"Taehyung?"
Hanya terdengar lenguhan lirih dari si pemilik nama. Lebih memilih kembali menggulung tubuhnya dengan selimut tebal yang terasa hangat. Hening beberapa saat, gadis itu nampaknya sudah kembali terlelap dengan lebih tenang.
"Hoi, Kim Taehyung?!"
Panggilan kedua. Dan kernyitan di dahi gadis itu sontak timbul bersamaan dengan alis tebalnya yang menukik samar. Merasa terusik dan kesal karna tidurnya di ganggu—Taehyung berakhir menggumam sebal dengan membalikkan posisi tidurnya menghadap jendela besar yang masih tertutup gorden.
"Ya! Kim! Bangun, sudah pagi!"
Taehyung—gadis dengan rambut blonde yang nampak masih berantakan itu tersentak kaget ketika mendengar suara teriakan cukup kencang. Terduduk dengan mata mengerjap lucu dan alis tebal yang masih juga menukik tajam.
Taehyung mendengus, menendangi selimutnya dengan sebal lantas memicing tajam menatap segala arah di kamar sunyinya. Ya—sunyi.
"Kau benar-benar sudah bosan hidup ya? Sudah ku suruh berapa kali untuk pergi, dasar bedebah?!"
Tidak ada jawaban hingga beberapa saat. Taehyung mendengus malas. Beringsut kembali membaringkan tubuhnya dan berbalik menghadap jendela. Tepat saat itu—
"YAAK!!"
Taehyung tersentak kaget lagi, tepat di depan wajahnya muncul seorang gadis dengan wajah pucat dan senyum lebar serta gigi taring yang menyembul tajam. Matanya hitam pekat dengan bagian putih yang lebih luas. Menumpukan siku di atas ranjang Taehyung dan menatap gadis itu lekat-lekat.
"Kau—muncul dengan normal bisa tidak?! Issshhh!!" Taehyung kesal. Paginya tidak pernah berjalan sesuai harapan. Makhluq yang sama dengan kemarin pagi, dan pagi-pagi yang sebelumnya.
"Kalau aku bisa muncul dengan normal pasti sudah ku lakukan. Berhubung memang cara kerja tubuhku begini ya, mau bagaimana lagi. Omong-omong—bukannya aku bosan hidup. Tapi aku memang sudah tidak hidup, Taehyung."
Gadis itu memutar matanya jengah. Kembali menatap wajah pucat yang masih menghadap dirinya. Dengan senyum lebar dan gigi taring yang—oh sudahlah.
"Dengar ya, hantu nomor 2—"
"—aku nomor dua? Yang pertama siapa?"
"Apa sekarang itu terdengar penting?! Yang jelas, enyah sana. Aku sudah bosan melihatmu setiap pagi. Jadi cari saja tempat lain, jangan rumahku!"
Sosok yang Taehyung sebut 'hantu nomor 2' itu, menghela nafas panjang. "Tidak mau. Aku kan hanya ingin kamu, Taehyung."
Taehyung menatap datar. "Menggelikan."
"Jadi—masih tidak mau ikut denganku?"
Gadis itu mendengus—untuk kesekian kalinya pagi ini. Memilih bersandar pada kepala ranjang karna tahu bahwa berusaha tidur juga percuma. Si nomor 2 ini tidak akan membiarkannya tidur lagi. "Tidak terimakasih. Aku masih waras untuk tidak ikut dengan makhluq tidak jelas sepertimu."
"Aku jelas. Buktinya kau bisa melihatku. Karna aku jelas, jadi—ayo ikut denganku, ya?"
"Tidak. Sudah ku bilang tidak ya tidak."