Bagi Seungwan, tak ada hal yang lebih mengesalkan di dunia ini selain mendengar omelan plus plus dengan rengekan dari seorang Min Yoongi.
Tak tanggung-tanggung, Seungwan mendapatkannya ketika baru turun dari acara penutupan konser SMTOWN live in Osaka beberapa saat lalu. Dan gilanya pria sipit itu mengancam akan terbang malam itu juga ke Jepang jika Seungwan mematikan sambungan telfon mereka. Tentu saja Seungwan tidak bisa begitu saja mengabaikan ancaman kekasihnya tersebut. Karna Yoongi yang ia kenal tidak pernah main-main dengan ancamannya. Terbukti beberapa tahun yang lalu ketika Seungwan sedang proses pemontretan untuk album terbaru Red Velvet, dengan kronologi yang hampir sama dengan saat ini, gadis itu mengabaikan ancaman Yoongi dengan mematikan sambungan telfon mereka karna Seungwan juga sedang bekerja. Namun, tidak sampai setengah jam kemudian manajer Red Velvet dengan wajah berkerut menghampiri Seungwan meminta ia untuk segera mengikutinya. Dengan wajah tak kalah bingung Seungwan mengikuti manajernya hingga masuk ke dalam ruangan yang begitu familiar. Dan dua orang yang duduk saling berhadapan didalam ruangan itu pun sangat Seungwan kenali.
Dihari itulah agensi masing-masing kedua belah pihak mengetahui hubungan sepasang idol berbakat tersebut. Hanya karna kecerobohan Yoongi yang datang ke gedung SME dengan alasan merindukan gadisnya yang berharga.
"Baiklah. Sudah cukup Yoong. Kamu harusnya ngerti aku capek banget malam ini. Aku mau istirahat sama member. Kalau kamu kaya gini terus, bisa-bisa Yerim dan Sooyoung bakalan ngambek sama aku karna sibuk sendiri." Seungwan menghela nafas lelah.
"Jadi kamu lebih mikirin perasaan mereka dibanding aku?"
Nah, mulailah Min Yoongi si pencemburu buta.
"Bukan masalah milih Yoongi. Ini udah malem, waktu untuk istirahat. Aku capek. Kamu ngerti ga sih?" Nada bicara gadis dengan rambut coklat sebahu lebih itu mulai meninggi, akibat dari rasa lelah yang sudah menumpuk dibahunya.
Suara hentakan tiba-tiba terdengar dari sebrang telfon. Seungwan pun sampai menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia menatap ponselnya dengankerutan dalam di dahinya. Sambungan terputus.
Yoongi-nya marah padanya. Kerja bagus Seungwan.
Tak ada yang bisa Seungwan lakukan selain memulai ritual wajibnya sebelum menempelkan punggungnya pada kasur empuk.
Sementara disebrang sana, Yoongi, pria dengan paras dingin itu dengan puas menghempaskan pintu kamarnya dengan kuat.
Penghuni dorm yang sama dengan pria itu pun langsung keluar dari kamar masing-masing. Raut khawatir jelas tercetak pada wajah mereka.
Tentu saja. Pria yang kini kulitnya memerah itu sedang berjalan ke arah pintu utama dengan langkah panjang.
Yang tertua angkat bicara, "Mau kemana Yoon?"
"Gerah." Balas pria itu dingin sambil memasang sepatunya sembarang.
"Dengan kondisi demam parah kaya itu? Ga bisa. Masuk kamar sekarang. Kita punya jadwal padat buat besok."
Tak ada sahutan dari Yoongi. Ia tetap akan keluar. Gerah. Hatinya sangat gerah ketika mendapati gadisnya tidak mengerti akan dirinya.
"Tae, jim. Tarik abang kalian masuk. Kunci kamarnya."
Perintah mutlak dari sang leader pun tak terbantahkan. Dengan sigap Taehyung dan Jimin menarik paksa Yoongi masuk kedalam kamarnya. Rontaan Yoongi tidak seberapa bagi mereka berdua jika keadaan pria itu tidak sehat seperti saat ini.
Akhirnya mereka pun sepakat menyimpan kunci utama agar Yoongi tak kabur kemana-mana dan menimbulkan masalah.
***