T I G A

312 26 0
                                    

"Namaku Kayla Prameswari, usiaku 7 tahun."

Gadis kecil itu memperkenalkan diri di hadapan calon orang tua angkatnya. Terlihat sekali wajahnya sangat gugup, sekan takut bahwa ia tidak jadi di adopsi. Bukankah menyenangkan memiliki keluarga, tepatnya memiliki Papa dan Mama? Ia menjadi tidak sabar memanggil mereka dengan sebutan "Mama dan Papa" memikirkannya saja sudah membuat dirinya sangat senang

"Kayla tunggu di dalam dulu ya?" ucap Bunda Elin, Ibu panti disini "Bunda mau bicara dengan Mama dan Papa baru Kayla"

Mendengar itu pun Kayla masuk ke dalam kamar miliknya. Kayla tidur dengan 2 orang temannya. Risma dan Sari yang berusia sama dengan Kayla, yang saat ini memandang Kayla dengan sinis seakan tidak terima bahwa Kayla akan memiliki orang tua baru. Kayla yang dipandang dengan demikian hanya dapat menunduk sambil memainkan ujung bajunya. Ia sudah biasa di pandang seperti itu. Temannya di panti asuhan ini hanya Bunda Elin. Hal itu lah yang menyebabkan banyak anak-anak yang tidak suka dengannya, mereka menganggap Kayla yang paling disayang oleh Ibu panti mereka.

Mengenai orang tua kandung Kayla. Dahulu sekali, ada seorang wanita yang tiba-tiba ingin menitipkan bayinya di panti asuhan ini. Dengan dalih bekerja, sepulang bekerja akan di ambil kembali. Namun nyatanya sampai sekarang Kayla tidak pernah di jemput oleh Ibunya.informasi mengenai dirirnya saja tidak tahu. Wanita itu hanya mengatakan bahwa nama bayi tersebut adalah Kayla Prameswari.

"Kenapa kamu yang dipilih? kamu itu kan gendut" ucap Risma dengan nada jengkel

"Gendut dan jelek" timpal Sari

Kayla tidak berniat sedikit pun membalas ucapan mereka berdua. Kayla selalu ingat perkataan Bunda Elin "Jika ada yang jahat pada Kayla, jangan dibalas ya. Kalau dibalas berarti Kayla itu sama-sama jahat seperti mereka" kayla tentunya tidak ingin menjadi orang yang jahat.

"Kayla ...." Bunda Elin masuk ke dalam kamar . "Ayo nak keluar, bawa sekalian tas kamu"

Kayla pun keluar dari kamar miliknya sambil membawa tas yang berisi pakaian­ - pakaian miliknya

"Apa mereka suka dengan kayla Bun?"

"Tentu saja, Kayla kan anak yang manis dan baik"

Mendengar itu Kayla tersenyum lebar

Di teras panti Kayla sudah di tunggu oleh Mama dan Papa barunya.

"Kayla baik-baik di sana ya. Tetap jadi anak yang baik, tetap ingat pesan Bunda ya."

"Iya Bunda, Kayla pasti akan sering mampir kesini"

"Jangan nak!"

"Kenapa memangnya Bun?"

"Rumah Kayla itu nanti sangat jauh, di Jakarta sana. Kasian Mama sama Papa Kayla kalau mengantar kesini"

"Begitu ya?" Ucap Kayla dengan nada sedih

"Ayo nak!" ajak Ayah Kayla.

Kayla pun segera memeluk Bunda Elin "Kayla sayang Bunda"

"Bunda juga"ucap Bunda Elin sambil melepaskan pelukan Kayla sambil menghapus air mata Kayla "Jangan nangis ya"

Mama Kayla pun segera menggandeng tangan kiri Kayla, sedangkan tangan kanan Kayla melambai pada Bunda Elin.

Mama Kayla membukakan pintu mobil dan Kayla pun segera memasuki mobil. Papa Kayla duduk di kursi kemudi, sedangkan Mamanya duduk di sebelah Papanya. Tidak lama kemudian mobil pun bergerak jalan.

BandageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang