Perasaan Seungwan sudah mengingatkan sampai mulutnya berbusa, "jangan biarin Yuwan mainin gelang karet."
Tapi tetap saja suaminya itu tidak pernah mengamalkannya dengan baik, hanya mengangguk mengiyakan lalu esoknya Seungwan melihat anak lelakinya sudah memasukkan gelang karet kedalam mulutnya.
"Kak Yoongi! Kan udah aku bilang, Yuwan ga boleh mainin gelang karet kak!" Seru Seungwan sambari mengambil alih gelang karet dari genggaman mungil anaknya.
Ia meraih tangan suaminya, mencium punggung tangan dan bibir suaminya sekilas. Walaupun ia sedang dalam mode kesal, rasanya tidak sopan jika tidak melakukan kebiasaan kecil mereka itu.
Yoongi yang merasa di omeli langsung tersenyum kaku tanpa mengalihkan pandangan dari depan tv sekalipun. "Maaf sayang, aku pikir adek ikutan nonton bareng aku."
Ibu satu anak itu mendengus kesal. Bukannya setelah pulang bertemu dengan Seulgi ia bisa bercerita dengan ceria pada suaminya, malah mendapati anaknya yang sedang mencoba memasukkan gelang karet ke dalam mulutnya.
Gimana Seungwan ga naik darah coba?
"Ini anak aku doang deh kayanya." Sarkasnya.
Nah lo. Papa Yuwan langsung mengalihkan atensinya pada wanita cantik yang tengah menggendong anak seumuran 2 tahunan menuju kamar berpintu putih.
Yoongi terburu-buru menyusul langkah istrinya kedalam kamar. "Anak kita, sayang. Kan aku yang narok benihnya di rahim kamu."
Dengusan keluar dari mulut Seungwan yang terlanjur sebal. Ia tak menghiraukan presensi suaminya yang tengah mengelus kedua pundaknya dari belakang. "Norak. Narok." Cibir wanita itu. Ia mencoba menghindari suaminya yang sejak tadi memberatkan pundaknya.
"Anak mama Son Yuwan yang ganteng, besok kita cari papa baru ya."
Yoongi yang mendengarnya langsung mengejar istrinya lagi. Kini ia meremas pinggul wanitanya posesif. "Wannie~" rengeknya.
Tanpa menghiraukan, Seungwan melenggang keluar kamar, berjalan santai menuju teras rumah. Tentu saja si sipit tetap mengekor.
"Papah kamu yang lama ngomongnya suka jorok, nak. Buat mama kesel terus." Seungwan melanjutkan monolog-nya.
Dengan di-dramatisir Seungwan menghela nafas berat, " Yuwan mau papa baru kaya apa? Yang matanya besar? Tinggi? Kulit kaya manusia normal? Wah, mama juga suka yang kaya gitu sih nak."
Sedang Seungwan mengajak anaknya berbicara sejak tadi, Yoongi merenggut kesal di depan pintu masuk rumah. Mendengar 'papa baru, papa baru' membuat telinga si sipit panas ternyata.
Tak memberi aba-aba, Yoongi menarik tangan mama Yuwan masuk ke dalam rumah. Menuntun pundak istrinya untuk duduk di sofa besar ruang keluarga mereka.
Setelah Seungwan duduk, Yoongi langsung menunduk untuk memanggut bibir istrinya. Ciuman dalam itu memang tidak begitu intim, namun berkali-kali dilakukan oleh sang suami.
Dan tentunya Seungwan dapat merasakan kekesalan dalam ciuman suaminya itu.
Kalau kalian tidak lupa, Yuwan yang sejak tadi digendong Seungwan sebenarnya sedang menangis. Ia menangis kencang karna mainannya di ambil oleh sang mama. Makanya sejak tadi Seungwan menggendongnya, mencoba membujuk dan menenangkan pria kecilnya.
Namun lama kelamaan bocah kecil bermarga Min itu terdiam mengamati kedua orangtuanya, kemudian merengek kesal karna diabaikan disertai pukulan dari telapak tangan kecilnya pada pipi Yoongi.
Akhirnya orangtua baru itu menyadari keberadaan Yuwan yang berada dalam gendongan Seungwan.
Haduh, Yuwan kan masih kecil! Masa udah ngelihat hal seperti itu sih mama papa Min!