dua belas

789 181 143
                                    

antoinette's pov.

tidak ada hal yang lebih menyebalkan kecuali kambuhnya alergi saat liburan sedang berlangsung.

setelah makan udang bersama harry weekend kemarin, tebakan gue beneran kejadian. banyak bintik-bintik merah yang bermunculan di tubuh gue, bahkan di bagian dada dan punggung sekali-pun.

dan disinilah gue sekarang, rumah sakit mediautama, yang selalu menjadi pilihan pertama kalau alergi gue kambuh. selain karena dekat rumah, dokternya juga sangat ramah walaupun kadang sok tahu.

"gatel-gatelnya udah berapa lama?" tanya seorang perempuan yang ber-name tag dokter rahma di jas putihnya.

"sekitar empat harian, dok." jawab gue lemas.

sang dokter mencatat jawaban gue barusan lalu kembali bertanya, "emang kamu abis makan apa?"

"udang, dok."

dokter itu-pun mangut-mangut, lalu melanjutkan mencatat obat yang akan dia berikan. "bisa minum tablet?" tanyanya.

gue mengangguk, lalu menoleh ke samping dan mendapati mama sedang memberikan gue sebuah tatapan sinis.

"calum mana?" bisik mama.

"nggak tau, deh." jawab gue acuh-tak-acuh.

mama menghela nafasnya sebal. "harusnya mama meeting sekarang. kenapa kamu nggak minta ditemenin calum aja sih?!"

"ekhem," dokter rahma berdehem. "jangan diomelin, bu. namanya juga remaja, emang lagi sering-seringnya berantem sama pacar."

gue mengernyit. tuh kan, mungkin dia lupa kalau dia pernah menduga kalau calum itu suami gue. sekarang dia lagi-lagi menduga kalau cowok itu adalah pacar gue.

"iya, dok." jawab mama tidak terlalu menanggapi sahutan dari dokter rahma. "ini udah bisa diambil obatnya?"

"diambil di apotek depan ya, bu."

gue dan mama-pun langsung berdiri dan bergegas keluar dari ruang periksa. sebelum mama membuka pintu, dokter rahma tiba-tiba menghampiri kami, "bu, sebentar," katanya.

"iya?"

dokter rahma berpikir selama beberapa saat lalu melanjutkan, "merk lipstick-nya apa? bagus, bu. saya suka."

**

sesampainya di rumah, mama pamit untuk kembali ke kantornya. gue mengangguk, lalu mobil yang mama kendarai itu perlahan-lahan mulai berjalan menjauh.

gue melirik rumah bercat hijau yang letaknya di samping rumah gue persis— rumah calum. langsung terbayang muka cowok itu di dalam pikiran gue. kira-kira lagi ngapain ya dia?

sekitar tiga hari yang lalu, gue begitu kecewa dengan calum. entah kenapa gue malah mengutarakan kekecewaan itu di second account. dan begonya, gue lupa menghapus michael dari close friends gue.

hasilnya— calum mengirimi gue pesan yang malah membuat kami berdua menjadi semakin canggung. aduh, mikir apa sih dia?

"ngapain ngelamun di luar, net?"

gue menoleh ke sumber suara, dan mendapati kak mali sedang tersenyum menghampiri gue.

"eh— kak mali." gue menyapanya. "iya nih, tadi abis ke dokter."

"serius? kamu sakit apa?"

"biasa kak, kambuh lagi nih."

antoinette • hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang