Setelah berpisah hal yang diharapkan tidak semudah seperti ekspetasi yang berujung angan belaka
~senja~Aku melangkahkan kakiku keluar kelas tidak seperti hari hari yang lalu. Tiba tiba lala mengejutkanku dari arah belakang, sebenarnya tidak berniat mengejutkanku hanya saja fikiranku saat ini entah melayang ke arah mana yang membuat aku sedikit terkejut saat lala sahabatku menegurku. "Heh nja" panggilnya. "Hmmm" jawabku. "Sekarang udah ngga ada senja nya bhum bhum dong haha" cerocosnya seperti putus adalah hal yang biasa bagi remaja sepertiku. Memang benar saat bersama bhumi aku selalu memanggil diriku kepada lala dengan sebutan senjanya bhum bhum, bagiku itu adalah hal tergemash tentang memanggil seseorang. Ahh aku jadi teringat lagi tentang bhumi. Aku memang tidak terlihat larut dalam kesedihan hanya terdiam dan melamun seusai kejadian tadi, siswa siswi yang lain juga menganggap aku tidak mungkin bersedih karena disini akulah tokoh antagonis yang memutuskan bhumi haha anggap saja aku yang membuat terluka bhumi padahal aku sendiri juga terluka akan keputusan ini namun belum menyesal akan keputusan yang sudah aku ambil. Rumit mungkin bagi kalian tapi itulah yang aku rasakan.
"Yeeee disinggung gitu langsung ngelamun, flashback nja? Jalan tuh fokuss, mata ke depan tapi ngga liat didepan ada tembok" lala berbicara panjang lebar yang membuat aku tersadar bahwa didepanku sekarang adalah tembok. "Yaampun laa lo tau kan orang habis putus tuh hari pertama ya gini ini, lo sih sering banget putus makanya hari pertama udah biasa aja". Kataku kepada lala memang tidak ada kebohongan bahwa orang seusai putus sedikit linglung. "Halah alibi bilang aja sedih tapi gamau nampilin raut sedih".katanya dengan muka mengejek seperti biasanya. "Terus gimana la? Gue harus nangis ngeraung raung sambil nyakar lo gitu?"
"Ngeri nja gue. Eh gue pulang nih mau nebeng ngga? Gue tau bhum bhum sekarang engga nungguin lo pulang hahaha"
"Sialan lo la, biasanya kalok engga nebeng bhum bhum juga gue bisa mandiri"
"Yaelah nja gue tiap hari juga mandiri kali"
"Mandiri dalam kamus translate loh kan mandi sendiri bego, padahal mah lo masih dicebokin nyokab loh haha"
"Sialan lo nja, gue doain loh ntar malem galau segalau galaunya bweek"
"Senja? Nanti malem galau? Yaiyalah gue pasti galau kan habis putus gimana si lo la? Dasar lola"
"Duh nja gue ngga paham sama jalan fikiran lo untung selain bhum bhum yang sayang si lala yang imut juga ini sayang sama senja"
"Udah deh la pergi sana, hari ini lagi nggak mood denger celotehan receh lo"
Setelah mendengar perkataanku lala segera menuju parkiran. Disana mataku menangkap seseorang yang tadi menungguku didepan toilet tapi tak kunjung berbicara, ah ya benar dia adalah bhumi. Tak mau terus memandang sorot mata itu, aku segera memutuskan kontak mata dengan bhumi dan segera menuju halte untuk menunggu bus agar cepat sampai rumah.
"Nja peletnya bhumi udah luntur kok baru putus sih haha" salah satu dari segerombolan siswa laki laki mengatakan hal itu saat aku akan melangkahkan kaki menuju halte didepan sekolah.
"Yaelah bro semalem senja bilang ke gue habis sholat tahajud langsung kepanasan trus pas disekolah dapet pencerahan buat putus sama si berandalan itu haha" sahutnya lagi dari teman sebelahnya yang saat kulirik badge kelas ternyata dia kakak kelasku, aku tidak mengenal mereka. Tapi hal itu wajar karena kebersamaanku dengan bhumi dulu membuat orang berfikir bagaimana bisa aku bertahan dengan bhumi selama ini sedangkan kelakuan bhumi sering gandeng cewek sana sini.
"Jomblo dong nja, gue berandalan sih tapi nggak seberandalan mantan lo tuh. Boleh dong kenalan lebih jauh haha"
"Gas bro gass, cantik gitu jomblo lagi sekarang haha"

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit senja Di Bhumi
Teen Fiction"Bhumi, kita putus....." ucap senja didepan bhumi Bhumi dan senja saling mencintai. Bhumi yang selalu diam dengan seribu bahasa dan senja yang selalu dikelilingi persepsi persepsi tentang bhumi kepada senja, hingga akhirnya senja memutuskan untuk me...