Part 7. Mendadak Jadi Bijak

21 8 0
                                    

"Putus itu kalau gak jadi MANTAN ya MANTENAN. Kalau gak jadi  TEMENAN ya MUSUHAN"

°Namirein°

"Wah, ternyata rumah lu gak begitu jauh ya dari rumah gue," Ujar Amay.

Yaps benar!  Sekarang Amay udah di rumah gue. Ya. Pasti kalian tau, dimana tempat favorit anak cewek kalau di rumah, gak salah lagi kalau bukan di kamar.

"May..!! Ini kamar gue, di sini kamar mandinya,  sebelahnya ruang ganti baju. Kalau lo mau ganti, lo tarik aja tirainya ya." Ucap gue sambil nunjukin ruangan.

"Duh, gue betah deh kalau di suruh tinggal di rumah lo yang keren kaya' gini Ghe."

"Ah, lo kelewatan deh mujinya," Timpal gue.

Sang purnama merayap naik.  Seperti biasanya gue selalu menghabiskan sebagian waktu malan gue untuk lihat keindahannya. Bersama ribuan bintang yang bertebaran di langit malam,  mereka menemani malam gue yang kini sedikit merasa kesepian.

Aduh, penyakit lebay gue kambuh_-

Namun, malam ini sedikit berbeda. Biasanya gue selalu sendirian menatap Sang rembulan, tapi malam ini gue di temani oleh sahabat gue yaitu Amay.

"Ghe!" Panggilnya.

"Apa May?"

"Gue nemu ini di lantai ruang ganti baju," Ucapnya sambil menyodorkan sebuah foto. "Ini foto siapa Ghe?" Sambungnya.

Dengan kecepatan kilat, gue merampas foto yang ditunjukin si Amay.

"Bukan foto siapa siapa!" Jawab gue ketus.

Gue sebel banget, kenapa Amay harus nunjukin foto itu. Dan hal bodoh yang gue gak sadar adalah masih ada foto manusia resek itu di kehidupan gue.

"Huft, pacaran?  Putus? Itu kalau gak jadi mantan ya mantenan," Ucapnya santai sambil mengukir rasi bintang dengan jari telunjuknya.

Gue cuma bisa diam, kembali memandang bintang yang semakin banyak bermunculan.

"Ghea!" panggilnya lagi.

"Hmmm."

"Gue tau, sebenernya lo itu belum bisa move on dari mantan lo si Aray,"

Mendengar nama itu, gue shock bukan main. Kenapa Amay bisa tau nama dia.

"Lo tau apa tentang Aray?"

"Gue tau. Dari buku bahasa Indonesia lo gue tau"

"Buku?" Jawab gue penuh kebingungan.

Dari buku? Emangnya buku bisa cerita apa ya. Aduh sumpah gue males banget buat hal ini.

"Kalau kamu mau bebas dari masalalu, kamu harus ngebebasin hati kamu dulu dari perasaan di masalalu kamu, "Ujarnya seperti tak sadar.

"Maksudnya?"

"Iya!  Aku tau, kamu itu sebenarnya belum bisa move on. Kamu cuma berusaha ngelupain kenangan, tapi gak tau caranya buat ngelupain perasaan,"

"Sejak kapan lo jadi dokter cinta gini?"

Amay hanya menjawab pertanyaan gua dengan mengangkat bahu. Meski pun dia sekarang jadi sahabat, gue masih ragu buat cerita tentang masalalu gue sama Aray.

Sebenarnya memang benar apa yang dia bilang, gue cuma berusaha ngelupain kenangan tapi gue lupa caranya ngelupain perasaan dan pada akhirnya hati gue terjebak di masalalu.

"Gue tau kok Ghe. Lo itu sebenernya mau cerita ke gue. Cuma lo masih ragu kan?" tanyanya lembut. "Ghe, kita itu sahabat. Dan sahabat itu tugasnya menutupi aib dari sahabatnya. Maksud gue, lo gak usah khawatir gue bakal buka aib lo. Kalau lo memang anggap gue sebagai sahabat lo sendiri," Sambungnya.

-----------------------------------------------------------------
Hay Readers....
Maaf banget ya Author baru sempat Up.😭
Maaf banget udah buat kalian nunggu, buat kalian kecewa..
Berhubung karena Author sekarang udah kelas XII jadi kadang gak sempat buat ngurusin ni cerita....
Sekali lagi aku minta maaf ya... 😭♥️

InsyaAllah, Mulai sekarang ini cerita aku rawat lagi...

Selamat membaca
~Namirein

I LOVE YOU MY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang