14

2.4K 244 9
                                    

Karin masuk ke kamar inap Vion dengan membawa kotak makan di tangannya. Ini sudah usahanya yang ke sekian kali membawakan makanan untuk Vion yang memang mengeluh tentang makanan rumah sakit yang menurutnya tidak bisa diterima oleh tenggorokannya.

Dari kemarin Vion memang tidak mau menerima makanan yang Karin berikan. Setidak sukanya Vion pada makanan rumah sakit, Vion tetap mengkedepankan egonya untuk memakannya dari pada menerima masakan istrinya.

Jujur itu membuat Karin merasa sedih karena Vion tidak pernah menolak untuk memakan masakannya yang katanya adalah makanan paling enak. Tapi Karin berusaha tegar karena Vion memang sedang marah padanya. Karin bisa mengerti itu.

"Hey sayang." Karin mengelus rambut suaminya yang sedang tertidur di ranjang rumah sakit. Mendapat elusan lembut dari Karin, Vion hanya meringkuk kembali di ranjangnya merasa lebih nyaman. Melihat wajah Vion yang tertidur pulas membuat Karin tersenyum.

Karin mengekspore wajah suaminya dengan jarinya. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat wajah Vion sedekat ini. Rasanya hanya menjelajahi keseluruhan permukaan kulit wajah Vion dengan jarinya sudah mengembalikan semua kebahagiaannya.

"Aku kangen kamu." Karin tersenyum sekilas dan mengecup lembut bibir Vion. Kehangatan bibir Vion yang menyentuh bibirnya membuat Karin merasa kembali nyaman. Rasanya memang bibirnya diciptakan untuk bertemu dengan milik Vion. Dia merindukan suaminya.

Saat Karin menjauhkan bibirnya dari Vion, dia sedikit kaget karna mendapati mata Vion yang terbuka menatapnya dengan pandangan yang tajam. Tapi Karin hanya bisa diam tidak berkata apa-apa. Dia tidak bisa mengartikan tatapan Vion padanya.

Tapi sedetik kemudian Vion kembali menarik wajah Karin kembali mendekat pada wajahnya. Kali ini Vion yang mencium Karin. Ciumannya beda dari yang tadi, kali ini bibrnya menjelajahi setiap sudut bibir Karin seakan takut untuk melewatkan seinci pun.

"Oniisan, maaf lama. Tadi aku..." Sota masuk tanpa mengetuk, membuat Karin sontak melepaskan ciumannya. Vion menatap Sota sekilas sebelum kembali menarik Karin kembali ke dalam ciumannya. Dia tidak perduli dengan kedatangan Sota yang mendadak. Berbeda dengan Karin yang mendorong badan Vion menjauh perlahan.

"Vi, ada Sota." Ucap Karin manja setelah ciumannya terlepas. Vion memandang istrinya dengan pandangan yang lurus sulit di tebak. Setelah itu tanoa peduli Vion melepaskan istrinya dan masuk kedalam selimut membelakangi istrinya.

"Huh.."Karin menghela nafal pasrah dengan tingkah suaminya. Sekilas dia berpikir suaminya sudah tidak marah lagi padanya. Tapi sikapnya sekarang menjelaskan kalau dia masih dengan sikap ngambeknya. Apa karna tadi Karin menolaknya?

"Wah apa aku mengganggu waktu kalian?" Tanya Sota sambil masuk ke dalam ruang inap Vion lebih dalam.

"Tidak, tentu saja tidak." Ucap Karin sambil tersenyum setelah tersadar dari pikirannya sendiri.

"Oneesan kesini sama siapa?" Tanya Sota lagi sambil duduk di sofa.

"Sama taxi." Ucap Karin sambil mulai membuka bekal yang dia bawa. Sota menatap Karin dengan senyum meledek.

"Oneesan, 'siapa' bukan kata tunjuk orang. Taxi adalah kata tunjuk kendaraan. Masa aku yang orang jepang saja tau?" Sidir Sota yang langsing tertawa. Karin yang merasa sebal langsung melempar Sota dengan tutup kotak makannya yang dengan sigap di tangkap oleh Sota.

"Terus aja ejek aku." Ucap Karin sebal.

"Wahahaha abisnya Karin oneesan lahir di Indonesia tapi pertanyaan dasar saja salah." Sota kembali mengejek.

Kali ini Karin membiarkan ejekan Sota dan kembali sibuk dengan bekal makan yang mau dia siapkan untuk Vion. Beberapa lauk didalam wadah yang terpisah sudah di taruh di nakas siap untuk di santap.

Posesif Bro! Season 2!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang