04

1.9K 213 2
                                    

[ Jimin ]
04

•••

Jimin menggaruk kepalanya berulang kali, saat ia tidak mendapatkan satu balasan pun bahkan satu jawaban pun ketika menelpon dan memberi pesan Eunhwa.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Akan tetapi, gadis nya itu sama sekali memberi kabar dengannya. Padahal, saat Jimin mengecek media sosial nya, gadis itu masih aktif semenit yang lalu.

Ia berdecak kesal, dan menghubungi salah satu nomor yang ada dikontak nya. Merasa, orang yang akan ia hubungi itu dapat memberikan jawabannya.

"Halo?" Suara wanita paruh baya menyambut Indera pendengarannya.

Jimin menyunggingkan senyumannya tatkala mendengar suara wanita paruh baya itu.

"Eomma!" Panggilnya semangat.

"Eoh..Jimin-ah..Wae?" Jawab wanita paruh baya itu, yang lalu bertanya.

"Apa kau menelpon untuk Eunhwa?" Tanya wanita paruh baya itu lagi, yang di beri deheman oleh Jimin.

"Apa kalian bertengkar? Sejak kepulangan Eunhwa Dirumah sore tadi, dia terlihat menekuk wajahnya walau setiap hari memang tertekuk." Bilang wanita paruh baya itu terkekeh yang Jimin hanya diam saja bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Wajahnya tertekuk sejak pulang?" Tanya Jimin, dan wanita paruh baya itu, yang diketahui ibu Eunhwa diam setelah cukup lama larut dalam gurauan nya.

"Eoh. Kalian bertengkar?"

"Tidak. Seharian ini bahkan kami belum bertemu." Jawab Jimin cepat, yang ibu Eunhwa hanya diam diseberang sana.

"Ingin berbicara dengannya?" Tawar ibu Eunhwa pengertian, membuat Jimin tersenyum tipis.

"Eum! Tolong berikan ponsel Eomma padanya. Ia tidak mau menjawab bahkan membalas pesan juga panggilan ku." Pinta Jimin yang diangguki percuma, oleh ibu Eunhwa.

Terdengar dari speaker ponsel Jimin, jika wanita paruh baya itu tengah berjalan kesuatu ruang dirumahnya dan menanyakan pada suaminya juga kakak laki-laki Eunhwa, dimana Eunhwa berada sekarang.

Mereka mengatakan Eunhwa berada didalam kamarnya. Terdengar jelas, bahwa mereka mengatakan juga Eunhwa belum memakan makanan nya yanh sudah disiapkan dimeja makan. Itu membuat Jimin khawatir.

"Eunhwa-ya.." panggil ibu Eunhwa, terdengar tengah mengetuk sebuah pintu yang mungkin pintu kamar Eunhwa.

"Nee..ada apa Eomma?" Suara Eunhwa muncul, yang diikuti suara deritan pintu. Entah mengapa jantung Jimin berpacu hebat saat ini, mendengar suara gadisnya yang seharian ia dengar hanya tadi pagi.

"Jimin menelpon. Dia mencarimu. Khawatir." Jelas ibunya, yabg tidak terdengar satu tanggapan apapun dari Eunhwa.

Jimin menggigit bibir bawahnya, merasa gugup dengan respon apa yang akan diberikan gadis super cuek itu.

"Halo." Suara yang ia rindukan, memenuhi indera pendengarannya membuat ia hampir menjerit senang.

"Eunhwa!" Seru Jimin gembira, memanggil namanya. Melupakan kegugupannya yang takut jika Eunhwa akan menolak panggilan darinya.

"Apa?" Tanya Eunhwa judes, yang sudah biasa bagi Jimin.

"Aku khawatir..kau Darimana saja?" Jimin bertanya dengan nada sedihnya. Tubuhnya yang semula tiduran diatas kasur, kini duduk bersandar di sandaran kasurnya.

"Aku lelah. Aku butuh istirahat, dan kau tidak perlu khawatir." Jelas Eunhwa diseberang sana, membuat Jimin kini mengerutkan keningnya merasakan sesuatu keganjalan dari nada bicara Eunhwa yang judes nya tidak biasa.

Jimin✔️ [ completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang