💙

1.8K 148 4
                                    

"Yang! Kok pake bajunya numpuk-numpuk gitu sih? ini kan musim panas sayang."

"Iyalah Min Yoongi, kerjaan siapa juga aku jadi harus pake beginian." Rutuk Seungwan terdengar jengah. Hei, tentu saja! Siapa yang tidak jengah dengan kelakuan Yoongi yang dari tadi berusaha menarik mantel serta syal milik gadis berkulit putih bersih itu.

"Kalo kamu tutupin percuma dong aku buatin ini semalem wanniee!!"

Seungwan sekali lagi mendengus kesal dengan rengekan pria yang dengan manjanya bergelayut di atas bahunya. "Kalo ga kamu buka, aku buatin yang baru dileher kamu!"

"Ih! Kak Yoongi jangan mesum dong di tempat umum! Masuk kamar sana kalian berdua!"

Yerim yang kebetulan sedang melintasi sofa depan televisi, –dimana sepasang kekasih sedang bermesraan– langsung tersedak air liurnya sendiri. Pemandangan yang tersuguh didepan matanya kini sangat menjijikkan baginya.

"Tuhkan! Udah deh kamu pulang aja sana, Yoong! Salah paham tuh yerim-nya." Seungwan langsung menjauhkan tubuhnya dari Yoongi. Spontan saja Yerim yang mengutuk mereka berdua tadi langsung mendapatkan tatapan kebencian dari si pria pucat.

Yerim mendengus tidak peduli. "Ga mempan mata kak Yoongi sama aku. Mata kaya kena asem begitu siapa yang bakal serem, yeu." Seru Yerim seraya berlalu.

Tanpa berlama-lama lagi Yoongi segera menyusul Seungwan yang sudah akan memasuki kamarnya. Tentu saja, ia tidak akan semudah itu melepaskan Seungwan-nya! Semua orang harus tau kalau Seungwan sudah punya pawang!

"Yoongi! Siapa yang bilang kamu boleh masuk, uh?"

Dengan senyum bangcatnya Yoongi mengunci pintu lalu membuka lemari pakaian milik Seungwan. "Kali ini karya aku harus ter-expos!" Gumamnya berkali-kali, hingga tertangkap jelas ditelinga Seungwan.

"Min!"

"Iya sayang, iyaa." Yoongi tersenyum puas setelah menemukan outer yang cocok untuk Seungwan dalam perjalanannya nanti ke jepang.

Pria itu mulai menarik syal berwarna biru tua, dilanjutkan dengan mantel berwarna senada. Seungwan sengaja membiarkan Yoongi melakukan apa yang dia mau kali ini, ia cukup lelah dari tadi menghadapi rengekan bayi besar  yang selalu menarik-narik hal yang dianggapnya mengganggu karya agungnya itu.

Setelah selesai memakaikan cardigan tipis berwarna hitam milik Seungwan, akhirnya Yoongi menampilkan senyum puasnya. "Aku suka ini!" Serunya sambil menyentuh dada atas kiri Seungwan dengan ujung telunjuknya.

"Heh! Jangan mesum jelek!"

"Ga kok cantik, aku inget kok nanti sore kamu mau berangkat ke jepang." Yoongi menghempaskan bokongnya pada bibir kasur dengan mata yang tidak lepas dari penampilan Seungwan. "Tapi ngeliat kamu begini, lama-lama ga tahan juga aku nih sayang."

Seungwan membolakan matanya. "No Yoongi! Mendingan kamu pulang sekarang. Semalem kamu udah main kabur-kaburan kesini, nanti kita malah ga diizinin ketemu lagi, sayang." Nada bicaranya makin lama mulai melembut. Tentu saja ia tau berbicara dengan Yoongi tidak bisa dengan urat.

"Ya udah aku pulang," ujarnya cemberut, namun dengan cepat wajahnya kembali cerah dengan tangan terentang, "cium dulu."

Dengan sedikit menunduk, Seungwan mengecup bibir pria-nya tersenyum. Tak jauh beda, Yoongi menarik pinggang Seungwan agar jatuh di pangkuannya dengan tersenyum.

"Udah ya, sayang." Ujar Seungwan menyudahi kecupan mereka, tangannya diangkatnya untuk mengelus rahang kekasihnya.

Dengan berat hati Yoongi melepaskan Seungwan dari pelukannya, kemudian berdiri menatap gadisnya dalam.

Serpihan Ide Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang