Hal yang paling ditakutkan setiap insan adalah mencoba & memulai
05.00
Dering jam alarm membangunkan senja di tiap tiap pagi untuk menunjukkan betapa sejuknya hawa yang menyelimuti tubuh senja. Betapa bahagianya embun menetes dari daun ke daun lalu jatuh ke tanah.Rutinitas seorang pelajar tidaklah berbeda dari pelajar lainnya. Bangun mandi sarapan dan berangkat. Begitulah yang dilakukan senja saat ini.
"Bun senja berangkat dulu, senja udah siapin bekal senja sendiri". Kataku sambil mencium telapak tangan bunda.
"Hati hati senjanya bunda" katanya selagi tersenyum.
~~
Setiap pagi aku memang jarang dijemput oleh bhumi, karena aku tahu bhumi selalu sampai di gerbang sekolah disaat detik detik gerbang akan di tutup. Kulangkahkan kaki menuju halte bus terdekat dari rumahku sambil menanamkan energi positif bahwa putus dari bhumi tidak jadi masalah.
"Senja selalu bahagia. Senja selalu bahagia" kuulang kata kata itu didalam otakku selayaknya seseorang mendoktrin orang lain haha.
~~
Wajar bukan? meskipun kita yang memutuskan untuk berakhir dengan pasangan kita, tapi masih menyisakan rasa peduli. Begitu keadaanku saat ini terhadap bhumi. Meskipun sudah tidak ada status diantara kita melihat bhumi uring uringan tiap waktu dan tertangkap olehku membuat hatiku sedikit teriris.
"Nja, bhumi tonjok tonjok kan lagi tuh di lapangan". Lala yang belum sempat menaruh tas nya karena baru datang langsung menyodori pernyataan itu.
"Gara gara apa la?"
"Ada anak yang nabrak dia tadi, terus bhum bhum lo emosi langsung serang gitu. Lebay ah bhum bhum lo"
"Suka suka dia lah la, kemarin gue obatin juga gamau lagi"
Pembicaraanku dan lala terhenti karena bel masuk kelas berbunyi dan bu yuli selaku guru biologiku memasuki kelas. Fokusku terbagi dengan fikiranku mengenai bhumi yang seakan tidak mau berhubungan dengan aku. Padahal seharusnya disini aku yang marah tapi bhumi tetap diam dengan seribu bahasa yang membuatku tak habis fikir karena sikap dia dalam menyelesaikan masalah ini. Waktu 3 tahun bukankah sudah cukup untuk mempertahankan apa yang sudah dibentuk.
~~
"Bakso yuk nja, ngidam nih"
Berapa bulan emangnyaa la?" Tanyaku sambil terkekeh
"Hmmm baru beberapa minggu sih engga makan bakso"
"Yehhhh si lola dasar eeq onta. Yodak yuk"
Sesaat sampai di kantin ternyata suasana sedang tegang. Ditengah kantin ternyata bhumi sedang adu tonjokan dengan kakak kelas kemarin yang menggodaku. Teman teman bhumi tentu saat ini sedang berusaha memisahkan bhumi. Kulihat tidak ada perlawanan dari kakak kelas kemarin, hanya saja bhumi masih kalut dengan emosinya. Melihat hal itu aku berusaha mendekat namun tidak langsung menghampiri bhumi.
"Udah dong bhum ngapain sih lo ngamuk nggak jelas gini" enggar berkata sambil menjauhkan bhumi dari kakak kelasku kemarin.
Saat hendak membalas perkataan enggar mata bhumi bertabrakan dengan mataku. Sorot matanya masih nyalang seusai perkelahian namun lama kelamaan melunak dan pergi meninggalkan kantin. Aku masih menatap punggungnya dan gemash melihat tingkah lakunya yang semakin hari semakin diam dan terus terusan berkelahi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit senja Di Bhumi
Teen Fiction"Bhumi, kita putus....." ucap senja didepan bhumi Bhumi dan senja saling mencintai. Bhumi yang selalu diam dengan seribu bahasa dan senja yang selalu dikelilingi persepsi persepsi tentang bhumi kepada senja, hingga akhirnya senja memutuskan untuk me...