1⇨ Pindahan

13 0 0
                                    

Riin berkali-kali melihat ke arah jam tangan tosca yang melingkar manis di tangan kiri nya itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.45, dan paman nya tak juga datang.

Malam ini ia akan pindah ke desa yang tak jauh dari desa nya sekarang. Hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ke desa baru nya.

Ia hanya mendecak sebal karena paman nya tak kunjung datang.

Riin pun melepaskan sepatu nya dan masuk ke dalam kamar nya.

"Lama banget sih, jadi nggak sih kita pindah? Tidur aja ah! Ngantuk aku," gerutu nya kepada mamah nya.

Mamah nya yang sedang menyusui adik nya itu hanya melirik anak sulung nya dan memejamkan mata nya kembali. Membuat sang anak semakin uring-uringan.

Riin paling sebal sama yang nama nya menunggu, ia paling tidak bisa jika harus menunggu lama dari waktu yang telah disepakati ataupun di janjikan.

Karena lelah menunggu, ia pun tertidur. Tak lama terdengar suara keriuhan orang - orang. Ya, di rumah itu tidak hanya Riin dan keluarga nya. Tapi... ada beberapa saudara nya yang juga tinggal bersama nya.

"Ayo... Ayo... Siap - siap!"

"Mobil nya udah datang!"

"Bangunin adik nya."

"Sandal mu mana?"

Suara - suara itu membuat Riin mengulet dan membuka mata nya. Ia pun langsung terduduk dan masih terdiam. Ya... Pikiran nya masih belum connect.

Riin melirik jam nya dan waktu sudah menunjukkan pukul 21.30.

'Parah, malem banget,' batinnya.

Ia pun membantu mamah nya untuk membawa kan tas selempang milik mamah nya itu serta membawa sebotol air mineral.

Riin 4 bersaudara, tetapi adik yang tepat setelah nya itu telah pergi mendahului nya.
Ayah nya pun juga telah pergi mendahului nya.

Tinggalah mereka bersama ibu, 3 adik nya dan juga 2 paman nya.

Riin memakai sepatu reebok kesangan nya dan keluar dari rumah nya lebih awal.

Cuaca di malam hari sangat lah dingin. Mengingat saat ini masih di akhir winter.

Riin mengencangkan jaket pink nya, sesekali ia meringis kedinginan.

Paman nya datang tak hanya sendiri, melainkan ia datang bersama beberapa teman nya.

Teman-teman paman nya itu pun mulai menaikkan barang-barang mereka ke dalam pick up.

Riin melangkahkan kaki nya ke rumah yang berada di sebrang rumah nya itu, rumah teman nya. Ia pun pamit kepada teman nya itu.

"Udah pada tidur ya?" Tanya nya dari luar jendela.

"Belom, lo udah mau pergi?" Jawab Lia dari balik jendela.

"Iya, pamit ya," ucap nya dengan suara yang melengking.

"Ati-ati!"

Seketika nada suara nya menjadi lesu, "he 'eh... sedih dah gue, baru juga ketemu."

"Tau lo! Lagian sih ngapain juga pindah?" Tanya Lia.

Riin hanya menggedikkan bahu dan memajukkan bibir bawah nya, meng isyaratkan bahwa ia pun tak tau.

"Yaudah sono," usir Lia

"Ett, ngusir yak! Yaudah, salam buat emak mu," ucap Riin dan pergi meninggalkan teman nya itu.

Riin pun kembali ke tempat nya tadi dan mata nya mencari-cari sang paman. Setelah berhasil menemukan nya, ia pun mendatangi sang paman.

RiinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang