Ersya menyadari satu hal bahwa akhir-akhir ini waktu yang ia berikan untuk Dion tidak lah sebanyak dulu, namun mau bagaimana lagi jika semua itu Ersya lakukan semata-mata demi mencari keberadaan sahabatnya yang sudah lama menghilang tanpa jejak sedikit pun yang di tinggalkan. Ersya benar-benar khawatir dengan Dion dan keluarganya, apakah mereka di culik? Atau bahkan di bunuh oleh komplotan penjahat? Tetapi itu tidak mungkin karena jika benar mereka di bunuh, Polisi pasti sudah dari dulu memecahkan kasus ini.
***
Di sebuah kamar bernuansa jingga, Ersya berdiri di dekat jendela. Ia memandangi rumah Koko yang letaknya tepat di sebelah rumahnya, ia juga memandangi kamar milik Koko dari kejauhan. Ersya teringat pada masa kecilnya, ia dan Koko membuat sebuah mainan telepon yang terbuat dari seutas benang dan kaleng. Kemudian ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Koko melalui kamar mereka masing-masing.
Flashback On,
"Halo halo test test.. Ersya kamu bisa denger suara aku gak?" tanya Koko berbicara melalui mainan telepon yang mereka buat bersama,
"Iya Ko, aku bisa denger suara kamu" Ersya menjawab dan mereka pun tertawa.
"Ersya, aku mau bilang kalau aku sudah besar nanti aku janji akan selalu jagain kamu," ujar Koko berjanji jika suatu saat nanti dirinya akan menjadi sosok yang penting untuk Ersya.
"Iya Ko, aku juga janji kalau kita akan terus sama-sama seperti ini. Kita akan terus bersahabat yah Ko," Ersya tersenyum ke arah Koko sembari menjulurkan jari kelingkingnya dari sudut kamar.
"Ok Sya, kita akan terus bersahabat," Koko pun ikut menjulurkan jari kelingkingnya. Mereka berdua terlihat begitu bahagia memainkan benda yang telah berhasil mereka buat bersama-sama.
Flashback Off.
Mengingat kejadian itu Ersya terlihat nampak sedih, ia sesekali menyeka air matanya yang keluar dari kelopak mata miliknya.
"Ko, sekarang gue udah besar. Lo dimana? Lo bilang katanya lo mau jagain gue, mana janji lo ke gue Ko. Kenapa lo ingkar?" Ersya berbicara sendirian sembari menangis sesegukkan mengingat sahabatnya tersebut.
Hampir tiga jam Ersya mengurung diri di kamarnya. melihat putri nya yang tak kunjung keluar kamar, ayah Ersya menyuruh asisten rumah tangga untuk memanggil Ersya karena sudah waktunya makan malam.
"Bi Minah, tolong panggilkan Ersya di kamarnya. Suruh dia turun untuk makan malam," perintah ayah Ersya.
"Baik Pak," kemudian Bi Minah pergi ke kamar Ersya untuk melaksanakan perintah.
Tookk.... Tokk... Tookk... Bi Minah mengetuk pintu kamar Ersya
"Non Ersya di panggil bapak, Non. Sudah waktunya makan malam, bapak sudah menunggu di bawah," ujar Bi Minah.
"Aah, iya Bi. Nanti Ersya turun," jawab Ersya mengusap air mata dan merapihkan penampilannya agar tak terlihat bahwa ia sedang bersedih namun tetap saja mata Ersya terlihat sembab.
Tak lama kemudian, Ersya keluar dari kamarnya setelah mengurung diri tiga jam lamanya. Nampak dari lantai atas, Ayah Ersya tengah menunggu putrinya tersebut di sebuah meja makan berbentuk persegi panjang. Wajahnya yang terlihat kusut, membuat Ersya berusaha menenangkan diri agar ia tidak ketahuan sang Ayah bahwa ia usai menangis.
"Malam Ayah," sapa Ersya dengan wajah sumringah menutupi sedihnya.
"Malam juga sayang, Ayah lihat kamu daritadi tidak keluar kamar. Ada apa nak? Apa ada masalah? Coba cerita sama Ayah kalau kamu punya masalah," tanya Ayah Ersya.
"Ersya baik-baik aja kok Ayah, hanya sedikit pusing aja tadi makanya Ersya istirahat di kamar," jawab Ersya berbohong.
"Hhmmm.. kamu yakin? Tapi kok Ayah lihat mata kamu agak sembab begitu?"
"Aaahh masa sih, namanya juga bangun tidur ayah," Ersya berusaha mengalihkan pandangan.
"Hmm mungkin kali yah. Yasudah ayo makan, nanti keburu dingin," akhirnya mereka berdua pun mengakhiri obrolan dengan melanjutkan makan malam yang sudah di siapkan oleh Bi Minah.
"Maaf Ayah, Ersya terpaksa berbohong karena Ersya gak mau ayah tahu kalau sebenarnya Ersya itu masih berusaha mencari keberadaan Koko," batin Ersya berkata.
Ayah Ersya sudah lama menyuruh putrinya untuk berhenti mencari keberadaan Koko dengan alasan nihil. Yah memang benar, selama hampir dua tahun Ersya berusaha mencari Koko tetapi hasilnya tetap saja sama jika Koko masih belum juga ditemukan. Bisa jadi keluarga Koko pindah keluar Negeri karena pada waktu itu Koko pernah berkata bahwa ia memiliki impian untuk melanjutkan sekolahnya di U.S.A.
Ayo tebak kira-kira menurut kalian kemana hilangnya KOKO yah?
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan terus vote dan comment ^_^
Terimakasih ^_^
YOU ARE READING
LOSING
Teen Fiction(SLOW UPDATE) Cerita ini mengisahkan tentang dua orang sahabat bernama Ersya dan Koko, keduanya berteman semasa kecil hingga sama-sama tumbuh dewasa. Akan tetapi ketika menginjak dewasa, persahabat mereka mulai memudar. Hal itu bukan disebabkan oleh...