4. SEDIKIT ANEH

8 2 0
                                    

Semua kepedulian yang dilakukan kepadamu belum tentu menandakan bahwa orang itu benar benar peduli

"Efek putus sen"

Jawaban bhumi membuatku terkejut dan ditambah dengan tangan bhumi yang tetap menggandengku.

"Kenapa bhumi kemarin diem aja waktu senja bilang putus"

"Itukan kemauan senja"

"Lalu kemauan bhumi membiarkan senja pergi?"

"Apa pernah bhumi selama ini memaksa senja?"

Aku sedikit terkejut karena memang selama ini bhumi tidak pernah memaksaku meskipun kelakuan bhumi berandalan tetapi dia selalu lembut kepadaku.

"Yaudah brarti bhumi emang pengen putus dan gamau perjuangin senja" pernyataanku sedikit membuatku terkejut kenapa aku mengatakan hal itu.

Dan bhumi tetap diam setelah aku mengatakan hal itu.

"Kenapa bhumi peluk teresa? Kok bhumi berani peluk cewek lain biasanya kan cuman gandeng tangan. Senja masih terima kalau bhumi gandengan sama cewek lain"

"Teresa nantangin bhumi sen"

"Lalu bhum?"

"Kamu tahu bhumi orangnya kayak gimana kalau mendengar kata tantangan"

"Bhumi bisa mulai sekarang berantemnya dikurangin"

"Kenapa sen?"

"Yaa.... karena senja nggak mau lihat bhumi babak belur terus"

"Kenapa?"

"Yhaa nggak bagus buat muka bhumi, nanti ada warna biru birunya"

"Kenapa?"

"Ihhhh bhumi...... ya nanti gantengnya bhumi hilang"

Kulihat dia sedikit terkekeh yang membuat aku reflek tersenyum. Namun tak berapa lama bumi berkata lagi

"Kenapa?"

"Kenapa kenapa terus sih bhum, ya nggak kenapa kenapa" jawabku mulai sedikit jengkel

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa bhum bhum?" Tanyaku melunak agar segera dijawab

"Kenapa senja mutusin bhumi gitu aja?"

"Hah? Apa bhum?" Tanyaku seakan aku dalam keadaan kikuk. Memang aku terkejut dengan pertanyaan bhumi.

"Senja denger kok"

"Hahh ituu.... ya senja gasuka aja liat bhum bhum pelukan sama cewek lain"

"Langsung putus gitu aja" tanyanya

"Bhumi pernah peluk senja? Bhumi gapernah peluk senja tapi bhumi berani peluk cewek lain"

Bhumi kembali diam membisu dan berpaling ke arah lain. Fikirku mungkin dia memang kepergok mendua haha meskipun aku yakin bhumi tidak akan mendua dari senja.

"Aku mau latihan cheers, bhum bhum jangan sering berantem terus yaa"

Bhumi tetap tidak menoleh kepadaku dan aku segera beranjak dari taman itu karena aku sudah telat mengikuti latihan cheers rutinku.

~~~

"Selesei setor lu nja" tanya kak vina ketua cheers ku yang memang akrab denganku

"Habis ngecengin doi kak"

"Bhumi?? Bukannya putus lo?"

"Cepet banget beritanya nyebar, heran gue kak"

"Hahaha lo kayak gatau anak sekolah kita aja, pemanasan sana gih udah telat lo"

"Siap laksanakan"

"Lo kata ini paskibra"

"Bagus juga sih paskibra kolaborasi sama cheerleader"

"In your imagination senja mantannya bhumi"

"Resek loh kak"

~~

Dua jam sudah latihan cheersku usai. Biasanya hanya satu setengah jam, namun karena minggu ini ada jadwal tanding basket dengan sekolah lain membuat team cheers latihan ekstra.

"Pokoknya sabtu besok gue nggak mau ada kesalahan" kak vina mengatakannya dengan tegas selayaknya ketua cheers

"Kalok sampek ada yang bikin kesalahan, kalian semua tanggung akibatnya"

Ketegasan team cheerleader kami yang membuat team kami menjadi team kebanggaan sekolah. Dengan segala ketegasannya membuat kami berusaha memberikan yang terbaik.

Saat sampai di parkiran sekolah kulihat bhumi masih duduk diatas motor dan matanya menatapku, kemudian kulihat dia menyalakan mesin motornya.

Ketika motor mesin bhumi menyala aku langsung melangkahkan kakiku menuju gerbang.

"Bhumi antar senja pulang ya?" Katanya

Yaaap yang berbicara kepadaku adalah bhumi.

"Kenapa?"

"Bhumi mau mastiin senja baik baik aja"

Ingin rasanya aku bertanya lagi kenapa?  tetapi melihat bhumi menolehkan kepalanya kebelakang jok motor membuat aku segera beralih menaiki motor itu bersama dengan bhumiku.

Tidak ada percakapan diantara kami selagi motor bhumi melaju. Aku hanya tetap diam begitu juga dengan bhumi. Jika terdiamnya kami pada saat dulu adalah hal wajar namun saat ini adalah hal yang canggung.

Kulihat bhumi menaikkan spidometernya yang membuat laju motor semakin kencang seperti biasanya yang membuat kebiasaanku reflek memeluk pinggang bhumi.

Dan seketika tanganku memeluk pinggang bhumi motor itu kembali memelan. Saat aku ingin melepaskan pelukanku ternyata tangan bhumi semakin mengaitkan kedua tanganku dipinggangnnya dan melajukan motor sekencang mungkin.

Aku?? Tentu saja aku bersandar pada punggung bhumi dan diam tanpa suara.

"Enggak mau masuk dulu bhum bhum?" Kebiasaanku memanggil bhumi dengan sebutan bhum bhum belum hilang dan lagian bhumi juga tidak terganggu dengan hal itu.

Bukannya menjawab pertanyaanku bhumi malah kembali bertanya kepadaku

"Sabtu besok mau bhumi anter?"

"Ehhh kemana?? Oh tampil itu ya. Enggak perlu bhum bhum senja sendiri aja"

"Ekhemm bhumi pulang senja"

"Ehhhh langsung pulang bhum bhum. Yasudah hati hati bhum bhum" kataku sambil melambaikan tangan.

Namun bhumi belum juga beranjak pergi dari depan rumahku dan terus menatapku.

Langit senja Di BhumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang