bestari."
Ananta mematung sekejap dengan jantungnya yang tiba-tiba berdebar lebih cepat. "Dih! Apaan sih? Gak lucu bercandanya."
"Duh, galak banget sih, Nan. Btw, nama kita hampir sama."
"Ya terus kenapa kalau hampir sama?"
"Nanti kalau kita punya anak ga perlu ribet kasih nama, cukup Denanta Baskara."
"Denta, lo freak!"
"Ya gak masalah kalau gua freak, itu atinya nanti anak kita ikutan freak juga."
"Gaje lo, Den. Nih buat lo," ucap Ananta sambil menyodorkan sebuah permen karet. "Kalau boleh tau, Kelas 12 IPA Satu dima-"
"Ah, lo tau banget gue suka permen karet! Ayo gua antarin ke kelas lo!"
...
"Ini kelas lo. Lo jangan mau temenan sama 'Mak Lampir' itu, kecentilan!" celetuk Denta sambil menunjuk gadis yang sedang bernyanyi tak karuan di dalam kelas tersebut.
"Oh, Rebecca?" tanya Ananta lalu tersenyum sinis.
"Lo kenal Rebecca?" tanya Denta.
"Gue pernah satu rumah sama si 'Mak Lampir'."
"Seriusan?" tanya denta sambil membelalakkan matanya.
Ananta memutar bola matanya malas."Serius, Ta. Emang muka gue keliatan lagi nipu ya?" Ananta memanyunkan bibirnya seraya mengerutkan dahinya.
Denta mencubit halus pipi Ananta. "Gemes banget sih, Nan? Iya-iya gue percaya. Gimana ceritanya bisa satu rumah sama lo?" Tanya Denta.
"Nanti aja gue ceritain kalau ada waktu!" ucapnya dengan nada kesal.
Bagas menatap mata Ananta seakan-akan ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ananta melambai-lambaikan tangannya di depan mata Denta. "Denta? Lo sehat?"
"Ini orang kesambet atau gimana sih?" batin Ananta sambil mengeryitkan dahinya.
"Denta?" panggil Ananta sembari memetik jarinya.
Masih belum tuntas juga Denta melihat mata indah milik Ananta, Ananta pun meniupkan nafasnya ke wajah Bagas secara perlahan. "Fhuuu...."
"Bubble gum rasa strawberry," ceplos Denta.
"Lo kesambet apaan sih barusan?" tanya Ananta dengan wajah heran.
"Eh, enggak kesambet. Gue cuma liat mata lo doang, bagus," ceplos Denta.
Ananta menaikkan alis mata kirinya sambil tersenyum kecil. "Mata lo juga bagus,"
"Digombalin gini doang gue udah deg-degan, ternyata gini ya rasanya." batin Denta.
"Denger ya, mata lo ciptaan tuhan makanya gue bilang mata lo bagus, coba aja mata lo yang nyiptain hantu, serem kan jadinya? Gitu juga sama mata semua orang, indah dan berhak dipandang," ucap Ananta. "Satu lagi, jangan kepedean."
"Yaelah, baru juga terbang udah jleb aja," ucap Denta.
Lonceng masuk pun berbunyi. Denta segera meninggalkan Ananta untuk pergi ke kelasnya. "Ya sudah, gue mau ke kelas dulu, semangat cantik!" ucap Denta lalu tiba-tiba mengecup pipi Ananta dan membuatnya mematung dengan pipinya yang menunjukkan rona merah.
"Sorry, Nan! Gak sengaja!"
Boleh minta vote dan komennya?
Terimakasih <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta
Teen Fiction"Jika aku bisa meminta kepada Tuhan, maka aku akan minta untuk bisa hidup abadi bersamamu." Ananta, 2021.