"Apa yang kamu katakan?" John menatap ke atas atap rumah sakit Bartholomew's. Menatap tepat pada Sherlock yang berdiri di pinggir atap.
"Aku palsu, John. Semua yang ditulis di koran itu benar," John merasakan kakinya lemas mendengar suara Sherlock yang bergetar. Ingin rasanya ia lari ke atas atap dan menarik Sherlock untuk turun.
"What the hell, diam Sherlock diam! Pertama kali kita bertemu, pertama kali, kau tahu semua tentang saudaraku!" John menekan setiap kata yang ia ucapkan.
John sadar, Sherlock melakukan ini dibawah tekanan sesuatu. Sherlock yang ia kenal tidak mungkin mengatakan ini.
"Tidak ada orang yang secerdas itu," gumam Sherlock diiringi dengan kekehan.
"Ada, kamu!" Teriak John pada telepon genggamnya.
"Aku mencari tentangmu," terdengar suara Sherlock yang kian memberat, terdengar seperti menahan tangis, "Sebelum kita bertemu, aku mencari semua tentang kamu yang aku bisa, untuk mengesankanmu," satu isakan tangis lolos dari mulut Sherlock.
Jantung John terasa seperti diremas dengan kuat, tidak pernah dirinya mendengar Sherlock menangis.
"Tidak Sherlock, berhenti sekarang!" John melangkah cepat mendekati gedung. Ini gila, Sherlock gila!
"Tidak John! Tetap persis berdiri di tempatmu! Jangan bergerak!" Teriak Sherlock. John melangkah mundur dengan perlahan, kembali ke tempat ia tadi berdiri. Sherlock tidak pernah bisa dibantah.
"Jangan palingkan matamu! Lihat aku!" Perintah Sherlock lagi, dan John mengikutinya. Dengan harapan, Sherlock tidak akan melakukan hal bodoh.
"Aku mohon, maukah kamu melakukan sesuatu untukku?" John kembali mendengar suara isak tangis dari Sherlock.
"Melakukan apa?" apapun akan aku lakukan Sherlock, jangan lakukan hal bodoh!
"Telepon ini —adalah wasiat ku," suaranya bergetar, sebelah tangannya mengusap wajahnya dengan kasar, "itu yang dilakukan orang-orang, bukan? Meninggalkan wasiat..." John menahan nafasnya, ini gila!
"Meninggalkan wasiat apa, kapan?" John panik bukan main. Ada apa dengan Sherlock sebenarnya?
"Selamat tinggal, John," terdengar seperti bisikan di telinga John. Semuanya terlihat berputar di mata John, telinganya berdengung.
"Tidak, Jangan!" Teriak John, berusaha berlari dengan cepat, dengan langkah yang seimbang.
"Sherlock!"
Tidak, jangan lakukan itu, idiot!
John jatuh pada kedua lututnya ketika ia melihat Sherlock yang menjatuhkan diri dari atas gedung, "SHERLOCK!"
Lagi.
John terbangun di tengah malam dengan nafas yang memburu, jantung yang berdebar kencang, dan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.
Yang bisa John lakukan adalah menangis, mengumpati Sherlock dengan semua kata-kata kasar yang ia tahu.
Persetan dengan hari ulang tahunnya, John benci Sherlock yang bunuh diri dan meninggalkan dirinya terpuruk seperti ini.
Sangat benci.
•••
Pagi harinya, Greg berkunjung. John tidak lagi tinggal di Baker St., John pindah kembali ke kediaman lamanya.
Menyesakkan rasanya tinggal di tempat itu tanpa ada Sherlock di dalamnya. John hanya akan menyiksa dirinya sendiri jika ia tetap tinggal disana.
"Kau siap?" tanya Greg, menutup koran pagi yang sedang dibacanya ketika mendengar langkah kaki John mendekatinya.
John hanya tersenyum kecil, kemudian melangkah lebih dulu keluat dari flatnya.
John dan Greg, bisa dibilang mereka adalah yang paling dekat diantara orang-orang yang dikenal Sherlock —walaupun Sherlock tidak pernah ingat nama depan Greg—, dan paling percaya jika Sherlock tidak melakukan apa yang dikatakan orang-orang.
Pagi itu mereka mengunjungi makam Sherlock. Hari ini adalah ulang tahun Sherlock. John meletakkan bunganya di dekat nisan Sherlock.
"Kau tahu Sherlock, kau punya kami yang selalu percaya padamu," guman Greg, berdiri di samping John, menatap nanar pada nisan Sherlock.
"Kau menangkapnya, Lestrade," John menanggapi ucapan Greg.
Greg menghela nafasnya, "ya, aku membelanya dan komandan membentakku, mengancamku lebih tepatnya."
John mendekati nisan Sherlock, mengusapnya perlahan, "aku tahu, Greg."
"Mungkin ini memang takdirnya," John tersenyum kecut, matanya mulai berkabut dengan air mata, "dia selalu mengeluhkan otaknya yang bekerja seperti mesin, dan ia lelah."
John berbalik, menatap Greg, "keinginannya tercapai sekarang," John melangkah mundur, kembali berdiri di samping Greg.
Greg mengangguk setuju, "semoga Sherlock berada disisi para malaikat."
"Ya, semoga."
Yoohoo abis ini bakal rada complicated ehehe
Hmm... Campur sari dari Sherlock, Doctor Strange, dan Ironman.
:)Tapi gak janji bakal update cepet, bcs seminggu kedepan aku lagi ada urusan di rumah sakit :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Purpose (IronStrange JohnLock)
FanfictionSherlock dan Stephen adalah kembar identik yang terpisah selama puluhan tahun. Untuk mencegah ancaman Moriarty terhadap Inggris dan orang-orang terdekatnya, Sherlock membunuh dirinya sendiri dengan skenario yang dibuat oleh Mycroft. Sherlock diasing...