Chapter 7 - Family (Epilog)

8.1K 314 19
                                    

Kebahagiaan datang ketika saling membuka diri. Semua masalah telah dilewati karena kekuatan cinta. Seperti Hinata dan Naruto yang bisa membebaskan diri dari jerat benci.

Tokyo, Februari 2019
Kandungan Hinata telah memasuki usia 8 bulan. Tinggal menunggu beberapa minggu untuk kelahiran putra pertamanya, Boruto. Boruto nama yang dipilih oleh Naruto.

Hinata begitu menikmati kehamilannya, ditemani Naruto yang menjadi suami siaga dan menuruti segala permintaannya. Naruto dan Hinata hidup menjadi keluarga yang bahagia.

"Hey.. Jagoan. Sedang apa di dalam sana? Tousan tau Kau sudah tidak sabar bertemu kami, bersabarlah nak. Jangan sakiti Ibumu ya." Naruto mencium perut buncit Hinata.

Hinata tersenyum bahagia melihat interaksi Ayah dan anaknya meski masih di dalam kandungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hinata tersenyum bahagia melihat interaksi Ayah dan anaknya meski masih di dalam kandungan. Berharap putranya segera lahir dengan selamat. "Hime, Aku sungguh bahagia. Bisa memilikimu, mencintaimu dan kita akan segera memiliki jagoan kecil adalah karunia terbesar dalam hidupku. Maafkan Aku yang dulu jahat padamu. Maafkan Tousan ya nak." Naruto menangis memeluk perut Hinata.
Hinata tersenyum mengelus puncak kepala Naruto. "Ssst... Jangan bahas itu lagi. Jadikan masa lalu kita sebagai pelajaran. Hiduplah untuk masa depan karena sebentar lagi kita memiliki Boruto." Hinata mengangkat wajah Naruto yang tertunduk.

Saat ini musim dingin sudah hampir menuju akhirnya. Hanya tinggal beberapa hari berubah menjadi musim semi. Hinata tidak ingin melewatkan kesempatan romantis bersama suaminya. "Naruto-kun, bagaimana kalau kita berjalan-jalan keluar. Aku ingin menikmati musim dingin saat Boruto masih dalam kandungan. Bolehkah?" Hinata merajuk. Naruto mengecup kening Hinata. "Tentu saja Hime. Ayo kita bergegas." ajak Naruto.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Aarrghh... Sakit Naruto-kun. Huft... Huft..." Hinata mencengkram erat tangan Naruto. Naruto mengusap lembut kepala Hinata dan mencium keningnya. "Tarik nafas perlahan, Hime. Kau pasti kuat, Sayang. Demi Boruto. Aku selalu disimu." Naruto menyemangati. "Aaarrgh... Aarrggh... Huft.." Hinata mengejan. "Oek.. Oek.." suara bayi terlahir. Hinata dan Naruto menangis terharu. "Kau hebat sayang. Terima kasih Hime, terima kasih sudah berjuang." Naruto mengecupi wajah lelah Hinata. Hinata tersenyum bahagia.

The Secret Of The Past (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang