2

17 0 0
                                    

Sesampainya di rumah.
Aku di sambut oleh tanaman tanaman milik ibuku.
Yah di depan rumah ku di jadikan kebun oleh ibu.
Katanya sih biar ada kerjan di rumah biar gak suntuk nonton tv.

Aku pulang menaiki angkutan umum.
Atau bisa di sebut angkot
Yah sebenarnya ayahku membelikan ku motor, tapi aku lebih suka menaiki angkot dan berjalan kaki, karna bisa melihat dan lebih bisa memperhatikan hal sekecil apa pun di bandingkan mengendarai kendaran sendiri.

Hujan mulai reda.
Rintik rintiknya perlahan mulai lenyap.
Hanya tersisa percikan air yang terinjak oleh sepatu ku.

Aku berdiam diri sesa'at di teras rumah.
Lalu terdengar terikan.

" Langsung masuk, ganti baju lalu makan ibu udah siapin makanan buat kamu ?! "

Itu ibuku

Aku lekas menuju kamar yang berada di lantai 2
Tanpa terlihat tubuhku mengelurakan asap pekat, yang menggumpal mengelilingi tubuhku, aku hanya perlu memikirkan kemana arah tujuan ku, dan seketika lenyap, menghilang dan telah muncul di kamarku.

Itu kebasan buruk memang tapi, hanya itu caraku untuk menghindari omelan ibu.

"Huufff .. "
Lumayan lelah hari ini.

" Giblaannn ."
Terdengar teriakan ibu dari dapur.
Lalu lekas aku datangi.
Aku turun ke bawah

" Eh.. kapan kamu masuk.. ? "
Tanya ibu yang sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk ayah dan aku.

" Dari tadi kok .."
Jawabku sambil pura pura tak tahu.

" Kok ibu tidak melihat mu masuk.. ? "
Tanya ibu sambil menyelidiki
Seakan tidak percaya bahwa aku memang sudah dari tadi di atas.

" Ya ampun masa gak percaya sama anak sendiri. ? "
Ku jawab sambil cengar cengir.

" Yah sudah kamu makan dulu.. "

dengan cekatan ibu menyiapkan piring yang sudah terisi penuh dengan nasi dan lauk.
Aku pun langsung duduk di bangku yang memang di mana tempat makan dan kumpul keluarga.

" Ayah gak pulang bu.. "
Katanya sambil menyendok nasi di piringku.

" Tadi sudah telfon ibu, katanya pulang telat.."
Jawab ibu yang sedang sibuk menggoreng daging ayam.

" Oh yah sudah.. " ku jawab..

" Kamu tumben tanya tanya ayahmu.. ? "

" Yah hanya sekedar bertanya ibundaku sayang "

" Oh yah ..
Bagaimana sekolah hari ini ..
Apa ada yang menarik.
Kamu harus mencoba bergaul, biar banyak temen, biar keluar rumah remaja kok gak pernah kemana mana, jangan jangan kamu juga jomblo yah.. ? "
Ibu mengodaku sambil cengengesan..

" Tidak ada bunda, tidak ada yang menarik, sama aja seperti biasanya ..
Emng kenapa kalo jomblo, lagian buat apa punya pasangan, gak penting bunda"
Ku jawab kesal

" Yah biar bisa kencan, biar gak ngurung di kamar terus kayak cewe aja.. "

" Yah sudah nanti aku keluar dengan tasya dan johan, biar gak di ledekin terus .. "

" Yah sudah bagus lah.. hehe "
Bunda terkekeh

Selesai makan aku langsung naik ke atas, sebenarnya untuk apa aku keluar, bunda pun tak pernah tau, setiap malam aku juga keluar, tanpa sepengetahuan siapapun,
Aku sering keluar rumah dengan kekuatanku.
Yah tentu tidak ada yang tau, karna aku bisa dengan mudah berpindah tempat, dimana pun yang pernahku datangi, misalkan mall, taman dan tempat tempat lainya.
Bahkan aku pernah menginap di rumah johan, tanpa sepengetahuan bunda dan ayah.
Tapi malam ini aku putuskan untuk tidak kemana mana.

Hujan, mulai turun kembali.
Dingin mencengkram tubuh menusuk tulang.
Malam yang gelap, di bubuhi percikan air yang menetes dari langit gelap, membuat basah setiap jengkal tanah di halaman rumah.
Ku buka jendela kamarku.
Ku lihat sekeliling, tak ada seorangpun, sunyi, sepi dan gelap.

Ahhh.. lebih baik bermain game
Karna tak ada kerjan, lagi pula mana mungkin ada orang, yang mau keluar dengan keadan cuacah seperti ini.
Orang orang memilih di dalam rumah, dan bersantai bersama keluarganya.

Ku lihat jam di dinding kamarku
Menunjukan pukul 19:00
Malam sudah datang.
Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah, sepertinya ayah. Sudah pulang.

Aku menghilang lalu muncul di tangga, aku mendengar suara samar samar ayah dan bunda yang sedang mengobrol.

" Giblan sudah di atas bun.. ? "
Tanya ayah ke bunda.

" Sudah dari sore tadi.. ? " Jawab bunda

" Dia sudah makan kah.."

" Sudah ayah.. ? "

" Kalo bunda sudah makan kah .. ? Hehehe .. "
Ayah terkekeh.

Bunda tersenyum simpul

" Apa mau ayah supain... ?" Ayah mengoda bunda
Aku hanya tersenyum melihat kelakuan merka.

" Ayah giblan sudah besar..
Dan kita sudah tua.. "
Bunda mengalihkan pembicaran

" Iyah ayah tau bun..
yah sudah ayah lapar, bisa ambilkan makan untuk ayah... ? "
Tanya ayah ke bunda

Ahhh
Sudah lebih baik aku kembali ke kamar meneruskan bermain game tanpa pikir panjang, tubuhku lenyap bagaikan terasapu angin, dan muncul kembali di dalam kamar.

Pernah terfikir
Aku ini apa, aku ini siapa, dan bagaimana kekuatan ini muncul pada diriku.

Terkadang aku sering birfikir.
Apa aku bukan anak dari bunda dan ayah.
Tapi semoga semua itu tidak lah benar, lebih baik ini ku simpan sendiri sampai nanti, sa'atnya kebenaran itu akan datang dengan sendirinya.

* * *

GIBLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang