2⇨ Desa Baru

7 0 0
                                    

Riin merasakan sekujur tubuh nya keram. Akibat semalaman ia tidur meringkuk dan ditambah lagi dengan cuaca yang sangat dingin.

Ia pun bangun dari tidur nya, berjalan menuju toilet.

Sekembali nya ia dari toilet, ia segara melaksanakan sholat shubuh.

Setelah selesai sholat dan berdzikir pagi, tak lama sinar matahari pun mulai muncul dari balik gumpalan awan. Menampakkan indah nya pancaran mentari.

Burung-burung berkicau merdu, menambah ke indahan suasana di pagi hari.

Salah satu teman mamah nya, mengajak Riin untuk melihat rumah yang akan mereka tempati.

Dengan semangat dan tanpa ber fikir panjang, Riin langsung menerima ajakan tersebut.

Ternyata tak jauh, dan bahkan rumah mereka ber sebelahan.

Ia pun memasuki rumah itu dan berkeliling melihat-lihat ruangan demi ruangan yang berada di dalam rumah itu.

Dirasa cukup, Riin pun duduk di atas bangku panjang berwarna hitam yang berada dibawah pohon yang sudah mengering. Ia memperhatikan sekitar halaman rumah itu.

"Kita bakal tinggal disini?" Tanya Riin pada salah satu wanita yang berada di dekat nya.

"Iya, InSyaa Allah."

Riin pun hanya mengangguk dan masih memperhatikan sekitaran nya.

"Laper deh, masak disini yuk!" Ajak salah satu dari mereka.

"Ayo! tapi barang-barang kan belum datang," balas Riin bersemangat tetapi seketika ia teringat bahwa barang-barang nya masih berada di dalam pick up yang ia sendiri tak tau dimana keberadaan mobil tersebut.

"Tenang, barang aku udah ada kok," ucap nya.

"Ooh, Yaudah kalau gitu."

Mereka pun berjalan menuju ke beradaan barang teman mamah nya itu.

1 buah ember berisikan alat-alat masak.

"Mana kompor nya?" Tanya Riin.

"Nih, di paling bawah."

Karena penasaran, Riin pun mengecek apa yang ada di paling bawah.

"Wiih, masih ke bawa aja nih kompor unyil," ujar Riin takjub.

"Iya dong."

Mereka pun berjalan ke rumah tadi, dan menggelar segala peralatan masak nya.

"Aku mah motongin bawang aja ya," ujar Riin sambil memberikan cengiran nya.

"Iya."

Mereka pun mulai memasak dan beberapa teman nya datang dan ikut membantu.

Setelah selesai, Riin mencicipi hasil masakan teman mamah nya itu.

"Emm... Enak," ujar nya.

"Biasa aja kali."

"Nih deh, bawain ke sebelah," ujar teman mamah nya itu dan memberikan Riin sepiring besar berisikan spaghetti.

"Ok," ucap Riin dan bergegas pergi untuk memberikan sarapan ke rumah dimana mereka singgah.

"Bilang sama yang lain, bawain piring kesini," ujar teman mamah nya itu.

"Iyaa!" Balas Riin dengan sedikit berteriak karena ia yang mulai menjauh dari dapur tadi.

Riin pun memasuki rumah singgah itu dengan wajah sumringah.

"Makan! Makan!" Ujar nya dengan sedikit berteriak.

Semua pun mengalihkan pandangan ke arah Riin dengan ekspresi berbeda-beda.

RiinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang