(New 3) Markhyuck

3.4K 260 28
                                    

Gue jadi ragu buat lanjutin cerita ini.. Readersnya dikit amat...
Mohon dukungannya yaa.. Minimal di vote aja udah... Yang ada comment dan sarannya saya terima dan bakalan dipertimbangkan, biar ceritanya makin seru..
Love you readers..
.
.
.
..
.
.

"Hmm.. Udah aku maafin. Kalau gitu aku pulang dulu kak. Makasih tumpangannya." Haechan hendak membuka pintu mobil itu, namun ditahan oleh suara Mark.

"Tunggu.. Masih ada yang mau gue bilang." ujar Mark.

"Bantu gue..." ujar Mark setelah melepas genggaman tangannya.

"Bantu apa?" tanya Haechan bingung.

"Bantu gue buat lepasin Jaemin." Mark menundukkan wajahnya, ia merasa bersalah pada Haechan, seolah-olah saat ini ia meminta Haechan untuk jadi pelampiasannya saja.

"Gue udah nyerah sama Jaemin. Gue udah muak ngejar-ngejar dia, tapi gak pernah ada hasilnya." ucap Mark lagi, kini ia memberanikan menatap ke mata Haechan yang mulai bergelinang air mata.

'Kenapa rasanya sakit banget.. Padahal ini juga kesempatan bagus buat gue...' batin Haechan. Dia masih belum berniat untuk membalas ucapan Mark tadi, pikirannya kacau, antar mau membantu Mark atau pergi dari kehidupan Mark, karna disini bukan hanya Mark yang merasa lelah, tapi dia juga, lelah harus menahan perih yang ada dihatinya setiap kali Mark didekatnya.

"Maaf, aku... sepertinya aku tidak bisa." balas Haechan akhirnya, ia hanya takut, disaat perasaannya makin dalam, Mark malah pergi meninggalkannya nanti.

"Ku mohon.. Bantu aku.." hilang sudah image cool Mark dimata Haechan.

"Kenapa harus aku?" tanya Haechan.

"Karna kau menyukaiku. Ya kan?"

'Mampus... Kok... Kok kak Mark tau? Mau diletak kemana ini muka... tamat sudah riwayat ku.. Bisakah aku pergi sekarang?' batin Haechan berteriak, matanya membola, menatap Mark tak percaya. Dari mana senior sok cool yang sayangnya tampan ini tau perasaannya, siapa yang mengatakannya, kenapa orang yang mengatakannya begitu tega pada Haechan.

"Chan? Are you oke?" tanya Mark melambai-lambaikan tangannya didepan wajah melongo Haechan.

" Ak.. Aku tidak menyukaimu. Siapa yang berani-berani menyebarkan gosip tidak berguna seperti itu." Haechan tentu mencoba untuk menolak kenyataan itu, berhubung dia seorang yeoja, hancur sudah harga dirinya jika semua orang tau kalau dia yang menyukai Mark lebih dulu.

"Eiii... Aku hanya bercanda. Tapi apa itu benar? Sepertinya reaksimu berlebihan sekali." - Mark

'Sial...' - Haechan.

"Tentu saja tidak, bodoh." Haechan marah pemirsa.

"Apa? Kau bilang aku bodoh?" Mark gak terima dibilang bodoh dong.

"Sudahlah. Aku mau pulang. Terima kasih sekali lagi." Haechan buru-buru membuka pintu mobil mewah Mark.

"Hei, kau belum jawab pertanyaanku. Kau mau kan?" teriak Mark saat Haechan mulai berlari menuju rumah mewahnya.

Haechan tidak menoleh sama sekali. Ia hanya takut akan kecewa kembali, ia takut hatinya akan tersakiti kembali. Sebisa mungkin ia akan menghindari Mark mulai saat ini.

Update IG [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang