[ Jimin ]
06•••
Sudah tiga hari Jimin mengurung dirinya dikamar rumah Busan nya. Banyak panggilan dari orangtuanya dan saudara nya yang khawatir, meminta ia untuk keluar kamar dan merasakan udara Busan namun ia menolak mentah-mentah ajakan itu.
Tiga hari sudah berlalu, dan tiga hari itu juga sisi Jimin yang ceria lain daripada yang lain hilang bagai ditelan bumi.
Saat ini tubuhnya tengah berselimut tebal diatas kasir empuknya, menatap seksama pada ponselnya yang saat ia geser layarnya akan menampilkan berbagai foto Eunhwa dari berbagai angel, dan berbagai gaya juga ekspresi.
Jangan tanya siapa yang mengambil gambar itu, tentulah Jimin. Karna, tidak mungkin bagi gadis seperti Eunhwa itu mengambil fotonya sendiri bahkan dalam mode selfie.
Eunhwa anti dengan yang seperti itu. Padahal ia sangatlah cantik bila dilihat darimanapun.
Jimin menggoyangkan kakinya pelan, mengikuti sebuah irama dalam hati nya.
Jari-jemarinya saat ini tengah mengetikkan sebuah pesan yang tidak pernah absen untuk Eunhwa, walau mereka belum bertemu seminggu ini sejak kesalah pahaman yang belum jelas ceritanya.
Jujur saja, tiga tahun menjalin hubungan, baru kali ini ia dan Eunhwa mengalami salah paham, dan yang salah paham adalah Eunhwa. Bahkan, ini masalah Jimin yang bertemu mantan kekasih nya waktu remaja dulu.
Mungkin Eunhwa terlihat cuek selama ini, namun siapa sangka, ternyata gadis itu juga bisa peduli dengan hal yang biasa tidak ia anggap penting.
Padahal, biasanya yang seperti ini adalah Jimin. Marah dengan Eunhwa yang dekat dengan laki-laki lain, tidak bertemu dengannya sehari, namun berakhir ia yang menemui dan meminta maaf gadis itu, membujuknya agar mereka berbaikan kembali padahal Eunhwa sama sekali tidak menganggap mereka tengah berkelahi.
Bila mengingat itu, entah menatap Jimin merasa menjadi laki-laki paling bodoh lagi. Setelah dulu ia rela diselingkuhi karna terlalu mencintai, sekarang ia rela menjadi budak cinta karna terlalu mencintai lagi.
Entah mengapa terlalu mencinta seseorang itu terkadang menyakitkan. Bukankah seharusnya mencintai seseorang itu berujung baik? Namun benar katanya, yang mengatakan segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah berujung baik. Mencintai bisa menjadi salah satu contohnya.
Jimin menghembuskan nafasnya, lalu mengubah posisi tidurnya yang semula miring jadi terlentang.
Suara ketukan pintu terdengar, diikuti suara panggilan dari seseorang yang membuat tubuhnya seketika menegang.
"Jimin-ah"
Dilihatnya seksama pintu yang kenop nya diputar, tanpa sadar jantung Jimin berpacu dua kali lebih cepat.
•••
Pintu berwarna putih klasik itu terbuka. Menampilkan wanita paruh baya bermata sipit, yang sudah tidak asing lagi dimata Eunhwa.
"Eunhwa-ya.." panggil wanita itu, tampak senang dengan kehadiran Eunhwa.
Eunhwa tersenyum dan membungkuk sopan kearahnya."Eomma..apa kabar?"
Wanita yang dipanggil ibu oleh Eunhwa, adalah ibu Jimin. Ibu Jimin tersenyum dan mengangguk kecil,"aku baik-baik saja. Tapi..tidak dengan Jimin."
Tatapan ibu Jimin berubah menjadi sendu, membuat Eunhwa menatapnya tak kalah sendu.
Ibu Eunhwa menyadari suasana berubah karnanya, lantas tersenyum dan mengulurkan tangannya menarik tangan Eunhwa.
Tak protes, Eunhwa hanya menurut saat tangan tua itu menariknya menuju kedalam rumah, dan menghadapkan nya pada sebuah pintu putih lainnya. Diketahui, itu adalah pintu kamar Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin✔️ [ completed ]
FanficPossesive nya Jimin, kalah dengan cuek nya Eunhwa. Tapi tidak selalu Dyudyu - Short Story