Chapter 3 - What's Wrong?

5.5K 309 14
                                    

Hinata bangun dari tidur lelapnya, merasakan seluruh tubuhanya begitu perih. Memperhatikan seluruh penjuru ruangan mencari seseorang yang telah menyakitinya semalam. "Sykurlah Dia tidak ada, seluruh tubuhku remuk bergerak pun linu." batin HInata meringis.

Tiba-tiba saja Naruto masuk dan duduk disamping Hinata. Naruto menatap iba tubuh Hinata yang penuh luka. HInata hanya diam menunduk, takut menatap Naruto. "Cupcupcup.. Apa Kau takut padaku? Aku tidak akan menyakitimu." Naruto mendongakan wajah Hinata. Naruto mengusap lembut pipi tembam Hinata. "Aku akan mengobatimu, ini pasti sakit. Tahan ya?" Naruto mengecup kening Hinata.

Naruto mengobati setiap luka ditubuh Hinata, menatap miris dengan apa yang sudah dilakukannya. Hinata meringis menahan sakit ketika seluruh tubuhnya diobati, tak bisa bergerak hanya itu yang Hinata rasakan. Naruto memakaikan baju ke tubuh Hinata dengan perlahan. Kemudian mengambil sarapan di nakas dan menyuapi Hinata.

Naruto menatap sendu wajah Hinata, batinnya bergejolak tak tau apa yang sudah dilakukannya. Pikirannya berkecamuk menentukan apa yang akan Dia perbuat. "Maafkan Aku Hinata, sungguh. Maaf Aku sudah melukaimu sejauh ini. Aku tak tau apa yang ada di pikiran dan batinku. Mereka bertolak belakang." memeluk Hinana erat. Hinata hanya diam tak membalas. Hati dan fisiknya sudah begitu sakit menerima siksaan.

Naruto membaringkan tubuh Hinata. "Beristirahatlah Hinata, Aku tau badanmu tak bisa Kau gerakan. Aku akan kembali nanti siang untuk menjemput dan membawamu ke apartemen." Naruto pergi berlalu.

Hinata POV.
Badanku sungguh sakit bahkan bergerakpun sungguh linu. Dasar Naruto sialan. Menyiksa batinku, menyiksa fisikku, dan merenggut kesucianku. Aarghh... Bagaimana hidupku nanti? Aku tak mau terus disiksa.

Aku mencoba memejamkan mataku beristirahat. Namun bayang-bayang Naruto di masa lalu kembali dalam ingatan. Naruto yang baik hati, penyayang, peduli dan sangat manis. Membayangkannya membuatku tersenyum sendiri. Tapi kenapa Naruto sekarang berubah dan sangat membenciku?

Aku tak tau apa penyebabnya. Dia selalu menyebut orang tuaku kejam kepada ibunya. Apa salah kedua orangtuaku? Aku bingung dengan sikapnya yang tak menentu. Dia tersenyum, tetapi esok kembali diam.
Esoknya dia menghilang dan lusa kembali datang. Aku tak bisa menerka apa yang akan Dia lakukan. Tuhan.. Tolonglah Aku.
Hinata POV End.

Naruto telah kembali dari urusannya. Melihat Hinata tertidur lelap membuat Naruto tersenyum lega. Naruto memangku Hinata Bridal Style menuju mobilnya dan membawa Hinata menuju apartemennya.

Mereka sudah tiba di apartemen, Naruto membaringkan Hinata di kasur dan ikut merebahkan diri disampingnya.

**

Waktu terus berlalu. Sudah 2 bulan Hinata tinggal bersama Naruto. Selalu saja Hinata disiksa, dinikmati kemudian Naruto meminta maaf. Kejadian yang terus berulang.

Hinata tetap melanjutkan kuliahnya, sedangkan Naruto? Kini Dia kembali menjadi CEO. Tanpa Naruto sadari, Hinata diam-diam mencari informasi mengenai perusahaan dan kelemahan Naruto. Mencari tau penyebab sebenernya kematian orang tuanya dan penyebab ibu Naruto meninggal.

Naruto tengah melakukan perjalanan bisnis selama 3 hari. Selama itu juga Hinata bebas dari siksaan Naruto. Hinata seharian hanya diam dirumah. "Ting Nong..." bel apartemen berbunyi. Hinata bertanya siapa yang berkunjung. Hinata menuju pintu dan melihat yang berkunjung mertuanya.

Hinata mempersilahkan Minato masuk. "Duduk dulu Tousan, Aku buatkan minum dahulu." Minato mengangguk memperhatikan sekeliling ruangan. Hinata menyajikan minuman di meja. Minato menatap khawatir wajah Hinata.

"Maafkan Aku baru berkunjung, bagaimana kabarmu nak? Tampaknya sekarang Kau sedang kurang sehat. Ini Aku bawakan sedikit oleh-oleh." Minato memberikan bingkisan. "Aku hanya sedikit lelah saja Tousan." balas Hinata tersenyum. Minato memperhatikan tubuh Hinata yang penuh dengan bekas luka yang belum kering.

The Secret Of The Past (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang