The Brothers

975 112 39
                                    

Aku seneng masih ada yang baca cerita yang udah terbengkalai lama ini :')
Dan karena idenya lagi lancar, aku lanjut lagi aja.

Hope you all have a nice day 💕


"Aldrich Killian berhasil tertangkap."

Mycroft mengangkat kepalanya, melihat asisten pribadinya, "bagus, dia mengerjakan tugasnya dengan baik," ia mengangkat sudut bibirnya, menyeringai kecil mendengar hasil kerja adiknya yang selalu memuaskan, walaupun terkadang ia sangat menjengkelkan.

"Tapi Mr. Holmes, adik anda dilarikan ke rumah sakit. Dia mendapatkan luka dan cidera yang cukup parah."

"Siapa?" Mycroft bertanya tanpa memandang asistennya, ia menghentikan gerakan tangannya yang sedang menuliskan sesuatu pada berkas-berkasnya.

Iya, siapa? Sherlock? Stephen?

Mycroft akui, jantungnya berdegup lebih kencang saat ini.

Satu yang ia tahu, ia peduli dengan kedua adiknya itu. Walaupun Sherlock dan dirinya tidak pernah akur; Walaupun Stephen dan dirinya jarang berkomunikasi; Mycroft tidak ingin kehilangan kedua adiknya.

"Itu Stephen, Mr. Holmes. Ledakan dari Dr. Octavius terjadi saat Mr. Strange sedang melakukan presentasi, Sherlock dan rekan-rekannya di Amerika terlambat melindungi Stephen. Saat ini Mr. Strange sedang menjalani operasi."

Mycroft mengangkat kepalanya lagi, melihat ekspresi asistennya yang terlihat khawatir? Bingung? Takut? Ada sesuatu yang belum dia sampaikan, "dan?" Mycroft kembali bertanya.

"Dokter John Watson ada di pertemuan itu," asistennya menghela nafas panjang ketika ia berhasil mengucapkan kalimat tersebut.

"Siapkan jet untukku, sekarang!!"

•••


"Tony, kau perlu istirahat."

Itu Bruce. Ia cukup khawatir dengan sahabatnya ini, sejak kemarin malam Tony belum tidur; Tony dan Sherlock sibuk menyiapkan rencana mereka untuk menangkap Aldrich Killian dan menyelamatkan Stephen. Paginya mereka sibuk dengan rencana yang sudah mereka buat. Sampai kejadian ledakan kemarin siang, kemudian 11 jam operasi Stephen, Tony belum tidur sama sekali.

Sama halnya dengan Sherlock. Dia masih mengunci dirinya di kamar mandi, tapi tidak ada yang berani menganggunya.

"Aku tidak bisa," lirih Tony terdengar sangat pelan, seperti berbisik.

Tony tidak menangis, air matanya mungkin sudah habis terkuras dalam 12 jam terakhir, ia sudah tidak bisa menangis lagi.

Matanya menatap nanar Stephen yang masih tidak sadarkan diri, wajahnya penuh dengan memar dan jahitan-jahitan kecil. Entah apa yang ada di dalam alam bawah sadar Stephen, tapi tidak ada senyum yang terbentuk di bibirnya yang terlihat memar dibeberapa bagian. Sebelah kakinya dibalut menggunakan gips, kedua tangannya—

—Tony benci melihatnya, di kedua tangannya terlihat banyak jahitan-jahitan kecil, dan terpasang jarum-jarum external fixator. Terlihat mengerikan.

"Tony, kau terlihat sangat kelelahan," Bruce kembali membujuk Tony, "setidaknya, pejamkan matamu sebentar di sofa, aku tidak memaksamu pulang."

Sudah 2 jam lebih, Tony duduk di kursi yang ada disamping Stephen. Tidak bergerak, sama sekali. Dan itu membuat Bruce khawatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Life Purpose (IronStrange JohnLock)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang