Teaser 1

3.3K 157 13
                                    

“Hati-hati.” Bisik Kagura sambil mengendap-endap di belakang Nobume. Pakaian mereka kotor dan ada sisa darah kering di wajah dan lengan mereka. Entah darah mereka atau lawan dia sudah tidak mengenalinya lagi.

“Sepertinya kita bisa keluar, tidak ada cctv dan penjagaan. Temboknya juga tidak terlalu tinggi.” Ucap Nobume pelan.

Mereka mengendap hingga mendekati tembok, Kagura menyentuh perutnya. “Kau duluan.” Ucapnya, Nobume tidak tau jika dirinya sedang hamil. “Tolong pegangi aku saat turun. Aku tidak bisa loncat.” Lanjutnya.

“Apakah kau terluka?”

“Tidak. Tolong bantu saja jangan banyak tanya dulu. Kita harus kabur dan mencari bantuan.”

Saat Kagura diatas tembok, anjing menggonggong diikuti derap langkah banyak orang. Buru-buru Kagura turun denga bantuan Nobume di bawahnya.

“Damn! They are has been escape!!” teriak seseorang dibalik tembok dengan berbahasa inggris.

Di sisi tembok, Kagura mengajak Nobume untuk berlari secepat mereka bisa sambil terus memegangi perutnya. Kau harus kuat.

Dibalik tembok gedung itu merupakan hutan yang lumayan lebat, jadi banyak tempat yang bisa menjadi tempat sembunyi dari kejaran orang-orang barat itu. Suara tembakan dan derap kaki terdengar mulai jauh dari posisi mereka.

Kagura duduk bersandar di pohon sambil memegangi perutnya. Dia bersyukur mereka berhasil lolos dari aliansi gila itu.

“Lumayan juga.” Dengan nafas tersengal Kagura tertawa pelan. “Ini misi melarikan diri terlama kita. Rekor. Mereka pandai juga.” Lanjutnya geli.

Nobume ikut duduk dan tersenyum lebar. “Benar juga.” Ucapnya, lalu dia menyadari jika Kagura sering memegangi perutnya. “Apa kau sakit? Kau selalu memegang perutmu sejak diculik.”

“Aku hamil.” Jawab Kagura ringan.

“Apa?! Kau gila?! Bertarung dan lari seperti tadi dalam kondisi hamil? Oh tuhan.. apa yang harus aku lakukan?” Nobume tampak panik.

“Ssst. Berhenti panik. Aku hanya hamil bukan lumpuh, jangan berlebihan! Kita harus memikirkan cara bagaimana mendapatkan bantuan. Kita harus mencari tau dimana kita berada. Cari pangkalan radio atau desa terdekat.” Ucap Kagura santai sambil berdiri, dan melanjutkan jalan. Dibelakangnya, Nobume menatap dengan kalut.

Kagura memegang perutnya sambil mendesis, Nobume buru-buru mendekat dengan panik. “Kagura !!”

“Sst, pelankan suaramu. Musuh mungkin masih disekitar sini. Jangan sampai mati konyol.”

“Maaf. Aku hanya khawatir..”

“Terimakasih. Tapi aku tidak akan mati cepat. Sebelum aku bisa menghajar Sougo sampai mati. Aku tidak akan mati cepat.” Ujar Kagura berusaha menghibur, walaupun tidak terdengar candaan. Begitulah Kagura, dia memiliki humor yang buruk.

Nobume hanya mendesah geli. Antara khawatir dan geli. “Baiklah. Kau memang harus hidup sampai semua ini selesai. Kau harus jadi saksi pernikahanku dengan Kamui-nii.” Ucap Nobume.

“Memang kakakku sudah melamarmu?” mereka masih membelah hutan.

“Belum. Aku juga tidak tau dia menyukaiku atau tidak. Atau.. kupaksa dia menikahiku saja, Kagura?” tanya Nobume dengan tingkahnya seperti biasa. Heboh. Sambil menjauhkan akar-akar gantung dan pepohonan rimbun yang mereka lalui.

“Boleh juga. Aku akan membantumu menculik dan mengikatnya.”

She So Harsh! (Okikagu FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang