02 [Big Bro & Big Sist]

54 15 20
                                    

○●○Yoon Adora ○●○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○●○Yoon Adora ○●○

Adora masih asyik memainkan handphone miliknya, padahal sekarang sudah saatnya dia pulang.
"Poto dulu ah, langsung upload di IG, kali aja ada yang bilangin Adora ini cuantik." Adora menyalakan kamera ponselnya dan bersiap memotret dirinya sambil tersenyum bebek.

"Ya ampun papa! Adora imut banget dah, nguehehehe, cekret cekret upload, eh tunggu dulu," Adora memperhatikan baik-baik fotonya.
"Eh ya ampun, ini sapa yang di belakang Adora, ganggu pemandangan saja, Adora jadi musti foto ulangkan, huh" kesal Adora.

"Sini hape lo," Akise tiba-tiba merampas handphone milik Adora.
"Foto ga layak kayak gini hapus aja!" Akise menghapus semua foto di galeri handphone milik Adora, lalu Akise membanting handphone itu, dan meninggalkan Adora begitu saja.

"Anjirrrr!!" teriak Adora, dia segera memungut handphone miliknya yang sudah tergeletak di lantai. Adora menatap Akise dengan kesal, ingin rasanya Adora meremukkan badan cowok belagu itu.

"Woy Akise! Ganti gak? Hape aku ini!! Woy! Budek ya kamu???" Adora menarik-narik tas ransel milik Akise. Akise mempercepat langkahnya, membuat Adora kewalahan menarik-narik tas milik Akise.

"Apaan sih lo! salah sendiri foto gue pas tidur!" Akise menepis tangan Adora dari tas miliknya.

"Ngapain juga, gamau juga aku motoin makhluk gajelas kayak kamu! yang hobinya hanya marah-marah gak jelas kayak orangnya!" ketus Adora yang tampaknya benar-benar sedang marah. Akise hanya menatap Adora sekilas lalu berjalan menjauh dari Adora.

"Yah, hape Adora gimana dong?, iih Akise nyebelin!" Adora rasanya ingin berteriak, handphone miliknya itu telah rusak di tangan Akise.

🎀🎀🎀

Pagi hari yang begitu indah di hari minggu, Adora masih menutupi badannya dengan selimut, rasanya kasurnya itu sudah seperti jodohnya

"Adora, bangun sayang" Ayah Adora yang bernama Scott itu berusaha membangunkan putrinya yang dari tidurnya.

Saat hari minggu Adora itu benar-benar pemalas, Dia hanya bangun untuk salat subuh lalu tidur lagi sampai jam 9 pagi, tapi saat ini sudah jam 11 pagi, Scott sangat kewalahan menghadapi putrinya itu.

Adora memiliki dua saudara kandung, anak pertama bernama Yoon Laura, dan anak kedua bernama Yoon Daniel, sementara Adora anak ketiga. Kedua kakaknya masih berada di Jerman. Sementara Ibu Adora berada di Korea, Ibu Adora bernama Yoon Ayana Sri Putri, dan Ayah Adora bernama Albert Scott Anson. Adora sangat bahagia berada di samping mereka semua.

"Adora, bangun kita jemput kakak dan abang kamu di bandara." bisik Scott pada Adora yang masih tertidur pulas. Namun, mendengar bisikan dari Ayahnya tadi Adora langsung bangun dari tidurnya, bagaimana tidak? Dia sangat merindukan kedua saudaranya itu.

"Papa ih! ga bilang dari tadi, gamau tau nanti di bandara Adora mau di beliin cemilan yang banyak, baaaanyak" Adora memasang tampang memelas. Scott hanya mengangguk sambil terkekeh pelan.

"Yasudah sana siap-siap jam 1 kita kesana, okay?" Scott mengelus rambut Adora.

Setalah Adora bersiap-siap, Dia pergi ke dapur untuk memakan roti yang diolesi selai kacang yang sudah disiapkan Scott dari tadi pagi.

"Papa, sekarang sudah jam berapa? 11?" tanya Adora sambil mengunyah roti selai kacang.

"11 gundulmu! Kamu saja bangun saat jam 11!, anak ini kebiasaan sekali kesiangan di hari minggu" oceh Scott.

"Nguehehe, lagipula hari minggu kok, gwapwapwa mah." Adora meneguk habis jus avokad dalam tiga kali tegukan.

"Nah Pa, ayo berangkat, gasabar nih gangguin abang Daniel" Adora melingkarkan tangannya di lengan Scott. Scott tertawa pelan melihat kelakuan putrinya.

Scott mulai memanaskan mobilnya, sekali-kali dia melirik jarum jam di tangannya, Scott pun masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Adora yang segera masuk ke dalam mobil. Scott memutar setir mobilnya. Saat sampai di bandara, Adora melihat Daniel dan Laura datang, ingin sekali Adora membuat kaki Laura dan Daniel tersandung akibat keusilannya. Adora berlarian ke arah mereka dan langsung memeluk kakak dan abang kesayangannya itu.

"Adora." Laura memanggil Adora dengan senyuman aneh.

"Paan? Kenapa? Adora tambah cantik ya? iyakan? iyakan?" Adora tidak sabar mendengar jawaban dari Laura.

"Pft, iya sih awet deh cantiknya, awet deh putihnya, awet deh kulit mulusnya, dan pastii awet juga pendeknya, hahaha! Mampus tambah cebol kan!" Laura tertawa terbahak-bahak. Adora menatapnya dengan cemberut, ingin rasanya Adora menjitak keras-keras jidat Laura.

"Oi kuda dan kambing, kalian sampe kapan disini?" Tanya Adora sambil melirik Daniel dan Laura.

"Kepo banget, dasar temen monyet biru, DORRA" ejek Daniel pada Adora yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Oi kudanil salto! Ini Adora bukan Dora tau!!, bang Daniel jelek dasar!" Adora membalas ejekan dari Daniel.

"Hilih dasar onta biru!"

"Tayi emas onta! Wlee"

"Dugong beranak!"

"Jigong bisulan!"

Daniel kehabisan bahan ejekan untuk Adora, entah ada apa dengan Adora bahan ejekannya sangat banyak.

Daniel berjalan mendekati Adora yang masih mengejeknya dari tadi. Tanpa basa-basi Daniel menoyor jidat Adora, lalu menyerahkan sebuah bagpaper kepada Adora.

"Adora kan udah dari Jerman, ngapain ngasih bang?" Adora menerima oleh-oleh dari Daniel dengan bingung, rasanya benda yang di pegang Adora saat ini lumayan berat, seberat handphone beserta kotaknya, mungkinkah Daniel peka terhadap Adora yang sedang menginginkan handphone karena handphone miliknya barusan dirusakkan oleh Akise.

"Makasih bang Daniel yang ganteng seganteng genteng, muah" Adora tersenyum kepada Daniel.

"Sa ae lu, cicak terbang" balas Daniel dengan wajah datar. Meskipun begitu, Daniel senang saat Adora menerima oleh-olehnya, bagaimana tidak, Daniel sudah menyiapkan ular mainan di dalam kotak kado berisi handphone tersebut, Daniel tidak sabar melihat ekspresi Adora nanti.

🎀💕🎀

Tbc....

Jangan hanya baca ya, vote ugha

Salam dari Neul

Juli,29,2018

Be my hero!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang